Senin, 27 Maret 2017

Bertakwalah Demi Anakmu

✏✏✏✏✏
*Bertakwalah Demi Anakmu*

Ketika rasa malas untuk melakukan ibadah menghampiri atau terbetik keinginan untuk bermaksiat, ingatlah anak-anakmu. 

Renungkanlah Firman Allah ta'ala :
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا
Dahulu ibu bapaknya adalah orang-orang shalih... (QS. Al Kahfi : 82).

Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas'ud, ketika beliau sholat malam sementara putra beliau yang masih kecil terlelap tidur, sembari memandangi putranya beliau lalu berkata :

من أجلك يا بني...
"Demi dirimu wahai anak ku.."

Lalu beliau sambil menangis membaca firman Allah ta'ala :
وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا
Dahulu ibu bapaknya adalah orang-orang shalih... 
(QS. Al Kahfi : 82).

Benar sekali, sesungguhnya ketakwaan orangtua sangat berpengaruh pada kesholihan anak-anaknya. Apabila orang tuanya sholih, hubungannya dengan Allah kuat, maka Allah akan menjaga anak-anaknya bahkan sampai cucu-cucunya. Seperti dalam kisah dalam surat al Kahfi, Allah menjaga simpanan harta kedua anak yatim itu dikarenakan kesalehan kakek mereka yang ketujuh.

➖➖➖

Allah 'Azza wajalla mengingatkan :

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisa : 9).

Sabtu, 18 Maret 2017

Keutamaan Ayat Kursi

4 KEUTAMAAN AYAT KURSI

Ayat kursi ini memiliki kedudukan yang sangat agung. Dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa ia merupakan ayat teragung yang terdapat dalam Al-Quran

Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar“

Di dalamnya terdapat pemaparan 3 macam tauhid: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid nama dan sifat Allah.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, “ayat kursi ini memiliki kedudukan yang sangat agung. Dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa ia merupakan ayat teragung yang terdapat dalam Al-Quran” (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim).

Banyak sekali keutamaan dari ayat kursi. Penulis akan memaparkan beberapa saja dari keutamaan dari ayat kursi. 

1. Ayat yang Paling Agung dalam Al-Quran

Sebagaimana yang ada pada pertanyaan yang diajukan oleh Rasulullah kepada Ubay bin Ka’ab, “Ayat mana yang paling agung dalam kitabullah?” Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dada Ubay kemudian berkata, “Wahai Abu Mundzir, semoga engkau berbahagia dengan ilmu yang engkau miliki.” (HR. Muslim).

Ayat Kursi dikategorikan sebagai ayat yang paling agung karena di dalamnya terdapat nama Allah yang paling agung, yaitu Al Hayyu dan Al Qayyum. Namun ulama berselisih pendapat manakah nama Allah yang paling agung.

2. Keagungannya Melebihi Langit dan Bumi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi (karena di dalam ayat tersebut telah mencakup Nama dan Sifat Allah)”

Sufyan ats-Tsauri berkata, “Sebab ayat kursi merupakan (salah satu) kalamullah (perkataan Allah), sedangkan kalamullah itu lebih agungdari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi” (HR. At-Tirmidzi)

3. Salah Satu Bacaan Dzikir Sebelum Tidur

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi” (HR. Al-Bukhari).

Jadikanlah ayat kursi sebagai dzikir rutin yang dibaca ketika hendak tidur. Selain itu, ayat kursi juga termasuk bacaan dzikir pagi dan petang.

4. Salah Satu Sebab Masuk Surga

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa-i, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Beberapa hadits di atas menunjukkan keutamaan Ayat Kursi. Apabila kita merutinkannya, maka kita akan mendapatkan keutamaan yang sangat banyak. Hendaknya setiap muslim bersemangat untuk hal yang bermanfaat bagi dirinya, terkhusus untuk akhiratnya. Ayat Kursi sendiri bukanlah ayat yang panjang dan sulit untuk dihapal. Semoga Allah mudahkan kita untuk mengamalkannya. Wallahul Muwaffiq.

***

Referensi: Terjemahan tafsir ayat kursikarya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

Penulis: Wiwit Hardi P.

Artikel Muslim.Or.Id

Keutamaan Dzikir

51 KEUTAMAAN DZIKR


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Berikut adalah keutamaan-keutamaan dzikir yang disarikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Moga bisa menjadi penyemangat bagi kita untuk menjaga lisan ini untuk terus berdzikir, mengingat Allah daripada melakukan hal yang tiada guna.
(1) mengusir setan.
(2) mendatangkan ridho Ar Rahman.
(3) menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
(4) hati menjadi gembira dan lapang.
(5) menguatkan hati dan badan.
(6) menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.
(7) mendatangkan rizki.
(8) orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
(9) mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.
(10) mendekatkan diri pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.
(11) mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.
(12) seseorang akan semakin dekat  pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Alalh ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh dari-Nya.
(13) semakin bertambah ma’rifah (mengenal Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.
(14) mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir, akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.
(15) meraih apa yang Allah sebut dalam ayat,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
“Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152). Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
(16) hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,
الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟
“Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”
(17) hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.
(18) dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan karena lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dzikir, taubat dan istighfar.
(19) menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.
(20) menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan dzikir pada Allah.
(21) ketika seorang hamba rajin mengingat Allah, maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.
(22) jika seseorang mengenal Allah dalam  keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.
(23) menyelematkan seseorang dari adzab neraka.
(24) dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.
(25) dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
(26) majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.
(27) orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
(28) akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.
(29) karena tangisan orang yang berdzikir, maka Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.
(30) sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.
(31) dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.
(32) dzikir adalah tanaman surga.
(33) pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir, tidak diberikan pada amalan lainnya.
(34) senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19)
(35) dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.
(36) dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan baginya kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.
(37) dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.
(38) orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)
وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 249)
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah: 40)
(39) dzikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah, serta juga dapat menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah.
Sebagaimana terdapat dalam hadits,
مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ
“Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.”[1]
(40) dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,
« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »
“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”[2] Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur. Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152). Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.
(41) makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.
(42) hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin hatinya yang keras itu sembuh, maka berdzikirlah pada Allah.
Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan dzikir pada Allah.”
Karena hati  ketika semakin lalai, maka semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berdzikir pada Allah, lelehlah kekerasan hati tersebut sebagaimana timah itu meleleh dengan api. Maka kerasnya hati akan meleleh semisal itu, yaitu dengan dzikir pada Allah ‘azza wa jalla.
(43) dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati. Obat hati yang sakit adalah dengan berdzikir pada Allah.
Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”
(44) tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Dzikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.


45) dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan malaikatnya bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapat shalawat (pujian) Allah dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Allah Ta’alaberfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab: 41-43)
(46) dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Karena Allah-lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dia-lah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berdzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeda halnya dengan orang yang lalai dari dzikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.
(47) dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar. Dzikir pada Allah benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.
(48) dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan selalu diraih. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.
(49) dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa melakukan hal yang menakjubkan. Itulah karena disertai dengan dzikir. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya, dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berdzikir.
(50) orang yang senantiasa berdzikir ketika berada di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, gunung dan tanah, akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala,
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah: 1-5)
(51) jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia, dan mencela manusia. Karena lisan sama sekali tidak bisa diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berdzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tadi. Ingatlah bahwa jiwa jika tidak tersibukkan dengan kebenaran, maka pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia.[3]
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
 
Riyadh-KSA, 14 Rabi’uts Tsani 1432 H (20/03/2011)
www.rumaysho.com

Cemburunya Allah


# Tahukah, bahwa Allah pun cemburu? #

Mungkin rasa cemburu yang familiar di hati kita adalah rasa cemburu dalam cinta dua insan ketika ada pihak lain yang ingin menarik perhatian orang yang dicintainya. Rasa cemburu pada hakikatnya juga merupakan fitrah manusia. Akan tetapi janganlah kita memaknai cemburu semacam ini berlaku pada dzat-Nya. Karena Allah adalah Sang Pencipta. Makhluk-Nya tak pantas disejajarkan dengan semua keagungan dan kebesaran Allah azza wa jalla.

Pernahkah berfikir seperti apa cemburu yang dimiliki oleh Sang Pencipta ?
Dalam objek seperti apa Allah merasa cemburu padamu ?
Marilah simak hadits berikut ini..

إِنَّ اللَّهَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللَّهِ أَنْ يَأْتِيَ المُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ اللَّهُ

“Sesungguhnya Allah merasa cemburu. Dan seorang mukmin pun merasa cemburu. Adapun kecemburuan Allah itu akan bangkit tatkala seorang mukmin melakukan sesuatu yang Allah haramkan atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kecemburuan  Allah atas setiap dosa yang dilakukan oleh hamba-Nya.  Kecemburuan ketika makhluk Nya melanggar batasan yang telah ditetapkan.

أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ

Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Patutlah kita merenungkan bahwa setiap apa yang terlarang dan diharamkan di atas bumi ini adalah untuk kebaikan manusia. Meskipun tak semua larangan dapat dimaknai dengan akal dan pikiran kita yang terbatas ini. Dosa-dosa itu memiliki efek yang besar dan fatalannya bisa membawa seseorang pada kefuturan jika terlalu sering menerjang perkara yang diharamkan.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “(efek negatif dosa) yang paling berbahaya (paling mengkhawatirkan) bagi seorang hamba adalah dosa dan kemaksiatan bisa melemahkan keinginan hati sehingga keinginannya untuk melakukan perbuatan maksiat semakin kuat. Dosa melemahkan keinginan hati untuk bertaubat sedikit demi sedikit sampai akhirnya semua keinginan untuk taubat tercabut dari hati (tanpa meninggalkan sisa sedikit pun). (Padahal) seandainya separuh dari hati seseorang itu sudah mati, maka itu sudah susah untuk bertaubat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala (Ibnu Qayim Al-Jauziyah, Adda’ wa Dawa’, (Dar Ibnu Jauzi,1427) hlm. 91)

Dosa dan kemaksiatan itu jika menjadi suatu kebiasaan akan membuat seseorang sulit bertaubat. Semakin tertutup hati seorang hamba maka akan semakin sulit untuk kembali dan bertaubat kepada Allah. Hendaknya setiap insan menyadari mengapa Allah demikian cemburu pada perbuatan dosa yang dilakukan hamba-Nya. Karena dosa-dosa tersebut membuat kita akan jauh dari Allah.

Saudariku jauhilah setiap perkara yang diharamkan Allah, karena dengannya Allah akan cemburu padamu. Takutlah kita terhadap adzab dan murka Allah yang bisa saja menimpamu sewaktu-waktu. Terlebih lagi takutlah pada kekalnya adzab neraka Jahannam.

Jangan lupakan doa ini dalam permohonan kita kepada-Nya,

    اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَأَنْ تَغْفِرَ لِى وَتَرْحَمَنِى وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةَ قَوْمٍ فَتَوَفَّنِى غَيْرَ مَفْتُونٍ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ

    Allahumma inni as-aluka fi’lal khoiroot wa tarkal munkaroot wa hubbal masaakiin, wa an taghfirolii wa tarhamanii, wa idza arodta fitnata qowmin fatawaffanii ghoiro maftuunin. As-aluka hubbak wa hubba maa yuhibbuk wa hubba ‘amalan yuqorribu ilaa hubbik

    (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin, ampunilah (dosa-dosa)ku, rahmatilah saya, jika Engkau menginginkan untuk menguji suatu kaum maka wafatkanlah saya dalam keadaan tidak terfitnah. Saya memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu)”. (HR. Tirmidzi)

Wallahu ‘alam

Penyusun: Arviani Ardillah
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel WanitaSalihah.Com
___

Kurikulum Pendidikan Anak

📑🌷
PERHATIAN 'ULAMA TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK-ANAK DI SEKOLAHNYA

🏫 Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh salah seorang putri dari asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah ketika ada sebuah kesalahan aqidah dalam kurikulum sekolah dan peran beliau dalam mengubah buku-buku tersebut setelah beliau mengirim surat kepada pihak yang berwenang.

وتذكر إحدى بناته أنه مرةً دخل على ابنته في المرحلة الثانوية.

Salah seorang putri beliau menyebutkan bahwa suatu kali beliau masuk menemui putri beliau yang duduk di bangku tsanawiyyah (di Arab Saudi setingkat SMA di Indonesia -pent) 

Lalu beliau (Syaikh bin baz) berkata;

ما عندكِ فائدة أو كتاب تقرئين علي؟

"Faedah apa atau buku apa yang bisa engkau bacakan kepadaku?"

فكان في يدها كتاب الفيزياء فقرأت عليه مقدمة الكتاب وكان فيها ; الشمس منها حياتنا، ولولا الشمس ما نبت الزرع ولم يهطل المطر

📔 _Ketika itu putrinya tersebut sedang memegang buku fisika, maka dia membacakan kepada beliau isi muqaddimah buku tersebut dan di dalamnya disebutkan, "Matahari darinyalah kehidupan kita, kalau bukan karena matahari niscaya tanaman tidak akan tumbuh dan hujan tidak akan turun."_

فسألها إن كان هذا مكتوب فعلاً؟ 

Maka beliau bertanya kepada putrinya tersebut apakah benar-benar tertulis demikian?

Lalu beliau menyuruhnya agar mengambil kertas, kemudian beliau mengatakan kepadanya, tulislah;

إن الشمس خلقها الله وسخرها للعباد والبلاد، وهي من مخلوقات الله، ولا يجوز أن ننسب إلى الشمس ولا إلى غيرها إنبات الزرع وإنزال المطر، وهذا شرك.

Matahari diciptakan oleh Allah dan Dia menundukkannya untuk hamba-hamba-Nya dan negeri-negeri, dia termasuk makhluk ciptaan Allah, dan tidak boleh bagi kita untuk menyandarkan penumbuhan tanaman dan penurunan hujan kepada matahari ataupun kepada makhluk yang lainnya. Ucapan semacam ini merupakan kesyirikan."

Dan beliau menyebutkan ayat:

ﻭَﺳَﺨَّﺮَ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞَ ﻭَﺍﻟﻨَّﻬَﺎﺭَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ۖ ﻭَﺍﻟﻨُّﺠُﻮﻡُ ﻣُﺴَﺨَّﺮَﺍﺕٌ ﺑِﺄَﻣْﺮِﻩِ ۗ ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻟَﺂﻳَﺎﺕٍ ﻟِﻘَﻮْﻡٍ ﻳَﻌْﻘِﻠُﻮﻥَ.

_"Dan Dia (Allah) telah menundukkan siang dan malam, matahari dan bulan untuk kalian, dan bintang-bintang ditundukkan dengan perintah-Nya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berfikir."_ (QS. An-Nahl: 12)

ثم نبه رئيس مدارس البنات آنذاك بوجوب العناية عند ترجمة المناهج، واختيار نخبة من العلماء لمراجعتها وتنقيحها.

Kemudian beliau mengingatkan kepala sekolah anak-anak perempuan ketika itu tentang wajibnya memperhatikan penyusunan kurikulum dan memilih beberapa ulama untuk mengoreksi dan memeriksanya.

ثم أخذ الورقة وأرسلها، وبعد فترة غُيِّرت الكتب في المدارس مزودة بمقدمة العلامة الشيخ، رحمه الله.

📃 Lalu beliau mengambil kertas tersebut dan mengirimnya. Beberapa waktu kemudian buku-buku pelajaran di sekolah tersebut telah diubah dan ditambahkan kata pengantar dari beliau rahimahullah.

📚 Sumber: http://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=18513 || https://telegram.me/fawaz_almadkali

» Dikutip dari: t.me/forumsalafy

● ● ● ● ● ●
📝🎨📡 Majmu’ah Tarbiyatul Aulad
📟 Join Telegram: https://tlgrm.me/TarbiyatulAulad

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

Jumat, 17 Maret 2017

Meraih Keutamaan Hari Jumat

✏️📌 *MERAIH KEUTAMAAN AMALAN DI HARI JUMAT* 

Oleh:  Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Hari Jumat merupakan hari yang agung dan memiliki banyak keistimewaan, diantaranya: 

1. Hari Jumat merupakan hari raya pekanan umat Islam.

2. Pada hari Jumat Allah ciptakan Nabi Adam ‘alaihis-salaam.

3. Pada hari Jumat, Nabi Adam ‘alaihis-salaam dimasukkan oleh Allah ke dalam surga. Dan pada hari Jumat pula Nabi Adam ‘alaihis-salaam dikeluarkan dari surga. 

4. Pada hari Jumat Kiamat akan terjadi.

5. Hari Jumat merupakan hari penghapusan dosa-dosa bagi setiap muslim yang bertakwa kepada Allah.

6. Di penghujung hari Jumat, yaitu sesudah sholat Ashar hingga menjelang Maghrib terdapat waktu mustajabah untuk berdoa. Barangsiapa berdoa kepada Allah di waktu tersebut, niscaya Allah akan mengabulkan doanya.

●» Di hari Jumat yang agung ini Allah mensyari’atkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mengisi hari Jumat dengan amalan-amalan yang mulia dan memiliki keutamaan. 

1. KEUTAMAAN MEMBACA SURAT AL-KAHFI PADA MALAM DAN HARI JUMAT.

» KLIK: https://abufawaz.wordpress.com/2011/12/09/hadits-hadits-shohih-tentang-keutamaan-surat-al-kahfi-الأحاديث-الصحيحة-في-فضل-سور/

2. KEUTAMAAN SHOLAWAT DAN CARA MEMBACANYA YANG BENAR SESUAI TUNTUNAN NABI shallallahu alaihi wasallam.

» KLIK: https://abufawaz.wordpress.com/2012/10/12/keagungan-membaca-sholawat-kepada-nabi-muhammad-berdasarkan-hadits-hadits-shohih/

3. KEUTAMAAN ORANG MUSLIM YANG MENINGGAL DUNIA PADA HARI ATAU MALAM JUMAT.

 » KLIK: https://abufawaz.wordpress.com/2013/04/27/keutamaan-orang-muslim-yang-meninggal-dunia-pada-hari-atau-malam-jumat/

4. HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN POTONG KUKU PADA HARI JUMAT

 » KLIK: https://abufawaz.wordpress.com/2012/11/30/hadits-palsu-tentang-keutamaan-memotong-kuku-pada-hari-jumat-dan-hari-hari-lain/

5. HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN ZIARAH KUBUR ORTU PADA HARI JUMAT

» KLIK: https://abufawaz.wordpress.com/2012/01/19/hadits-hadits-palsu-tentang-keutamaan-menziarahi-kuburan-orang-tua-dan-kerabat-pada-hari-jumat/

6. ANCAMAN KERAS BAGI LELAKI MUSLIM YANG MENINGGALKAN SHOLAT JUMAT TANPA ALASAN SYAR’I

» KLIK: https://abufawaz.wordpress.com/2014/03/28/ancaman-keras-bagi-yang-meninggalkan-sholat-jumat/

★ Silakan Link-link artikel ilmiyah tsb dishare kpd kaum muslimin. Smg menjadi ilmu yg bermanfaat dan amal sholih yg mengalirkan pahala kpd kita hingga hari Kiamat. آمِيْنَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْن

#Grup MAJLIS HADITS
WA/LINE: 082225243444
َ
#Blog Dakwah Sunnah (Pondok Pesantren Islam Al Ittiba Klaten Jawa Tengah) KLIK:
🌎https://abufawaz.wordpress.com/2015/08/13/meraih-keutamaan-amalan-di-hari-jumat/

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/D9ZvLliAwmOCisVfB1fVGG

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Ikhlas Dalam Beribadah

📋 *PENTINGNYA IKHLAS DALAM BERIBADAH, PERUSAKNYA ADALAH RIYA ’ DAN SUM’AH*

Ikhlas adalah memurnikan niat ibadah semata-mata karena Allah ta’ala. Perusaknya adalah riya' atau sum'ah, yaitu memperlihatkan atau memperdengarkan ibadahnya kepada orang lain untuk mendapatkan pujian.

✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إنَّمَا الأعْمَالُ بَالْنيَاتِ، وَإنَّمَا لِكل امرئ مَا نَوَى، فمَنْ كَانَتْ هِجْرَتهُ إلَى اللّه وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتهُ إلَى اللّه وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرتُهُ لِدُنيا يُصيبُهَا، أو امْرَأة يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُه إلَى مَا هَاجَرَ إليهِ

“Sesungguhnya amalan-amalan manusia tergantung niat, dan setiap orang mendapatkan balasan sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, ia mendapatkan pahala hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia raih atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu]

✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا : وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ : الرِّيَاءُ ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ : اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاؤُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

“Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya: Apa syirik kecil itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: (Syirik kecil itu) riya’, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat kepada mereka (orang-orang yang riya’ dalam beramal), yaitu ketika amal-amal manusia telah dibalas, (maka Allah berkata kepada mereka): Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kalian perlihatkan (riya’) amalan-amalan kalian ketika di dunia, maka lihatlah apakah kalian akan mendapatkan balasan (kebaikan) dari mereka?!” [HR. Ahmad dari Mahmud bin Labid radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 951]

📋 *RACUN DUNIA PERUSAK KEIKHLASAN*

✅ Allah ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [Hud: 15-16]

✅ Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menyebutkan ayat ini dalam Kitab At-Tauhid pada bab, *“Termasuk Syirik, Keinginan Seseorang Untuk Meraih Dunia dengan Amalnya.”*

✅ Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

أمثلة تبين كيفية إرادة الإنسان بعمله الدنيا:
1- أن يريد المال; كمن أذن ليأخذ راتب المؤذن، أو حج ليأخذ المال.
2- أن يريد المرتبة; كمن تعلم في كلية ليأخذ الشهادة؛ فترتفع مرتبته.
3- أن يريد دفع الأذى والأمراض والآفات عنه: كمن تعبد لله كي يجزيه الله بهذا في الدنيا، بمحبة الخلق له، ودفع السوء عنه، وما أشبه ذلك.
4- أن يتعبد لله: يريد صرف وجوه الناس إليه بالمحبة والتقدير.
وهناك أمثلة كثيرة.

Contoh-contoh yang menerangkan bagaimana manusia menginginkan dunia dengan amalannya:

1. Menginginkan harta, seperti orang yang adzan untuk mengambil upah mu’adzin, atau naik haji untuk mendapatkan harta.

2. Menginginkan kedudukan, seperti orang yang belajar agama di fakultas untuk mendapatkan ijazah, sehingga meninggi kedudukannya.

3. Menginginkan untuk menolak keburukan, penyakit dan musibah, seperti orang yang beribadah kepada Allah agar Allah membalasnya di dunia ini saja, yaitu dijadikan makhluk cinta kepadanya, menolak kejelekan darinya, dan yang semisalnya.

4. Seorang yang beribadah kepada Allah karena ingin dipandang oleh orang dengan cinta dan penghormatan. Dan masih banyak contoh lain.” [Al-Qoulul Mufid, 2/137]

Ini semuanya tercela dan termasuk syirik jika ibadahnya semata-mata karena dunia. Sedangkan apabila niatnya karena Allah ta’ala (untuk meraih pahala dari-Nya), kemudian ia menyertakan niat untuk mendapatkan harta dunia, maka tidak mengapa insya Allah ta’ala, namun pahalanya tidak sempurna.

✅ Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

أن الإنسان إذا أراد بعمله الحسنيين- حسنى الدنيا، وحسنى الآخرة-; فلا شيء عليه لأن الله يقول: {وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ}، [الطلاق: من الآية2-3]، فرغبه في التقوى بذكر المخرج من كل ضيق والرزق من حيث لا يحتسب.
فإن قيل: من أراد بعمله الدنيا كيف يقال إنه مخلص، مع أنه أراد المال مثلا؟
أجيب: إنه أخلص العبادة ولم يرد بها الخلق إطلاقا، فلم يقصد مراءاة الناس ومدحهم، بل قصد أمرا ماديا; فإخلاصه ليس كاملا لأن فيه شركا، ولكن ليس كشرك الرياء يريد أن يمدح بالتقرب إلى الله، وهذا لم يرد مدح الناس بذلك، بل أراد شيئا دنيئا غيره.
ولا مانع أن يدعو الإنسان في صلاته، ويطلب أن يرزقه الله المال، ولكن لا يصلي من أجل هذا الشيء; فهذه مرتبة دنيئة.
أما طلب الخير في الدنيا بأسبابه الدنيوية; كالبيع، والشراء، والزراعة; فهذا لا شيء فيه، والأصل أن لا نجعل في العبادات نصيبا من الدنيا، وقد سبق البحث في حكم العبادة؛ إذا خالطها الرياء، في باب الرياء.

“Bahwa manusia, jika menginginkan dengan amalannya dua kebaikan, yaitu kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, maka tidak ada dosa atasnya, karena Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka.” (Ath-Tholaq: 2-3)

Maka dalam ayat ini, Allah ta’ala memotivasi untuk bertakwa dengan menyebutkan jalan keluar dari kesempitan dan rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sanga.

Jika dikatakan: Barangsiapa yang menginginkan dunia (dan akhirat) dengan amalannya, bagaimana bisa dikatakan bahwa dia orang yang ikhlas, padahal dia menginginkan harta –misalkan-?

Aku jawab: Sesungguhnya ia telah mengikhlaskan ibadah dan tidak menginginginkan (pujian) makhluk secara mutlak, maka ia tidak bermaksud untuk mempertontonkan amalannya kepada manusia dan meraih pujian mereka, tetapi ia bermaksud mendapatkan sesuatu yang sifatnya materi, maka keikhlasannya tidak sempurna, karena padanya ada percampuran (tidak murni), akan tetapi tidak sama dengan syirik seperti riya’, yang menginginkan agar dipuji ketika mendekatkan diri kepada Allah. Adapun yang ini, tidak menginginkan pujian manusia ketika beribadah, namun ia menginginkan sesuatu yang rendah selain itu.

Dan tidak mengapa seseorang berdoa dalam sholatnya, meminta rezeki dari Allah, akan tetapi janganlah ia sholat karena hal ini, karena ini tingkatan yang rendah.

Adapun mengejar kebaikan dunia dengan amalan-amalan dunia, seperti jual beli dan pertanian, maka ini tidak ada dosa padanya. Dan hukum asal, kita tidak boleh menjadikan dalam ibadah-ibadah itu bagian untuk dunia, dan telah lewat pembahasan hukum ibadah apabila tercampur riya pada Bab Riya.” [Al-Qoulul Mufid, 2/138]

Dari penjelasan di atas, maka hendaklah dibedakan antara beribadah karena riya (mempertontonkan ibadah kepada manusia agar mendapat pujian) dan beribadah karena menginginkan dunia. Adapun beribadah karena riya maka semua bentuknya tercela, bahkan bisa jadi syirik besar jika riyanya murni atau mendominasi, seperti riyanya kaum munafikin. Allah ta’ala berfirman,

وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاؤُونَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” [An-Nisa: 142]

Adapun sedikit riya’, yaitu beribadah dengan niat karena Allah ta’ala dan disertai riya’ maka ini termasuk syirik kecil dan dosa terbesar setelah syirik besar.

📋 *RINCIAN KESIMPULAN NIAT-NIAT DALAM IBADAH*

1. Beribadah dengan niat semata-mata karena Allah ta’ala, inilah yang dituntut, inilah tingkatan tertinggi.

2. Beribadah dengan niat karena Allah dan menyertakan niat untuk mendapatkan dunia seperti harta dan kedudukan, maka ini dibolehkan namun tingkatannya lebih rendah dibanding yang sebelumnya.

3. Beribadah dengan niat semata-mata karena dunia maka ini termasuk syirik besar.

4. Beribadah dengan niat semata-mata atau kebanyakan untuk dipertontonkan kepada manusia agar mendapatkan pujian (riya’), maka ini termasuk syirik besar.

5. Beribadah dengan niat karena Allah dan disertai dengan niat untuk dipertontonkan kepada manusia agar mendapatkan pujian (riya), maka ini termasuk syirik kecil.

💻 Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/761295890686562:0

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/D9ZvLliAwmOCisVfB1fVGG

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Doa zikir

#📌DoaZikir

✏️ *ARTI RAHIMAHULLAH, HAFIZHAHULLAH, GHAFARAHULLAH DLL* 

• Arti Rahimahullah
Teks arab:
رَحِمَهُ اللهُ
Arti: Semoga Allah merahmatinya.
Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk seorang Muslim yang telah wafat, dan semasa hidupnya yang bersangkutan dikenal memiliki jalan yang lurus.
Keterangan:
Ungkapan lain yang semakna:
Penggunaan istilah ini lebih tepat dibandingkan istilah “almarhum”. Almarhum (اَلْمَرْحُوْمُ) artinya “Yang dirahmati”; padahal belum tentu orang yang meninggal itu adalah orang yang lurus jalannya semasa hidup.
Rahimahullah adalah bentuk doa, jadi bukan seperti “almarhum” yang merupakan julukan/gelar, bahwa yang bersangkutan memang benar-benar sudah dirahmati.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan makna almarhum: yang dirahmati Allah, sebutan kepada orang Islam yang telah meninggal. Jika ditujukan untuk menyebutkan mendiang orang Islam, insyaallah istilah “almarhum” bisa digunakan. Namun jangan sampai diyakini, bahwa setiap orang Muslim yang meninggal pasti mendapat rahmat berupa nikmat kubur.

• Arti Hafizhahullah
Teks arab:
حَفِظَهُ اللهُ
Arti: Semoga Allah menjaganya.
Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk seorang Muslim yang masih hidup, dan jalan hidupnya lurus.
Keterangan:
Contoh:
Ditujukan untuk ulama atau ustadz yang masih hidup.
Ditujukan untuk orang tua kita yang masih hidup (dan beliau Muslim).
Ditujukan untuk orang yang memiliki andil dalam dakwah Islam, misalnya: panitia kajian.
Ungkapan lain yang semakna: Allahu yahfazhuhu (اللهُ يَحْفَظُهُ)

• Arti Ghafarahullah
Teks arab:
غَفَرَهُ اللهُ
Arti: Semoga Allah mengampuninya
Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk seorang Muslim yang telah meninggal dan semasa hidupnya dia melakukan dosa yang diketahui banyak orang.
Contoh:
Perampok, pencuri, atau orang yang dianggap berilmu dalam bidang agama, namun pernah menyebarkan ilmu yang fatal kesalahannya (misalnya: ulama yang semasa hidupnya pernah memfatwakan bahwa suatu hal halal padahal sudah jelas-jelas haram).
Ini berlaku baik yang bersangkutan sudah bertaubat sebelum meninggal atau pun tidak.
Ungkapan lain yang semakna:
Ghafarallahu lahu (غَفَرَ اللهُ لَهُ)
Allahu yaghfiruhu (اللهُ يَغْفِرُهُ)

• Arti La’anahullah
Teks arab:
لَعَنَهُ اللهُ
Arti: Semoga Allah melaknatnya.
Penggunaan: Biasanya ditujukan untuk orang yang masih hidup, melakukan keburukan atau kezaliman yang besar terhadap orang lain, belum juga bertaubat, dan cenderung merasa perbuatannya itu tidak salah.
Contoh: Penjajah
Ungkapan lain yang semakna: Allahu yal’anuhu (اللهُ يَلْعَنُهُ)

• Arti Waffaqahullah
Teks arab:
وَفَّقَهُ اللهُ
Arti: Semoga Allah memberinya petunjuk.
Penggunaan: Ditujukan bagi seorang Muslim yang masih hidup dan diharapkan agar Allah memberinya petunjuk dalam menjalani aktivitas kehidupannya.
Contoh:
Ditujukan kepada anak, agar ia bisa mengerjakan soal ujian dengan lancar.
Ditujukan oleh seorang istri kepada suaminya, agar urusan pekerjaan suaminya lancar.

• Arti Hadahullah
Teks arab:
هَدَاهُ اللهُ
Arti: Semoga Allah memberinya hidayah taufik.
Penggunaan: Ditujukan bagi orang yang masih hidup, baik dia Muslim atau bukan, namun berbuat kesalahan, dan diharapkan agar ia bertaubat serta kembali ke jalan yang lurus sebelum ia meninggal.
Contoh:
Tokoh-tokoh kesesatan yang masih hidup, seperti penganut paham liberal, sekuler, LGBT (Lesbian-Gay-Biseksual-Transgender).
Pelaku maksiat, seperti pemusik, fotomodel, dan model catwalk (peragawati).

• Arti Barakallahu fikum
Teks arab:
بَارَكَ اللهُ فيْكُمْ
Arti: Semoga Allah melimpahkan berkah kepada kalian.
Penggunaan: Diucapkan sebagai doa kepada sesama Muslim, agar yang bersangkutan dilimpahi berkah oleh Allah.
Ungkapan lain yang semakna: Allahu yubariku fikum (الله يبارك فيكم)

• Arti Jazakallahu khayran
Teks arab:
جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا
Arti: Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan.
Penggunaan: Diucapkan kepada sesama Muslim yang berbuat baik kepada kita.
Keterangan: Doa ini insya Allah lebih utama dibandingkan sekadar ucapan “terima kasih”, karena dalam ucapan “terima kasih” tidak terkandung doa.
Ungkapan lain yang semakna: Allahu yujzika khayran (الله يجزيك خيرا).

***

Penulis: Athirah Mustadjab Ummu Asiyah
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

[Wanitasalihah.com]

Baca artikel lengkap di: http://nasihatsahabat.com/arti-rahimahullah-hafizhahullah-ghafarahullah-dll/

══════

Mari sebarkan dakwah sunnah dan meraih pahala. Ayo di-share ke kerabat dan sahabat terdekat..!

www.nasihatsahabat.com

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/D9ZvLliAwmOCisVfB1fVGG

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Jadilah Seperti Sebuah Pintu

🚪 JADILAH SEPERTI SEBUAH PINTU 🚪

✅ Jadilah seperti sebuah pintu, niscaya kebaikan akan selalu melewatinya atau jadilah seperti sebuah jendela, hingga cahaya terang akan keluar darinya. Kalau tidak bisa, maka jadilah seperti sebuah dinding, yang mana setiap orang yang lelah, akan bersandar kepadanya!

‼️ Janganlah lupa... bawalah selalu kebaikan bersamamu, kemudian sebarkanlah dimana saja engkau berada, namun janganlah engkau menoleh kembali kepadanya, biarlah ia berlalu bersama waktu dan kelak Insya Allah di hari akhir, ia akan datang menjumpaimu kembali. Dan yang pasti... engkau akan bergembira menemuinya ...

عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال :" إن من الناس ناس مفاتيح للخيرمغاليق للشر، وإن من الناس ناس مفاتيح للشر مغاليق للخير فطوبى لمن جعل الله مفتاح الخيرعلى يديه وويل لمن جعل الله مفتاح الشر على يديه "

Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم telah bersabda :

🍂 Sesungguhnya ada diantara manusia (yang menjadi) pembuka pintu-pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan. Juga ada sebagian manusia (yang menjadi) pembuka pintu-pintu keburukan dan penutup pintu-pintu kebaikan, maka berbahagialah orang yang Allah jadikan ia sebagai pembuka pintu kebaikan dan celakalah orang yang Allah jadikan ia sebagai pembuka kunci pintu keburukan. 
[HR Ibnu Majah dan Ibnu Ashim]

✒ Ditulis oleh Ust. Abu Saad Rahimahullah

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/IQF0BwVL97j4LtcQpHZx01

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Rugi Di Akhirat


📎 TAHUKAH ENGKAU APA ITU AL-MUFLIS?

Saudaraku tahukah engkau apa itu Al-Muflis? 

Al Muflis adalah orang rugi dalam keadaan bangkrut di akhirat.. bisa jadi dia di dunia adalah orang yang memiliki banyak amalan-amalan shalih, tetapi tiada guna amalan itu baginya karena sebab ulahnya di dunia.. 

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. 
🔺 Ia pernah mencela saudaranya,
🔺 Menuduh tanpa bukti (memfitnah),
🔺 Memakan harta,
🔺 Menumpahkan darah orang,
🔺 Memukul orang lain (tanpa hak). 
Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah kebaikannya kepada orang-orang itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim 6522)


🔴 Oleh karenanya dalam riwayat lain Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَخِيْهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كاَنَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

“Siapa yang pernah berbuat kedzaliman terhadap saudaranya baik menyangkut kehormatan saudaranya atau perkara-perkara lainnya, maka hendaklah ia meminta kehalalan dari saudaranya tersebut pada hari ini (di dunia) sebelum tidak ada lagi dinar dan tidak pula dirham (untuk menebus kesalahan yang dilakukan, yakni pada hari kiamat). Bila ia memiliki amal shalih diambillah amal tersebut darinya sesuai kadar kedzalimannya (untuk diberikan kepada orang yang didzaliminya sebagai tebusan/pengganti kedzaliman yang pernah dilakukannya). Namun bila ia tidak memiliki kebaikan maka diambillah kejelekan orang yang pernah didzaliminya lalu dipikulkan kepadanya.” (HR. Bukhari 2449)

Subhanallah sunggu sangat merugi orang yang demikian ini.. Ruginya kenapa? Apa-apa yang ditabungnya selama di dunianya sirna karena sebab apa yang dilakukannya, lisannya, tangannya, dia hanya melampiaskan apa yang ingin dilampiaskan tanpa mampu mengendalikan bahwa ini berbahaya atau tidak terlebih bagi akhiratnya..
___________________________

✍ Penyusun | Abdullah bin Suyitno(عبدالله بن صيتن)

🌍 Web | shahihfiqih.com/artikel/tahukah-engkau-apa-itu-al-muflis/

🌐 Telegram : @shahihfiqih - bit.ly/1S3K8sW 
📱 Instagram : Instagram.com/ShahihFiqih 
📺 Twitter : twitter.com/shahihfiqih
💻 Facebook : facebook.com/shahihfiqih

Tajamnya Lisan Menghambat Nasehat

📎 TAJAMNYA LISAN MENGHAMBAT NASEHAT

Manusia yang paling buruk adalah manusia yang dijauhi manusia karena keburukannya. Manusia menjauh disebabkan keburukan akhlaknya, keburukan perilakunya, keburukan kata-katanya, LISANNYA TAJAM BAK SEMBILU sehingga manusia tidak mau dekat dengannya.

🔴 Jika demikian keadannya maka akibatnya sangat fatal...
Yaitu NASEHAT YANG DATANG SANGAT TERBATAS
“Boro-boro mau nyampaikan nasehat, ketemu saja malas. Kenapa? Buruk akhlaknya... Dia sudah tahu jika jumpa dengan si fulan/ si fulanah pasti saja ada hati yang tersakiti... Pasti ada kata-kata yang menyakiti hati... Maka manusiapun tidak mau dekat dengannya...


🔴 RUGINYA BAGAIMANA? saluran nasehatpun terhambat.
Bukankah kita menuju kesempurnaan itu dengan nasehat? Kita butuh nasehat orang lain. Para salaf terdahulu selalu meminta nasehat kepada teman-temannya. Padahal shahabat adalah orang yang dijamin masuk surga namun mereka tetap butuh nasehat bahkan nasehat dari orang yang lebih muda darinya. Ini menunjukkan ketinggian iman para shahabat yang sudah dijamin masuk surga namun masih takut. Jika kita yang dijamin masuk surga… nggak karuanlah jika kita sudah dijamin masuk surga!

Sepertinya iman kita tidak sanggup untuk menerima itu. Coba bayangkan jika kita dijamin masuk surga bagaimana tingkah laku kita besok? Nggak ngerti saya..

Begitu tingginya iman para shahabat... sudah dijamin masuk surga namun tetap butuh nasehat. Contohnya Umar bin Khattab yang minta nasehat dari Hudzaifah Ibnul Yaman ketika beliau bertanya ‘Wahai Hudzaifah apakah aku termasuk orang munafiq yang namanya disebut oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?’ Bayangkan saja Umar yang sudah dijamin masuk surga masih bertanya meminta nasehat! Oleh karena itu kita butuh nasehat karena dengan cara seperti itu kita meraih kesempurnaan.


🔴 Kita bukan orang yang lepas dari dosa… setiap anak Adam bersalah. Tiap hari kita berbuat salah dan kita perlu masukan dan nasehat dari orang lain.

Dalam Sebuah ayat Allah Ta’ala berfirman yang artinya: ‘berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang beriman.’ Kita butuh nasehat dari saudara-saudara kita. Kita butuh cermin untuk mengetahui kelebihan kita.

🔴 Apa jadinya seandainya saudara-saudara kita tidak mau memberi nasehat kepada kita..? Bahkan lari dari sisi kita menjauh dari kita... Tentunya nasehat yang kita harapkan pun semakin jauh...

🔴 AKIBATNYA APA?
Kita merasa selalu benar... Merasa sudah baik dan merasa sudah sempurna!” 

👤 Imam Al Bukhari dalam Adabul Mufrad menjelaskan: 
"Manusia terburuk adalah yang ditakuti keburukannya."

Lanjutan artikel --> shahihfiqih.com/tazkiyatun-nafz/tajamnya-lisan-menghambat-nasehat-teman/

________________________________

👤 Ustadz Abu Ihsan Al Atsary, M.A

🌏 shahihfiqih.com
🌐 Telegram : @shahihfiqih - bit.ly/1S3K8sW 
📱 Instagram : Instagram.com/ShahihFiqih 
📺 Twitter : twitter.com/shahihfiqih
💻 Facebook : facebook.com/shahihfiqih

Selasa, 14 Maret 2017

Hidayah Hanyalah Milik Allah

📌✏️ *Hidayah Hanyalah Milik Allah*

Hidayah Doa Memohon Hidayah Untuk Orang Lain Hidayah Allah Hidayah Taubat 

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah ta’ala, mungkin kita sering berfikir, sudah banyak sekali cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi. Akan tetapi, segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk merubahnya menjadi seseorang yang baik. Sebenarnya apa yang salah dengan upaya kita, bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?

Mengenai hal ini, perlu kita ketahui, hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah, bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah. Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).

Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, “Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya”.

Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin menerangkan, “Hidayah di sini maknanya adalah hidayah petunjuk dan taufik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mesti mengikuti hikmah-Nya.”

Nabi Yang Mulia Sendiri Tidak Dapat Memberi Hidayah Taufik

Turunnya ayat ini berkenaan dengan cintanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pamannya Abu Tholib. Akan tetapi, segala cara dan upaya yang dilakukan beliau untuk mengajak pamannya kepada kebenaran, tidak sampai membuat pamannya menggenggam Islam sampai ajal menjemputnya. Seorang rosul yang kita tahu kedudukannya di sisi Allah saja tidak mampu untuk memberi hidayah kepada pamannya, apalagi kita yang keimanannya sangat jauh dibandingkan beliau.

Tidakkah kita melihat perjuangan Nabi Allah Nuh di dalam menegakkan tauhid kepada umatnya? Waktu yang mencapai 950 tahun tidak dapat menjadikan umat nabi Nuh mendapatkan hidayah Allah, bahkan untuk keturunannya sendiri pun ia tidak dapat menyelamatkannya dari adzab, Allah berfirman yang artinya “Dan Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat yang jauh, ‘Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir’. Dia berkata, ‘Aku akan berlindung ke gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, ‘Hari ini tidak ada lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud:42-43)

Melihat anaknya yang tenggelam, Nabi Nuh berdoa (yang artinya),“Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil.” (QS. Hud: 45-46)

Contoh lainnya adalah apa yang dialami oleh Nabi Allah, Ibrohim. Berada ditengah-tengah orang-orang yang menyekutukan Allah, ia termasuk orang yang mendapat petunjuk. Allah dengan mudahnya memberikan hidayah kepada seseorang yang dikehendakinya, padahal tidak ada seorang pun yang mengajarkan dan menerangkan kebenaran kepadanya, Allah berfirman yang artinya “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan yang ada di langit dan di bumi, agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat bintang, lalu berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, ‘Aku tidak suka pada yang tenggelam’. Kemudian ketika dia melihat bulan terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘Sesungguhnya jika Rabbku tidak memberi petunjuk padaku, pasti aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku, ini lebih besar’. Tatkala matahari itu terbenam, dia pun berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan! Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya’.” (QS. Al-An’am: 75-79)

Dari hal ini, sangat jelaslah bagi kita, hidayah hanyalah milik Allah, dan Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendakinya. Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan, tidak ada seorang pun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Allah berfirman yang artinya “Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213) dan Allah berfirman yang artinya “Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.” (QS. Az-zumar:23).

Cara Menggapai Hidayah

Setelah mengetahui hal ini, lantas bagaimana upaya kita untuk mendapatkan hidayah? Bagaimana caranya membuat orang lain mendapatkan hidayah?

Di antara sebab-sebab seseorang mendapatkan hidayah adalah:

1. Bertauhid

Seseorang yang menginginkan hidayah Allah, maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah tidaklah memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik. Allah berfirman yang artinya “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-an’am:82).

2. Taubat kepada Allah

Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Allah memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya”.

3. Belajar Agama

Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya “Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya agama” (HR Bukhori)

4. Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang.

Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Allah berfirman yang artinya “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (An-nisa: 66-68).

5. Membaca Al-qur’an, memahaminya mentadaburinya dan mengamalkannya.

Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al-Isra:9)

6. Berpegang teguh kepada agama Allah

Allah berfirman yang artinya “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali-Imron:101).

7. Mengerjakan sholat.

Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah orang yang senantiasa menjaga sholatnya, Allah berfirman pada surat al-baqoroh yang artinya “Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”

Siapa mereka itu, dilanjutkan pada ayat setelahnya “yaitu mereka yang beriman kepada hal yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian rizki yang diberikan kepadanya” (QS. Al-baqoroh:3).

8. Berkumpul dengan orang-orang sholeh

Allah berfirman yang artinya “Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): “Marilah ikuti kami.” Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am:72).

Ibnu katsir menafsiri ayat ini, “Ayat ini adalah permisalan yang Allah berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru kepada hidayah Allah dan teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan, barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh, dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang jelek. “

Dengan mengetahui hal tersebut, marilah kita berupaya untuk mengerjakannya dan mengajak orang lain untuk melakukan sebab-sebab ini, semoga dengan jerih payah dan usaha kita dalam menjalankannya dan mendakwahkannya menjadi sebab kita mendapatkan hidayah Allah. Syaikh Abdullah Al-bukhori mengatakan dalam khutbah jum’atnya “Semakin seorang meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah, niscaya bertambah hidayah padanya. Seorang hamba akan senantiasa ditambah hidayahnya selama dia senantiasa menambah ketaqwaannya. Semakin dia bertaqwa, maka semakin bertambahlah hidayahnya, sebaliknya semakin ia mendapat hidayah/petunjuk, dia semakin menambah ketaqwaannya. Sehingga dia senantiasa ditambah hidayahnya selama ia menambah ketaqwaannya.”

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita, aamiin. Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.

Artikel www.remajaislam.com, disalin dari Buletin Dakwah At Tauhid

Penulis: Rian Permana



Sumber : https://remajaislam.com/103-hidayah-hanyalah-milik-allah.html

📝 Oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal حفظه الله تعالى

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/D9ZvLliAwmOCisVfB1fVGG

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Mendidik Anak

*Pentingnya Mendidik Anak*

Salah satu hikmah yang bisa kita petik tatkala merenungi pentingnya mendidik anak, yakni kisah Nabi Allah Nuh ‘alaihis salam. Dia mengatakan pada anaknya,

يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

_“Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”_ (QS. Hud : 42)

Namun Allah tidak menginginkan anak ini mendapat hidayah. Anak Nabi Nuh malah menjawab,

سَآَوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ

_“Aku akan mencari perlindungan ke gunung saja yang dapat melindungiku dari air bah.”_ (QS. Hud : 43)

Nabi Nuh berkata,

لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ

_“Tidak ada yang dapat melindungimu hari ini dari azab Allah, selain yang Allah rahmati.”_ (QS. Hud : 43)
.
Nuh pun berdoa lagi pada Allah karena kasihan pada anaknya,

رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ

_“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMU itulah yang benar dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”_ (QS. Hud : 45)
.
Allah tidak suka dengan perkataan Nuh tersebut,

يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

_“Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya dia telah berbuat yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya Aku memperingatkan padamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.”_ (QS. Hud : 46)

Lihatlah saudaraku dan perhatikanlah dengan baik-baik kisah Nuh ini. Beliau sudah berusaha keras agar anaknya mendapat hidayah, namun Allah berkehendak lain.

Oleh karena itu, janganlah kita lupa untuk selalu memohon pada Allah agar Allah selalu memberi keberkahan dan penyejuk mata pada anak dan keturunan kita, di samping usaha dan sebab yang kita lakukan.

 [al-Ustadz Muhammad Abduh Tausikal, M.Sc].

Credit: @ikhwan_kendari

*Usaha Dan Doa* 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ 

"Bersemangatlah atas perkara yang bermanfaat bagimu..

Dan mohonlah pertolongan pada Allah..

Serta jangan engkau melemah.."

[HR Muslim: 47]

Betapa kunci kesuksesan tertera dalam hadits di atas..

• Berusaha dan senantiasa semangat dalam perkara yang bermanfaat..

• Tidak lupa mengiringi dengan doa, memohon kemudahan dari Allah ta'ala..

• Bila pun belum berhasil, jangan melemah..

Evaluasi, perbaiki dan ulangi kembali..

@sahabatilmu

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/IQF0BwVL97j4LtcQpHZx01

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Keutamaan Sholat Sunnah

✏️ *KEUTAMAAN SHOLAT SUNNAH ROWATIB DAN HUKUM-HUKUMNYA* 

Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

Bismillah. Diriwayatkan dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, seorang istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Tidaklah seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah 12 (dua belas) raka’at karena Allah pada setiap harinya, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.”. (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata; “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah lagi meninggalkan shalat-shalat sunnah (rowatib) tersebut.” (HR. Muslim no. 728).   

(*) BEBERAPA PELAJARAN PENTING DAN FAEDAH ILMIYAH DARI HADITS INI:

1) Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan dan keagungan pahala shalat sunnah rawatib.

2) Keutamaan shalat sunnah rawatib bisa didapatkan oleh seorang muslim dan muslimah dengan menunaikan seluruh shalat tersebut atau sebagiannya saja.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ummu Habibah radhiyallahu anha di atas. Dan juga berdasarkan hadits-hadits shohih berikut ini:

(*) Dari Ummu Habibah radhiyallahu anha, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya): 

“Barangsiapa menjaga 4 raka’at sebelum sholat Zhuhur dan 4 rakaat setelahnya maka ia akan dijauhkan dari api neraka.” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh al-Albani rahimahullah).

(*) Dan diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda (yang artinya): 

“2 rakaat (sebelum) Subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).

3) Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu yang lima waktu.

4) Sholat sunnah Rowatib berjumlah 12 (dua belas) roka’at pada setiap harinya, yaitu:

4 raka’at sebelum shalat Zhuhur,
2 raka’at sesudah sholat Zhuhur,
2 raka’at sesudah sholat Maghrib,
2 raka’at sesudah sholat Isya’ dan
2 raka’at sebelum sholat Shubuh.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha.

CATATAN: Untuk 4 raka’at sebelum Zhuhur, maka yang sesuai sunnah (tuntunan Nabi) dan lebih utama ialah dikerjakan dengan cara 2 raka’at + 2 raka’at.

5) Wajibnya mengikhlaskan setiap amal ibadah karena mengharap pahala dan ridho Allah Ta’ala semata. Sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam di dalam hadits ini ” لِلَّهِ” (Karena Allah).

6) Keutamaan melaksanakan amal ibadah secara kontinyu meskipun hanya sedikit, sebagaimana yang dilakukan oleh Ummu Habibah radhiyallahu anha.

Dan di dalam hadits yang shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

(Ahabbul A’maali ilallahi Adwamuha wa in Qolla)

Artinya: “Amalan (ibadah) yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit.”. (HR. al-Bukhari no. 6099, dan Muslim no. 783).

7) Shalat sunnah dan ibadah-ibadah sunnah lainnya memiliki faedah dan keutamaan yang besar, yaitu dapat menutupi kekurangan yang ada pada shalat atau ibadah-ibadah yang hukumnya wajib.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda (yang artinya):

“Sesungguhnya (amalan) yang pertama kali dihitung dari seorang muslim pada hari kiamat adalah shalat wajib. Apabila nilai shalat wajibnya sempurna maka sempurna pula balasannya. Namun apabila tidak sempurna maka dikatakan: Lihatlah! Apakah orang ini memiliki perhitungan shalat sunnah? Apabila ia memiliki perhitungan shalat sunnah maka kekurangan pada shalat wajibnya akan disempurnakan oleh shalat sunnahnya.
Selanjutnya berlaku demikian pada seluruh amalan (ibadah) wajib lainnya.” (HR. Ibnu Majah, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan at-Tirmidzi. Hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh al-Albani rahimahullah).

Oleh karena itu, tidak sepantasnya bagi kita untuk meremehkan ibadah-ibadah sunnah setelah dapat menunaikan ibadah-ibadah yang wajib. Apalagi ibadah-ibadah wajib yang kita kerjakan masih sangat jauh dari nilai sempurna baik secara lahir maupun batin.

8) Mengerjakan shalat sunnah rawatib di dalam rumah itu lebih baik dan lebih utama daripada di masjid. Bahkan sekalipun dibandingkan dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Hal ini berdasarkan hadits Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Ij’aluu min sholaatikum fi Buyuutikum, wa Laa Taj’aluuha Qubuuron)

Artinya: “Jadikanlah sebagian dari sholat-sholat (sunnah) kalian di dalam rumah kalian, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan.” (HR. Imam Al-Bukhari dan Muslim).

Dan di dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Fasholluu Fi Buyuutikum ayyuhan-naasu Fa inna Afdhola ash-Sholaati Sholaatu al-mar’i Fi Baitihi illa al-Maktuubah)

Artinya: “maka hendaklah kalian menunaikan shalat di rumah-rumah kalian. Sesungguhnya sebaik-baik shalat seseorang adalah shalat di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. Imam al-Bukhari dan Muslim).

CATATAN: Sholat sunnah rowatib lebih utama dikerjakan di dalam rumah daripada di masjid jika tidak dikhawatirkan terlambat dari sholat berjamaah bersama imam. Adapun jika dikhawatirkan terlambat dalam sholat berjamaah (menjadi masbuq, tidak mendapatkan takbirotul imron bersama imam), maka yang lebih utama adalah melaksanakannya di masjid agar ia mendapatkan beberapa keutamaan, diantaranya:
a. Keutamaan sholat sunnah rowatib,

b. Keutamaan sholat fardhu berjama’ah, dan

c. Keutamaan sholat di shof pertama.

9) Apabila seseorang sedang menunaikan shalat sunnah rawatib kemudian terdengar kumandang iqamah sholat, maka hendaknya dia putuskan shalat sunnahnya tersebut. 

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasululullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

(Idzaa uqiimat ash-sholaatu Fa Laa Sholaata illa al-Maktuubah)

Artinya: “Apabila iqomah sholat telah dikumandangkan, maka tidak ada shalat (yang dikerjakan) kecuali shalat yang wajib.”. (Hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh Syaikh al-Albani rahimahullah di dalam kitab Irwa’ al-Gholil).

10) Bila seseorang dalam keadaan safar (bepergian jauh), maka tidak dianjurkan baginya untuk melakukan sholat sunnah rowatib.

Hal ini berdasarkan hadits shohih yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.
 
Adapun shalat sunnah rawatib 2 rakaat sebelum shalat Subuh, maka seorang musafir sangat dianjurkan untuk melaksanakannya. Hal ini berdasarkan hadits Shohih yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari rahimahullah dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.

» Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Diantara tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika safar yaitu mencukupkan dengan menunaikan shalat wajib saja. Tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau menunaikan shalat sunnah baik sebelum maupun sesudah shalat wajib. Dikecualikan dari hal ini adalah shalat witir dan shalat sunnah (rowatib) sebelum Subuh.” (Lihat kitab Zaadul Ma’ad dengan dinukil dari kitab al-Mulakhash al-Fiqhi karya syaikh Sholih bin Fauzan Al-Fauzan).

» Syaikh Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Tidak pernah diriwayatkan sebuah dalil tentang ditinggalkannya shalat sunnah sepanjang yang kami ketahui kecuali shalat sunnah rawatib Zhuhur, Maghrib, dan ‘Isya’.” (Lihat Shifat al-Hajj hal.13)

11)  Apabila seseorang telah selesai menunaikan shalat wajib, maka hendaknya ia tidak menunaikan shalat sunnah rawatib secara langsung tanpa diselingi dengan zikir setelah shalat wajib, atau pembicaraan tertentu atau beranjak ke tempat lain.
 
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh seorang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa beliau Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menunaikan shalat Ashar. Lalu seseorang berdiri untuk menunaikan shalat (sunnah). Ternyata Umar bin Khoththob melihat orang tersebut dan berkata: “Duduklah! Sesungguhnya celakanya Ahlul Kitab itu karena tidak adanya sela di antara shalat mereka.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda (yang artinya): “(Umar) Ibnul Khaththab telah berbuat baik.” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah karya syaikh Al-Albani, no. 2549).
 
Demikian beberapa hukum sholat sunnah rowatib dan pelajaran penting serta faedah ilmiyah yang dapat kami sebutkan dari hadits ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah memberikan taufiq-Nya kepada kita semua untuk dapat melaksanakan setiap amal ibadah yang diridhoi dan dicintai-Nya dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Nabi-Nya hingga akhir hayat. Amiin.

#GRUP MAJLIS HADITS
WA/LINE: 082225243444

FB: Muhammad Wasitho
Halaman FB: Muhammad Wasitho Abu Fawaz

#Blog Dakwah Sunnah (Pondok Pesantren Islam Al Ittiba Klaten Jawa Tengah) KLIK:

Http://abufawaz.wordpress.com

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/IQF0BwVL97j4LtcQpHZx01

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Rahasia Kebahagiaan

🌹 MDAF Akhwat 🌺:
Bismillah....

*Rahasia Kebahagiaan*
(Wasiat Syekh Asy Syinqithi Kepada Anaknya)

Oleh : Ustadz Fachrudin Nu'man, Lc

🌷 وصية ﺍﻟﺸﻨﻘﻴﻄﻲ لابنه : 

🌹Wejangan Syekh Asy Syinqithi kepada anaknya 
 "عن السعادة"

🌿 *RAHASIA KEBAHAGIAAN* 🌾

ﻳﺎﻭﻟﺪﻱ... ﺭﺍﺟﻊ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ؛ ﻻﺗﻨﺴﻪ... ﺃﻣﺎﻣﻚ ﺣﻔﻞ ﺗﻜﺮﻳﻢ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ، ﻟﻴﺲ ﻛﺎﺣﺘﻔﺎﻻﺕ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ 

ﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﺨﻄﺊ ﻭﻗﺪ ﻗﻴﻞ ﻟﻚ: (ﺍﻗﺮﺃ ﻭﺍﺭﺗﻖ ﻭﺭﺗﻞ)

*"Wahai ananda, ulangi terus membaca Al-Qur'an, jangan sampai melupakannya, pada hari kiamat kelak akan ada acara penghargaan tidak sama dgn acara2 di dunia, oleh karena itu jangan sampai salah, padahal sudah disampaikan kepadamu "bacalah, naiklah dan tartilkanlah.."*

جالس العلماء بعقلك

*Duduklah bersama ulama dgn akalmu*

وجالس الامراء بعلمك

*Duduklah bersama pemimpin dgn ilmumu*

وجالس الاصدقاء بأدبك

*Duduklah bersama teman dgn etikamu*

وجالس أهل بيتك بعطفك 

*Duduklah bersama keluarga dgn kelembutanmu*

وجالس السفهاء بحلمك

*Duduklah bersama org bodoh dgn kemurahan hatimu*

وكن جليس ربك بذكرك

*Jadilah teman Allah dgn mengingatNYA*

وكن جليس نفسك بنصحك

*Dan jadilah teman bagi diri anda sendiri dgn nasihatmu*

لا تَحزنْ على طيبتك؛ فَإن لَم يُوجَد في الارض مَن يقدرها؛ ففي السَماء مَن يباركهَا...

*Tidak usah bersedih jika di dunia tidak ada yg menghargai kebaikanmu, karena di langit ada yg mengapresiasinya*

حياتنا كالورود فيها من الجمال ما يسعدنا وفيها من الشوك ما يؤلمنا. 

*Kehidupan kita ibarat mawar, disamping memiliki keindahan yg bikin kita bahagia, juga memiliki duri yg bikin kita tersakiti*

ما كان لك سيأتيك رغم ضعفك.!!

*Apa yg ditetapkan bagimu niscaya akan mendatangimu, meskipun kamu tdk ada daya*

وما ليس لك لن تناله بقوتك.!!

*Sebaliknya apa yg bukan milikmu, kamu tidak akan mampu meraihnya dgn kekuatanmu*

لا أحد يمتاز بصفة الكمال سوى اللہ. لذا كف عن نبش عيوب الآخرين.

*Tidak seorangpun yg memiliki sifat sempurna selain Allah, oleh karena itu berhentilah dari menggali aib orang lain*

الوعي في العقول وليس في الأعمار، فالأعمار مجرد عداد لأيامك، أما العقول فهي حصاد فهمك وقناعاتك في حياتك..

*Kesadaran itu pada akal, bukan pada usia, umur hanyalah bilangan harimu, sedangkan akal adalah hasil pemahaman dan kerelaanmu terhadap kehidupanmu*

كن لطيفاً بتحدثك مع الآخرين، فالكل يعاني من وجع الحياة وأنت ﻻتعلم.

*Berlemah lembutlah ketika bicara dgn orang lain, setiap org merasakan derita hidupnya masing2, sedangkan kamu tdk mengetahuinya*

كل شيء ينقص إذا قسمته على اثنين إلا

               "السعادة"

فإنها تزيد إذا تقاسمتها مع الآخرين.

*Semua hal akan berkurang jika dibagi-bagi, kecuali KEBAHAGIAAN, justru akan bertambah jika kamu bagi kepada yg lain"*

وصية الشنقيطي من اروع ما قد تقرأه اليوم

_*"Washiat Syekh Asy Syinqithi ini adalah bacaan yg paling indah yg kita baca hari ini"*_

Yaa Alloh, lembutkan hati kami untuk dapat menerima nasihat ini dan berilah kami taufiq dan kekuatan untuk dapat mengamalkanya. Aamiin.

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/IQF0BwVL97j4LtcQpHZx01

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴

Infaq

*Bismillaah* 

*Berikut beberapa Video tentang Infaq Persenan (VIP)* 

dijawab langsung oleh Ust Abdullah Roy, Lc MA 
Pengajar di Masjid Nabawi, Pintu 19, Setelah Maghrib, Kandidat Doktor di bidang aqidah

Pertanyaan seputar Infaq Persenan yang dilakukan oleh Imam dan warga Jamaah "Islam Jamaah"

Semoga mencerahkan, bisa menyelamatkan dari kedzholiman di dunia dan kebangkrutan di akhirat buat semua yang terlibat di dalam Islam Jamaah

1. Apakah boleh pemimpin sebuah jamaah mewajibkan atas jamaahnya membayar sepersepuluh dari pendapatannya?  
https://youtu.be/VZzeQ1D15WY

2. Mereka menamakan ini dengan infaq persenan atau infaq rutin, apakah ini dibenarkan? 
https://youtu.be/SVR4tmVyq9s

3. Baik, ustadz menyebutkan bahwa disana ada pajak yang sifatnya tidak disyari’atkan, bagaimana penjelasannya?
https://youtu.be/y5peBO4LJZ8

4. Mereka meyakini bahwa infaq ini merupakan bukti loyal dan ketaatan mereka kepada imam?
https://youtu.be/C8ZXMqMGrYM

5. Bolehkah berdalil dengan ayat-ayat tentang infaq fii sabiilillah atas disyari’atkannya infaq persenan” ini?
https://youtu.be/D31wBDJSIMc

6. Bagaimana dengan hadits seorang laki-laki yang memiliki kebun kemudian dia menginfakkan seeprtiga hasilnya, sepertiga untuk makan dia dan keluarganya, dan sepertiganya untuk mengurus kebunnya? 
https://youtu.be/94ILKIanxCs

7. Bagaimana dengan kaidah Tasharruful Imaam Manuuthun Bil Mashlahah تصرف الإمام منوط بالمصلحة ? Mereka menganggap infaq persenan adalah mashlahat bagi jamaah?
https://youtu.be/3PbjhMUW3vw

8. Apakah ada disana atsar dari para khulafa rasyidin tentang kehatian2an mereka terhadap harta rakyat? 
https://youtu.be/uElauOng0fo

9. Al Mawardi menyebutkan di dalam kitabnya “Al Ahkaam As Sulthaaniyyah” bahwa diantara tugas imam adalah mengambil fai dan shadaqah”, apakah ini bisa dijadikan dalil bahwa infaq persenan itu disyariatkan?
https://youtu.be/yTnXni1nJB8

10. Sebagian mereka atau bahkan sebagian besar mereka ketika membayar infaq persenan merasa  sudah tidak wajib membayar zakat ?
https://youtu.be/xAegXPH1URc

11. Apakah benar bahwa orang yang tidak membayar infaq persenan maka hartanya kotor, kalau dia makan hartanya diumpakan seperti orang yang makan ayam dan kotorannya?
https://youtu.be/17E1oHEtYL8

Madinah, 26 Rabi'ul Akhir, 24 Januari 2017

📢 *Republished By:*
🌐 📝📢📌AL-ILMU

🔊 [ 📖 ] BBG Al-Ilmu 

➡️📌Silakan Link Joint Channel Telegram AL-ILMU 
https://t.me/bbgalilmu

📬WhatsApp Group khusus *Ikhwan* 
https://chat.whatsapp.com/D9ZvLliAwmOCisVfB1fVGG

📱 Info Kajian Rutin, 
https://www.facebook.com/JadwalKajianSunnah/

💻 Website AL-Ilmu : http://bbg-alilmu.com
 
🌴🌹🌷🌻🌷🌹🌴