Minggu, 12 Juni 2016

Agungnya Pahala Puasa Karena Niat Yang Ikhlas


#Madrasah_Ramadhan:

๐Ÿ“š RUKUN-RUKUN PUASA

✅ Rukun Pertama: Niat

๐Ÿ“œ Beberapa Permasalahan Terkait Pembahasan Niat

➡ Pertama: Makna Niat

Makna niat secara bahasa adalah bermaksud (ุงู„ู‚ุตุฏ). Adapun secara istilah adalah,

ุงู„ุนุฒู… ุนู„ู‰ ูุนู„ ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ุชู‚ุฑุจุง ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

“Bertekad untuk melakukan ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.” [Taysirul ‘Allaam Syarhu ‘Umdatil Ahkam, 1/18]

➡ Kedua: Fungsi Niat

Niat memiliki dua fungsi:

1) Untuk membedakan tujuan ibadah, apakah karena Allah ataukah karena selain-Nya, maka ibadah yang diterima hanyalah ibadah yang ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana firman-Nya,

ูˆَู…َุง ุฃُู…ِุฑُูˆุง ุฅِู„ุงَّ ู„ِูŠَุนْุจُุฏُูˆุง ุงู„ู„ู‡ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠู†َ ุญُู†َูَุงุก

“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah saja dengan mengikhlaskan semua ibadah hanya kepada-Nya serta berpaling dari kesyirikan.” [Al-Bayyinah: 4]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ุฅู†َّู…َุง ุงู„ุฃุนْู…َุงู„ُ ุจَุงู„ْู†ูŠَุงุชِ، ูˆَุฅู†َّู…َุง ู„ِูƒู„ ุงู…ุฑุฆ ู…َุง ู†َูˆَู‰، ูู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชู‡ُ ุฅู„َู‰ ุงู„ู„ّู‡ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูَู‡ِุฌْุฑَุชู‡ُ ุฅู„َู‰ุงู„ู„ّู‡ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ، ูˆَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑุชُู‡ُ ู„ِุฏُู†ูŠุง ูŠُุตูŠุจُู‡َุง، ุฃูˆ ุงู…ْุฑَุฃุฉูŠَู†ْูƒِุญُู‡َุง ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ ุฅู„َู‰ ู…َุง ู‡َุงุฌَุฑَ ุฅู„ูŠู‡ِ

“Sesungguhnya amalan-amalan manusia tergantung niat, dan setiap orang mendapatkan balasan sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia mendapatkan pahala hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia raih, atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Umar Bin Khaththab radhiyallahu’anhu]

Perusak niat adalah riya’ dan sum’ah, yaitu beribadah karena ingin diperlihatkan atau diperdengarkan kepada orang lain agar mendapat pujian. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ุฅِู†َّ ุฃَุฎْูˆَูَ ู…َุง ุฃَุฎَุงูُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ُ ุงู„ุดِّุฑْูƒُ ุงู„ุฃَุตْุบَุฑُ ู‚َุงู„ُูˆุง : ูˆَู…َุง ุงู„ุดِّุฑْูƒُ ุงู„ุฃَุตْุบَุฑُ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„ู‡ِ ؟ ู‚َุงู„َ : ุงู„ุฑِّูŠَุงุกُ ، ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ู„َู‡ُู…ْ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ : ุฅِุฐَุง ุฌُุฒِูŠَ ุงู„ู†َّุงุณُุจِุฃَุนْู…َุงู„ِู‡ِู…ْ : ุงุฐْู‡َุจُูˆุง ุฅِู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชُุฑَุงุคُูˆู†َ ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูَุงู†ْุธُุฑُูˆุง ู‡َู„ْ ุชَุฌِุฏُูˆู†َ ุนِู†ْุฏَู‡ُู…ْ ุฌَุฒَุงุกً

“Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil. Para sahabat bertanya: Apa itu syirik kecil itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: (Syirik kecil itu) riya’; ketika amalan-amalan manusia telah dibalas pada hari kiamat, Allah ‘azza wa jalla berfirman: Pergilah kepada orang-orang yang dahulu kalian perlihatkan amalan-amalan kalian, maka lihatlah apakah kalian akan mendapatkan balasan dari mereka?!” [HR. Ahmad dari Mahmud bin Labid radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 951]

Dan niat yang ikhlas dalam berpuasa adalah sebab yang menjadikan ibadah puasa itu bernilai dan berpahala besar, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,

ูƒُู„ُّ ุนَู…َู„ِ ุงุจْู†ِ ุขุฏَู…َ ูŠُุถَุงุนَูُ ุงู„ْุญَุณَู†َุฉُ ุนَุดْุฑُ ุฃَู…ْุซَุงู„ِู‡َุง ุฅِู„َู‰ ุณَุจْุนِู…ِุงุฆَุฉِ ุถِุนْูٍ ู‚َุงู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ุตَّูˆْู…َ ูَุฅِู†َّู‡ُ ู„ِู‰ ูˆَุฃَู†َุง ุฃَุฌْุฒِู‰ ุจِู‡ِ ูŠَุฏَุนُ ุดَู‡ْูˆَุชَู‡ُ ูˆَุทَุนَุงู…َู‡ُ ู…ِู†ْ ุฃَุฌْู„ِู‰

“Setiap amalan anak Adam dilipatgandakan, satu kebaikan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali. Allah ‘azza wa jalla berfirman: Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya, karena ia telah meninggalkan syahwatnya dan makannya karena Aku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim, dan lafaz ini milik Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

2) Untuk membedakan jenis ibadah, yaitu membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya dan membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.

Contoh pertama, membedakan antara puasa wajib dan puasa wajib lainnya, karena puasa wajib itu ada tiga macam: Puasa Ramadhan, puasa kaffarohdan puasa nazar.

Demikian pula membedakan antara puasa wajib dan puasa sunnah, dan membedakan antara puasa sunnah dan puasa sunnah lainnya, karena puasa sunnah banyak macamnya.

Contoh kedua, membedakan antara puasa dan kebiasaan menahan lapar dan dahaga.

Maka apabila di bulan Ramadhan, hendaklah diniatkan berpuasa Ramadhan, andai seseorang berniat puasa kaffaroh atau nazar atau sunnah atau kebiasaan saja, maka tidak sah puasa Ramadhannya menurut pendapat yang paling kuat insya Allah.[1]

Demikian pula andai seseorang berpuasa tanpa berniat sama sekali maka tidak sah puasanya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,

ุฅู†َّู…َุง ุงู„ุฃุนْู…َุงู„ُ ุจَุงู„ْู†ูŠَุงุชِ، ูˆَุฅู†َّู…َุง ู„ِูƒู„ ุงู…ุฑุฆ ู…َุง ู†َูˆَู‰، ูู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑَุชู‡ُ ุฅู„َู‰ ุงู„ู„ّู‡ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ ูَู‡ِุฌْุฑَุชู‡ُ ุฅู„َู‰ุงู„ู„ّู‡ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِู‡ِ، ูˆَู…َู†ْ ูƒَุงู†َุชْ ู‡ِุฌْุฑุชُู‡ُ ู„ِุฏُู†ูŠุง ูŠُุตูŠุจُู‡َุง، ุฃูˆ ุงู…ْุฑَุฃุฉูŠَู†ْูƒِุญُู‡َุง ูَู‡ِุฌْุฑَุชُู‡ ุฅู„َู‰ ู…َุง ู‡َุงุฌَุฑَ ุฅู„ูŠู‡ِ

“Sesungguhnya amalan-amalan manusia tergantung niat, dan setiap orang mendapatkan balasan sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia mendapatkan pahala hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia raih, atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Umar Bin Khaththab radhiyallahu’anhu]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

ูˆَู‚َุฏْ ุงุชَّูَู‚َ ุงู„ْุนُู„َู…َุงุกُ ุนَู„َู‰ ุฃَู†َّ ุงู„ْุนِุจَุงุฏَุฉَ ุงู„ْู…َู‚ْุตُูˆุฏَุฉَ ู„ِู†َูْุณِู‡َุง ูƒَุงู„ุตَّู„َุงุฉِ ูˆَุงู„ุตِّูŠَุงู…ِ ูˆَุงู„ْุญَุฌِّ ู„َุง ุชَุตِุญُّ ุฅู„َّุง ุจِู†ِูŠَّุฉِ

“Dan telah sepakat ulama bahwa ibadah yang dimaksudkan karena ibadah itu sendiri seperti sholat, puasa dan haji, tidak sah kecuali dengan niat.” [Majmu’ Al-Fatawa, 18/257]

➡ Ketiga: Cara Berniat

Cara berniat puasa sungguh sangat mudah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

ูƒُู„ُّ ู…َู†ْ ุนَู„ِู…َ ุฃَู†َّ ุบَุฏًุง ู…ِู†ْ ุฑَู…َุถَุงู†َ ูˆَู‡ُูˆَ ูŠُุฑِูŠุฏُ ุตَูˆْู…َู‡ُ ูَู‚َุฏْ ู†َูˆَู‰ ุตَูˆْู…َู‡ُ

“Setiap orang yang mengetahui bahwa besok hari termasuk bulan Ramadhan, dan ia ingin berpuasa maka sesungguhnya ia telah berniat puasa.” [Majmu’ Al-Fatawa, 25/215]

Dan niat tempatnya di hati, melafazkannya baik sendiri maupun berjama’ah termasuk mengada-ada dalam agama, tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, tidak pula dari sahabat dan tabi’in, tidak juga dari imam yang empat; Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad rahimahumullaahu ta’ala.

๐Ÿ“œ Pembahasan Berikutnya:

➡ Keempat:  Apakah Wajib Menentukan Niat atau Boleh Berniat Secara Muthlaq?

➡ Kelima: Bolehkah Berniat Secara Mu’allaq?

➡ Keenam: Waktu Berniat Puasa Wajib

➡ Ketujuh: Waktu Berniat Puasa Sunnah

➡ Kedelapan: Apakah Niat Puasa Ramadhan Cukup Sekali Niat untuk Sebulan Ataukah Harus Setiap Malam?

➡ Kesembilan: Niat Dapat Membatalkan Puasa

➡ Kesepuluh: Batalkah Orang yang Berniat Membatalkan Puasanya Apabila Mendapatkan Makanan atau Minuman?

Faidah: Kaidah Bermanfaat

✅ Rukun Kedua: Menahan Diri dari Semua Pembatal Puasa, Sejak Terbit Fajar Sampai Terbenam Matahari

๐Ÿ’พ Baca Selengkapnya:

๐ŸŒ https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/620842634731889:0

๐ŸŒ http://sofyanruray.info/rukun-rukun-puasa/


══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam ⤵

๐Ÿ“ฎ Join Telegram: http://bit.ly/1TwCsBr
๐Ÿ“ฒ Gabung Group WA: 08111377787
๐ŸŒ Fb: www.fb.com/taawundakwah
๐ŸŒ Web: www.taawundakwah.com
๐Ÿ“ฑ Android: http://bit.ly/1FDlcQo
๐ŸŽฌ Youtube: Ta'awun Dakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar