Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada sekutu bagi-Nya, dan mengajak kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah diwasiatkan kepada seluruh umatnya. Aku berharap untuk tidak menolak kebenaran jika datang kepadaku.
Bahkan aku jadikan Allah Ta'ala, para malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai saksi bahwa jika datang kepada kami kebenaran darimu maka aku akan menerimanya dengan lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua yang menyelisihinya walaupun itu perkataan Imamku, kecuali perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah menyampaikan selain kebenaran.” (Kitab ad-Durar as-Saniyyah: I/37-38).
“Alhamdulillah, aku termasuk orang yang senantiasa berusaha mengikuti dalil, bukan orang yang mengada-adakan hal yang baru dalam agama.” (KitabMuallafat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab: V/36
Pada zaman ini, zaman yang tersebar kesyirikan dan hal-hal jelek dalam diri kaum muslimin, terdapat kebangkitan mubarakah, yang mana keutamaannya dan karunia ini dari Allah semata. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki jalannya.
Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan yang diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan untuk memalingkan kaum muslimin dari kebangkitan dan kesadaran yang diberkahi.
Dalam (kesempatan) ini, kami berbicara –Insya Allah- tentang satu julukan saja, walaupun (Alhamdulillah) banyak saudara-saudara kita tidak mengetahui tentang hal ini. Akan tetapi ini termasuk dari (pelaksanaan) bab : “Hendaknya seorang yang tahu menyampaikan kepada orang yang tida tahu”. Karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”
Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Artinya : Semoga Allah memperindah orang yang mendengar perkataanku, lalu menghafal dan menyampaikannya”
Memahami julukan buruk yang disebarkan oleh orang-orang Komunis, pengikut Partai Ba’ats, pengikut pemahaman (Jamal Abdul Naser) orang-orang SYIAH RAFIDHOH, orang-orang Sufi dan Ahli Bid’ah, yang MEREKA SEBARKAN dilingkungan masyarakat untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kata-kata tersebut adalah “WAHABIYYAH”, orang-orang yang berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menjauhkan manusia dan memberikan julukan buruk agar manusia lari darinya.
Perlu diketahui, bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah adalah termasuk Ulama yang hidup pada abad ke 12 Hijriyah, beliau seorang ulama yang bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang berbuat “Taklid” (mengikuti tanpa dasar) tentulah kita akan “Taklid” kepada ulama Yaman yaitu Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani –beliau hidup sezaman dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab-, dan beliau lebih alim dari pada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, akan tetapi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dakwahnya diberi kekuatan oleh Allah Ta'ala dengan kekuasaan hingga tersebarlah ilmu beliau.
Adapun Muhammad bin Ismail Al-Amir karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia, kaum muslimin mendapat manfaat dari kitab-kitabnya, orang-orang Yaman “Membenci Beliau” dan mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan’a (Yaman).
Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan dihalangi dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka wajib bagi kalian untuk berhati-hati dan melihat apa maknanya.
Kata (Wahabiyyah) dinisbatkan kepada seorang ulama bukan dinisbatkan kepada “Marx” dan bukan pula kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Amerika” atau “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah ini. Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam ketika burung Hud-Hud mengabarinya tentang apa yang dilakukan oleh Ratu Saba’ dan kaumnya.
قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Artinya : Berkata Sulaiman : ‘Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang dusta” [An-Naml : 27]
Dan Allah berfirman dalam kitabNya yang mulia.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [Al-Hujarat : 6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar