Jumat, 21 November 2014

Pola Pengasuhan Anak

💟 Resume program Kelas Pengasuhan Anak 💟

👉 Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Dorector of Auladi-Parenting School
Hotel Citarum, 8--9 Nov 2014

Kenapa kita harus belajar ttg pengasuhan anak:
1. Àllah memerintahkan kita utk terus belajar
2. Zaman: zaman telah berubah. Dulu akses informasi terbatas. Skrg akses informasi tersebar luas
3. Agar anak bahagia

🌸 Kenapa orang tua sering emosi menghadapi anak--krn ortu tidak punya ilmu

🌸 Kenapa anak berperilaku buruk--krn beda pola asuh

🌸 Kenapa anak menjadi beban--karena kita tidak bersama anak, kita hanya di dekat anak. Ortu sibuk dengan gadget

PR utk ortu: 
1. PR ke-1: In syaa Allah mulai hari ini sy bersungguh-sungguh jadi ortu betulan, bukan kebetulan. Sy bersungguh sungguh memulainya dari hal yang sederhana, yaitu menyediakan waktu bersama anak setiap hari, setidaknya 30 menit setiap hari sebelum 12 tahun dan 3 jam setidaknya setiap bulan setelahnya

2. PR ke-2: In syaa Allah mulai hr ini, sy akan MEMBEBASKAN hidup anak sy demi kebahagiaan mereka sepanjang tidak berlebihan, yaitu:
🔹Tidak membahayakan dirinya
🔹Tidak merugikan orang lain
🔹Tidak melanggar hukum agama, negara dan norma setempat

3. PR ke-3: In syaa Allah mulai hr ini sy bersungguh-sungguh sekuat tenaga utk MENDAMPINGI anak setiap hari jika bertemu dgn anak setidaknya pd 4 kegiatan, yaitu :
🔸Bangun tidur
🔸Mau tidur
🔸Makan 
🔸Sholat

4. PR ke-4: Sy akan mengutamakan KEBENARAN, bukan usia, utk membesarkan anak sy dan pantang bagi sy membandingkan anak sy dgn saudaranya apalagi dengan org lain

5. PR ke-5: In syaa Allah mulai hr ini, sy tidak akan mengatakan kalimat negatif tentang anak saya di depan anak, sebaik apapun tujuannya. Saya tidak ridho konsep diri anak sy menjadi negatif gara-gara mulut sy yg tidak terjaga. 
💥Hati-hati krn itu akan menjadi label. Kita melabeli anak kita nakal maka ia menjadi nakal. Isi toples sesuai labelnya

6. PR ke-6: mulai hr ini sy akn bersungguh-sungguh melakukan apa yg sy katakan kpd anak, mulai hr ini sy akan bersungguh-sungguh tidak pernah berbohong dan ingkar janji pada anak sebaik apapun tujuannya. Sy tidak ridho anak2 sy tidak memercayai sy orang tuanya
👑 Ortu tegas tp tidak kasar
👑 Ortu harus konsisten

7. PR ke-7: mulai hr ini sy bersungguh sungguh, ketika anak sy berlebihan, sy akan sedikit bicara dan banyak bertindak. Yaitu dengan membuat batasan2 yg jelas dan kknsekuensi yg jelas. Ketika sy terpaksa menindak anak, sy sekuat tenaga melaksanakannya dan tidak mudah goyah oleh perlawanan anak berupa: tangisan, kemarahan, amukan, dan serangan kata-kata atau fisik. Sy tau tidak akan mudah, tp sy juga tau jika tidak melaksanakannya skrg,  akan jadi kesulitan yg berkepanjangan
🔻anak nangis minta sesuatu, "cuekin aja"
🔻anak ngamuk, ortu tinggalkan ia...tp tetap dalam pengawasan
🔻ortu jgn lembek dgn segera memberi apa yg diminta anak

8. PR ke-8: mulai hari ini sy akan bersungguh sungguh sy akan mendekati anak sy pd saat berbuat baik lebih sering dr pada saat berbuat buruk dan setelah itu tidak akan jaga image untuk:
👍mengungkapkan perasaan positif yg kita rasakan
👍mendoakan anak sesekali yg sengaja terdengar anak
👍menceritakan kebaikan anak kepada orang lain 

9. PR ke-9: Mulai hari ini sy bersungguh-sungguh sy akan melatih diri sy agar menjadi tempat curhat terbaik yg dipilih anak saya dengan mebiasakan diri:
🔹Mengajak anak bicara soal sepele sebelum yg serius
🔹Mengajak anak berbicara pd saat tidak bermasalah sebelum yg bermaslah
🔹Tidak akan pernah memasukan nasihat sebelum mengeluarkan isi pikiran dan perasaan anak--berikan nasihat stlah anak colling down.
Smg bermanfaat.

Have nice weekend with your lovely kids.. 💕

📝 Copas dari mbak Yulia Seri

Senin, 17 November 2014

Kisah secangkir kopi

[ Ust. Abdullah zaen)

📌RENUNGAN PAGI

☕KISAH SECANGKIR KOPI

Suatu hari di sebuah universitas terkenal. Sekelompok alumnus bertamu di rumah dosen senior, setelah bertahun-tahun mereka lulus. Setelah mereka semua menggapai kesuksesan, kedudukan yang tinggi serta kemapanan ekonomi dan sosial.

Setelah saling menyapa dan berbasa basi, masing-masing mereka mulai mengeluhkan pekerjaannya. Jadwal yang begitu padat, tugas yang menumpuk dan banyak beban lainnya yang seringkali membuat mereka stress.

Sejenak sang dosen masuk ke dalam. Beberapa saat kemudian, beliau keluar sambil membawa nampan di atasnya teko besar berisikan kopi dan berbagai jenis cangkir. 

Ada cangkir-cangkir keramik tiongkok yang mewah. Cangkir-cangkir kristal. Cangkir-cangkir melamin. Dan cangkir-cangkir plastik. Sebagian cangkir tersebut luar biasa indahnya. Ukirannya, warnanya dan harganya yang waahh. Namun ada juga cangkir plastik yang biasanya berada di rumah orang-orang yang amat miskin.

Sang dosen berkata, “Silahkan.. masing-masing menuangkan kopinya sendiri”.
Setelah setiap mahasiswa memegang cangkirnya, sang dosen berkata,
“Tidakkah kalian perhatikan bahwa hanya cangkir-cangkir mewah saja yang kalian pilih? Kalian enggan mengambil cangkir-cangkir yang biasa?

Manusiawi sebenarnya, saat masing-masing dari kalian berusaha mendapatkan yang paling istimewa. Namun seringkali itulah yang membuat kalian menjadi gelisah dan stress.
Sejatinya yang kalian butuhkan adalah kopi, bukan cangkirnya. 

Akan tetapi kalian tergiur dengan cangkir-cangkir yang mewah. Terus perhatikanlah, setelah masing-masing kalian memegang cangkir tersebut, kalian akan terus berusaha mencermati cangkir yang dipegang orang lain!.

Andaikan kehidupan adalah kopi, maka pekerjaan, harta dan kedudukan sosial adalah cangkir-cangkirnya. 

Jadi, hal-hal itu hanyalah perkakas yang membungkus kehidupan. Adapun kehidupan (kopi) itu sendiri, ya tetap itu-itu saja, tidak berubah.

Saat konsentrasi kita tersedot kepada cangkir, maka saat itu pula kita akan kehilangan kesempatan untuk menikmati kopi.

Karena itu kunasehatkan pada kalian, jangan terlalu memperhatikan cangkir, akan tetapi nikmatilah kopinya…”.
 
Sejatinya, inilah penyakit yang diderita manusia. Banyak orang yang tidak bersyukur kepada Allah atas apa yang ia miliki, setinggi apapun kesuksesannya. Sebab ia selalu membandingkannya dengan apa yang dimiliki orang lain.

Setelah menikah dengan seorang wanita cantik yang berakhlak mulia, ia selalu berfikir bahwa orang lain menikah dengan wanita yang lebih istimewa dari istrinya.

Sudah tinggal di rumah sendiri, namun selalu membayangkan bahwa orang lain rumahnya lebih mewah dari rumah sendiri.

Ia bukannya menikmati kehidupannya beserta istri dan anak-anaknya. Tapi justru selalu memikirkan apa yang dimiliki orang lain, seraya berkata, “Aku belum punya apa yang mereka punya”.

📚Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengingatkan,
"مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ؛ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا"
"Barang siapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya dan memiliki makanan untuk hari itu; seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya". (HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh al-Albani).

✒Seorang bijak berpetuah,
“Alangkah anehnya kebanyakan manusia! Mereka korbankan kesehatan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Setelah terkumpul, gantian mereka gunakan harta tersebut untuk mengembalikan kesehatannya yang telah hilang!

Mereka selalu gelisah memikirkan masa depan, namun melupakan hari ini. Akibatnya, mereka tidak menikmati hari ini dan tidak pula hidup di masa datang.

Mereka senantiasa melihat apa yang dimiliki orang lain, namun tidak pernah melihat apa yang dimilikinya sendiri. Akibatnya, ia tidak bisa meraih apa yang dimiliki orang lain dan tidak pula bisa menikmati milik sendiri.

Mereka diciptakan untuk satu tujuan, yakni beribadah. Dunia diciptakan untuk mereka gunakan sebagai sarana beribadah. Namun justru sarana tersebut malah melalaikan mereka dari tujuan utama”.

🌹Maka, mari kita nikmati kopi kehidupan tersebut, apapun cangkirnya…😊
 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُم
 dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Lihatlah orang yang ada di bawah dari kalian, jangan melihat yang ada di atas kalian, karena yang demikian lebih mendorong untuk tidak mengurangi nikmat Allah atasmu."
Copas ust Khalid syamsudi
Dakwah group

Sabtu, 08 November 2014

Pemuda Yang Cerdas Ketika Melamar



Tedapat kisah seorang pemuda yang cerdas ketika akan melamar

يُروى أن شابا قدم لخِطبة فتاة وأثناء الرؤية الشرعية أرادت الفتاة أن تعرف عقيدته في علو الله تعالى
فقالت له: أين الله ؟
فكان جوابه عليها
قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: “وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ، إِلا كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا”. أَخْرَجَهُ مُسْلِم .

Diriwayatkan bahwa seorang pemuda hendak meminang seorang gadis
ketika hendak melihatnya, gadis tersebut hendak menguji dan mengetahui aqidah pemuda ini mengenai ketinggian Allah

Gadis tersebut berkata: “di mana Allah”

Jawaban pemuda tersebut adalah (membawakan hadits):

“‘Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah seorang suami memanggil isterinya ke tempat tidurnya lalu ia menolak ajakannya, melainkan Rabb Yang DI ATAS LANGIT dalam keadaan murka terhadapnya hingga suaminya ridha kepadanya.’”

catatan:
Salah satu cara mengetahui seseorang mukmin yang baik atau tidak adalah bertanya tentang aqidahnya, di mana Allah
sebagaimana pertanyaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada budak wanita, “di mana Allah?”
Beliau hendak menguji, jika jawabannya tepat maka dimerdekakan
Ternyata jawaban budak wanita tersebut benar, Allah di atas langit/ atas ‘Arsy
maka ia dimerdekakan

Bagaimana dengan kaum muslimin sekarang? semoga sudah paham aqidah yang benar

(kami mendapat info bahwa kisah ini dari ceramah syaikh Masyhur Alu Salman)

Tambahan referensi:

“Semut pun Mengakui Allah Ada Di Atas Langit/ Arsy”

http://muslimafiyah.com/semutpun-mengakui-allah-ada-di-atas-langit-arsy.html

www.muslimafiyah.com 

dr. Raehanul Bahraen

Add Pin BB www.muslimafiyah.com keempat 7E5F27DE