Jumat, 06 Februari 2015

Sikap Bijak Terhadap Anak

Ulasan Sederhana Tentang Sikap Bijak terhadap Anak

Kita seringnya lupa bahwa berbuat kebaikan itu tidaklah harus pada hal-hal yang besar. Mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan mulai saat ini, itu slogan yang akrab kita dengar. Seperti itu juga seharusnya kita bersikap pada anak. Terkadang kita salah bersikap dengan anak. Kita berusaha keras berakhlak baik di hadapan orang lain dan menjaga perasaan mereka namun ternyata kita tidak bisa menjaga perasaan anak-anak kita.

Seenaknya saja kita bicara pada mereka. Seenaknya kita memerintah dan mencela. Kita berpikir bahwa anak adalah orang yang ada dibawah kekuasaan kita tanpa memperdulikan perasaan mereka. Apakah ini benar?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan pada ummatnya cara yang tepat dalam bermuamalah dengan anak. Simak beberapa ulasan sederhana berikut:
Tidak Membohongi anak

Pada sebagian besar orang tua, berbohong pada anak adalah hal yang lumrah. Mulai dari hal yang sepele hingga yang besar. Padahal berbohong meskipun pada anak kecil tetap saja berdosa. Berbohong pada anak secara tidak langsung mencontohkan anak untuk melakukan hal serupa.
Saat anak menangis, kita tidak mau ambil pusing menjelaskan, kita memilih jalan pintas dengan berbohong.

“Sudah, jangan nangis lagi. Abah cuma pergi sebentar, sebentar lagi pulang.”

Padahal ayahnya pergi berangkat kerja dan pulang sore harinya. Anak lama-kelamaan jika terus dibohongi akan sadar dan kecewa serta terluka perasaanya.
Menghargai Usaha Anak Sekecil Apapun itu

Kita percaya bahwa memuji anak dapat memupuk rasa percaya diri mereka. Sering-seringlah memuji usaha mereka, sekecil apapun itu. Puji jika mereka melakukan kebaikan, jangan lupa sertakan kalimat “Masya Allah”. Sehingga dengan hal tersebut anak bahagia, merasa bahwa usahanya dihargai oleh orang tua dan ia menjadi lebih termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi.
Adil Terhadap mereka

Dienul Islam yang mulia ini mengajarkan umatnya untuk berbuat adil dalam setiap hal. Begitu pula dalam mendidik anak. Sebagai orang tua kita hendaknya adil dalam memperlakukan anak. Adil dalam kasih sayang, adil dalam memberi, dan adil dalam menghukum.

Dalam memberikan kasih sayang, orang tua harus berlaku adil pada anak-anaknya. Ia tidak boleh melebihkan anak yang satu dibanding yang lainnya. Lebih memprioritaskan anak yang satu dari pada yang lain. Ini adalah perbuatan dzalim. Semua harus diperhatikan dan sama rata diberi perhatian.

Ketika memberikan hadiah pada anak, kita juga harus berlaku adil. Jika yang satu diberi maka yang lain pun diberi.

‘Amir berkata bahwa beliau mendengar An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma yang ketika itu berada di atas mimbar berkata, “Ayahku memberikan hadiah padaku.” Lantas ibunya Nu’man, ‘Amroh bintu Rowahah berkata, “Aku tidak ridho sampai engkau mempersaksikan hal itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lantas Basyir (ayah Nu’man) berkata, “Aku telah memberikan hadiah pada anak laki-lakiku dari istriku, ‘Amroh bin Rowahah. Lalu istriku memerintah padaku untuk mempersaksikan masalah hadiah ini padamu, wahai Rasulullah.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya pada Basyir, “Apakah engkau memberi anak-anakmu yang lain seperti anakmu itu?” “Tidak”, begitu jawaban Basyir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ

“Bertakwalah pada Allah. Bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” An Nu’man berkata bahwa ayahnya kembali dan menarik hadiah tersebut (Muttafaqun ‘alaih).
Hadits ini dibawakan Imam Bukhari dalam persaksian dalam hal hadiah. Imam Nawawi memberi judul Bab dalam Shahih Muslim “Tidak disukai mengutamakan hadiah pada satu anak tidak pada yang lainnya.”

Bersikap adil yaitu sama dalam pemberian hadiah pada anak-anak kita adalah suatu hal yang wajib. Sedangkan bersikap tidak adil dalam hal ini tanpa adanya alasan adalah suatu yang haram atau tidak dibolehkan. Namun, jika ternyata ditemukan adanya sebab untuk mengutamakan satu anak dan lainnya dalam pemberian hadiah, maka harus dengan ridho seluruh anak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar