Sesungguhnya hati itu terancam dengan dua penyakit. Jika kedua penyakit itu menjangkitinya maka hati akan hancur dan mati karena keduanya. Kedua penyakit itu adalah PENYAKIT SYUBHAT dan PENYAKIT SYAHWAT. Imam Ibnu Qayyim rahimahullah dalam Ighatsatul Lahafan menjelaskan, “Penyakit syubhat adalah penyakit yang merusak keilmuan seseorang sehingga ia tidak bisa mengenal kebenaran dan tidak bisa membedakan antara yang haq dan bathil. Sedangkan penyakit syahwat adalah penyakit yang merusak keinginan/tujuan seseorang sehingga ia tidak mau mencari kebenaran. Ia lebih mendahulukan kebatilan atasnya, dan ia tidak mau mengamalkan kebenaran –walaupun ia sudah mengetahuinya. Intinya penyakit syubhat berkaitan atau menyerang ilmu dan keyakinan. Sedangkan penyakit syahwat berkaitan dengan amal dan tujuan (merusak amal dan niat seseorang)”
Tentang penyakit syubhat yang merupakan penyakit paling sulit diobati dan paling mematikan hati, terlihat jelas dalam firman Allah Ta’ala tentang orang-orang munafik,
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; (Al Baqarah: 10)
Yang dimaksud dengan penyakit dalam ayat di atas adalah penyakit KEBODOHAN dan SYUBHAT.
Sedang penyakit syahwat, seperti dalam firman Allah,
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik, (Al Ahzab: 32)
Maksudnya jangan kalian berbicara dengan lemah lembut sehingga merangsang orang yang di dalam hatinya ada keinginan berbuat dosa dan zina.
Hati mempunyai penyakit-penyakit lain selain penyakit di atas, yaitu riya’, sombong, ujub, dengki, cinta jabatan, dan sewenang-wenang di muka bumi.
Penyakit-penyakit tersebut tersusun dari penyakit syubhat dan syahwat. Penyakit tersebut menghasilkan persepsi yang salah dan keinginan yang tidak benar seperti ujub dan sombong karena merasa dirinya mulia dan mengharap manusia memuliakannya dan menghormatinya. Semua penyakit ini PENYEBABNYA ADALAH KEBODOHAN, dan OBATNYA ADALAH ILMU.
Tentang seseorang yang terluka dan dia dalam keadaan junub, lalu difatwakan wajib mandi sehingga dengan sebab itu dia meninggal dunia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَتَلُوْ هُ قَتَلَهُمُ الله! ألَمْ يَكُن شِفَا ءُ الْعِيِّ السُّؤاَلُ
“Mereka telah membunuhnya semoga Allah membunuh mereka, bukankah obat kebodohan itu bertanya.” (Hasan: diriwayatkan oleh Ahmad I/330, Abu Dawud no. 337, dan al Hakim I/178 dari shahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Penyakit hati lebih sulit diobati daripada penyakit badan karena puncak (akhir) dari penyakit badan adalah membuat penderitanya meninggal dunia, sedang penyakit hati, dia membawa penderitanya kepada kecelakaan abadi. Tidak ada obat bagi penyakit hati kecuali ilmu. Karena itu, Allah Ta’ala menamakan KitabNya (Al Qur-an) sebagai obatpenawar bagi penyakit-penyakit yang terdapat dalam dada.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus: 57)
Kesimpulannya sesungguhnya ilmu bagi hati adalah seperti air bagi ikan. Jika ikan tidak mendapat air, ia mati. Ilmu bagi hati juga seperti cahaya bagi mata dan pendengaran manusia terhadap suara manusia. Jika mata tidak mendapatkan cahaya, ia buta dan jika telinga tidak mendapatkan suara, ia tuli. (dari Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, Ustadz Yazid Jawas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar