Bismillah,
Jadi begini yaa... Mungkin selama ini ajaran Islam yang kita dapatkan hanya berdasar apa yg kita terima dari nenek moyang atau guru-guru kita disekolah saja, yang biasa kita amalkan sesuai dgn yg berkembang dimasyarakat saja, tapi apa sebatas itu saja kita diberikan akal dan pikiran oleh Allah ﷻ ? Sebagai makhluk Allah ﷻ wajib hukumnya utk menuntut ilmu syari, ilmu yang haq yang berdasarkan alquran dan assunah/hadits serta pemahaman para shahabat dan Shalafush sholeh, kenapa harus mereka? Karena generasi Salaf adalah generasi yang paling mengetahui ttg ajaran Islam, mereka generasi sholeh yang lgs menerima ajaran dr Rasul صلى ا لله عليه وسلم . Adapun setelah meninggalnya nabi صلى ا لله عليه وسلم akan sangat byk sekali perpecahan, terutama pada musuh2 Islam yg sgt membenci dakwah Tauhid, mereka melakukan segala cara demi menghancurkan dan melemahkan Islam, termasuk membuat segala amalan baru yg tdk pernah Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم ajarkan .
hadits Aisyah radhiallahu 'anha, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang membuat hal baru (muhdats) di dalam urusan kami (syariat) ini yang tidak ada ada asalnya darinya, maka hal itu tertolak." [HR Al Bukhari (2697) dan Muslim (1718)]
👉Imam Malik bin Anas (93 – 179 H) رحمه الله تعالى berkata, “Barangsiapa yang mengadakan suatu bid’ah dalam Islam yang ia pandang hal itu baik (bid’ah hasanah), maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah agama ini.
Mengapa saat ini banyak sekali perpecahan dan perbedaan pendapat dlm memahami syariat Islam ??
Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda :
Sesungguhnya Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.” Para sahabat bertanya, “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu yang mengikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku.” (HR. Tirmidzi no. 2641)
Jadi, kita hanya wajib mengikuti segala bentuk ajaran dan syariat berasal dari alquran , assunnah dan harus pemahaman para shahabat, karena bila tidak maka alquran dan hadits akan ditafdirkan dengan berbagai macam bentuk, menghilangkan yang shahih, dan malah menyuburkan yang dhaif bahkan palsu (maudhu)
Tadi diawal sudah dijelaskan, AGAMA ISLAM BERBEDA DENGAN AGAMA LAINNYA, karena dalam agama yang sempurna ini ada yang dinamakan ilmu sanad, dimana satu buah haditspun bisa diteliti derajatnya, apakah shahih, dhaif(lemah) atau maudhu, jadi tidak boleh asal2an mengamalkan segala bentuk hadits yg dibaca bila itu dhaif dan maudhu tdk boleh dikerjakan.
Selain bertopang pada al-Quran, hukum yang ditetapkan dalam agama Islam haruslah berlandaskan hadits shahih, bukan hadits dha’if. Allah ta’ala telah mengistimewakan agama ini dengan adanya sanad (jalur periwayatan) hadits. Sanad merupakan penopang agama. Oleh karena itu, hadits shahih wajib diamalkan, adapun hadits dha’if, wajib ditinggalkan. Seorang muslim tidak diperkenankan untuk menetapkan suatu hukum dari sebuah hadits, kecuali sebelumnya dia telah meneliti, apakah sanad hadits tersebut shahih ataukah tidak?
Abdullah bin Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata,
“Saya bertanya kepada ayahku (Imam Ahmad) mengenai seorang yang memiliki berbagai kitab yang memuat sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, perkataan para sahabat, dan tabi’in. Namun, dia tidak mampu untuk mengetahui hadits yang lemah, tidak pula mampu membedakan sanad hadits yang shahih dengan sanad yang lemah. Apakah dia boleh mengamalkan dan memilih hadits dalam kitab-kitab tersebut semaunya, dan berfatwa dengannya? Ayahku menjawab, “Dia tidak boleh mengamalkannya sampai dia bertanya hadits mana saja yang boleh diamalkan dari kitab-kitab tersebut, sehingga dia beramal dengan landasan yang tepat, dan (hendaknya) dia bertanya kepada ulama mengenai hal tersebut.“ (I’lam a-Muwaqqi’in 4/206).
Lalu cara membedakannya bagaimana ?
Hadits terjaga dengan adanya sanad hadits. Dengan sanad itulah para ulama ahli hadits bisa membedakan manakah hadits shahih, hadits dhaif(lemah) dan hadits maudhu’ (palsu). Sanad adalah susunan orang-orang yang meriwayatkan hadits. Para periwayat tersebut diperiksa satu persatu secara ketat tentang riwayat hidupnya, apakah ia seorang jujur ataukah pendusta, hafalannya kuat ataukah lemah dan pemeriksaan ketat lainnya. Jika seluruh rawi dalam sanad hadits lulus pemeriksaan maka hadits tersebut berstatus shahih yang wajib kita jadikan pegangan hidup. Dan dengan demikian tersingkaplah hadits-hadits palsu bikinan para pendusta yang sengaja membuatnya untuk merusak agama Islam. Hanya orang-orang jahil saja yang bisa tertipu oleh mereka.
Bila membeli beras aja kita sungguh teliti apa yg kita beli beras palsu atau bukan? Apalagi masalah akhirat kita juga harus jauh lebih teliti, jangan apa kata orang apa kata guru harus mengamalkan sebuah ibadah maka kita ikut2an mengamalkan tanpa mau cari tau terlebih dulu.
menjalankan agama Islam itu tidak bisa mengandalkan katanya dan katanya... Kata siapa? Apakah kata nenek moyang?? Apakah agama ini berdasarkan apa yang dibawa nenek moyang meski mereka salah?
ALLAH Azza wa Jalla berfirman :
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,"mereka menjawab, "(Tidak), Kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"
(QS Albaqoroh : 170)
.
Jika bukan kata ALLAH ﷻ dan bukan kata Rasul maka tidak boleh diikuti, karena yang berhak membuat syariat agama Islam itu hanyalah ALLAH ﷻ yang disampaikan melalui Rasul صلى ا لله عليه وسلم
.
ALLAH azza wa jalla berfirman :
.
“Maka tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan perempuan mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (al-Ahzab: 36)
Agama Islam itu sudah sempurna, siapa yang menyatakan sempurna?? ALLAH ﷻ yang menyatakan sempurna. Sempurna berarti sudah cukup, sudah sesuai, sudah indah, tidak kurang tidak juga berlebihan, semua sudah pada porsi yang tepat dimata ALLAH ﷻ .
❤️Allah Azza wa Jalla berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
.
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ...” [Al-Maa-idah: 3]
Kewajiban kita sebagai seorang manusia, sebagai seorang hamba, sebagai seorang muslim, sebagai seorang mukmin dan sebagai seorang yang mengaku ahlussunnah adalah hanya mengikuti apa2 yang sudah ALLAH ﷻ dan RasulNya tetapkan, kewajiban kita menuntut ilmu syari, mencari yang haq diatas buih kebathilan, mencari ridho ALLAH ﷻ bukan ridho manusia..
Agama Islam itu dibangun diatas DALIL, jadi bila tersebar sebuah amalan, kita sebagai makhluk yg mampu berfikir, kita cari tau dulu apakah amalan ini benar2 dr Rasulullah ? Bila tidak maka jangan sekali2 ikut2an, meskipun kita berada diantara 1000 manusia dan kita sendiri yang berbeda. Tapi ingat jangan memaksa, kewajiban kita hanya menyampaikan yang haq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar