Sabtu, 04 Juli 2015

Bagaimana Anda Dengan Ramadhan

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 17 Ramadhān 1436 H/04 Juli 2015 M
🌙 Materi Tematik Ramadhān 
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

~ BAGAIMANA ANDA DENGAN RAMADHĀN? (MADRASAH RAMADHĀN ~ 

Ramadhān telah mewarisi pendidikan-pendidikan yang sangat luar biasa yang barangsiapa dia telah menikmati pendidikan Ramadhān, dia akan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki pengaruh dalam kehidupannya. 

Pendidikan Ramadhān adalah pendidikan ikhlash, pendidikan mutāba'ah dan pendidikan murāqabah. 

Ini semua merupakan pokok perkara agama yang diinginkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla 

Pendidikan Ramadhān yang lain adalah kembali kepada Al-Qurān, semangat kembali kepada Al-Qurān sangat kental ditunjukkan di suasana Ramadhān, dimana Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan Ramadhān Syahrul Qurān, bulan diturunkan Al-Qurān. 

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ 

"Bulan Ramadhān, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qurān sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)." (Al-Baqarah 185)

Al-Qurān adalah kitab hidayah sehingga seorang Muslim, berkaitan dengan datangnya Ramadhān, bagaimana mereka memiliki semangat yang besar untuk kembali, menelaah dan membaca kitab Al-Qurān yang sangat agung. Bagaimana target tilawah harfiah, tilawah lafzhiyyah, tadabbur Al-Qurān, banyaknya majlis ilmu yang berusaha mengajarkan Al-Qurān. 

Perlu kita ketahui bahwa kemuliaan kita apabila kita hidup bersama Al-Qurān. Dan kehinaan kita apabila kita jauh dari Al-Qurān. 

Bukankah sekian banyak hadits yang telah kita pernah dengar bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menegaskan; 

إذا تبايعتم بالعينة وأخذتم أذناب البقر ورضيتم بالزرع وتركتم الجهاد سلط الله عليكم ذلاً لا ينـزعه حتى ترجعوا إلى دينكم »

“Jika kalian telah berjual beli dengan sistem ‘inah (salah satu sistem riba), kalian mengekor hewan ternak kalian, dan terbuai dengan cocok tanam, kemudian kalian meninggalkan jihad; niscaya Allāh akan menimpakan kehinaan atas kalian, hingga kalian kembali kepada agama kalian.” (HR. Abu Dāwud, III/477 no. 3462, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dāwud, II/365)

"Kembali kepada Al-Qurān" yang merupakan dasar agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan tentunya didalamnya otomatis kembali kepada As-Sunnah An-Nabawiyyah. Maka ini sungguh merupakan kunci kejayaan kaum Muslimin.

Diantara tarbiyah dibulan Ramadhān adalah dia selalu rujū' kepada Al-Qurān yang dengan itu seorang Muslim hidup mengarungi kehidupan. 

Diantara pendidikan Ramadhān yaitu memiliki ikatan persatuan yang kuat. Dari mana kita dapatkan? 

Berdasarkan sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah dan hadits 'Āisyah radhiyallāhu 'anhā:

الصوم يوم يصوم الناس والفطر يوم يفطر الناس

"Hari puasa itu ketika orang-orang berpuasa, dan berbuka itu ketika orang-orang berbuka."

Maka ini mengajarkan bagaimana umat Islam benar-benar menjaga kesatuan dan berusaha menta'ati pemimpinnya. 

Sungguh, terjadinya perpecahan ditengah kaum muslimin adalah musibah yang akan mengantarkan kepada hilangnya kekuatan sehingga menjadi umat yang lemah dan akhirnya mengalamai kegagalan. 

Pendidikan lain dalam bulan Ramadhān adalah terwujudnya akhlaqul karīmah (akhlaq mulia) dan tersingkirnya dari akhlaq rendahan. 

Dan mā syā Allāh, betapa kedudukan akhlaq dalam agama kita sangat tinggi. Bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam banyak menggandengkan antara akhlaq dengan iman, antara akhlaq dengan taqwa. Dan akhlaq juga merupakan dampak dari 'aqidah yang bagus. 

عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ” من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فليقل خيرا أو ليصمت، ومن كان يؤمن بالله واليوم الأخر فليكرم جاره، ومن كان يؤمن بالله واليوم الأخر فليكرم ضيفه ” رواه البخاري ومسلم

Dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: ”Barang siapa beriman kepada Allāh dan Hari Akhir maka hendaknya berbicara baik atau diam, barang siapa beriman kepada Allāh dan Hari Akhir maka hendaknya ia menghormati tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allāh dan Hari Akhir maka hendaknya ia menghormati tamunya.” (HR Bukhari dan Muslim) 

Dimana nuansa pendidikan akhlaq dalam bulan Ramadhān? Bukankah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan: 

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta/kotor/jelek malah mengamalkannya, maka Allāh tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903 dari Abū Hurairah). 

Alangkah kita dididik untuk menjadi orang yang pandai mengendalikan omongan dan perbuatan sehingga tidaklah kita berkata dan berbuat kecuali yang baik. 

Pendidikan lain dalam bulan Ramadhān yang diajarkan Allāh adalah bagaimana kita memiliki sifat kelembutan dan rahmah khususnya berkaitan dengan kaum muslimin secara khusus dan manusia yang lain secara umum. 

Kita diajarkan dan disemangati untuk melakukan amal-amal kasih sayang, salah satunya adalah memberikan ifthar kepada orang yang berpuasa, 

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

(HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5/192, dari Zaid bin Khālid Al Juhani. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ini merupakan targhib, penyemangat, motivasi dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar kita menjadi orang yang mengasihi oranglain, berbuat baik serta dermawan dan hilangnya sifat bakhil. Dan hendaknya sifat ini dipelihara terus sampai setelah selesai Ramadhān. 

Pendidikan bulan Ramadhān lain adalah pendidikan untuk kita istiqamah dalam beramal. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengajarkan bahwa jangan hanya semangat beribadah di awal Ramadhān saja, akan tetapi juga di tengah dan di akhir. 

عائشة رضي الله عنها قالت: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر – أي العشر الأخير من رمضان – شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . متفق عليه

'Āisyah radhiyallāhu 'anhā berkata “Adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhān, beliau mengencangkan tali sarungnya (menjauhi istri-istrinya), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan keluarganya." (Muttafaqun ‘alaihi) 

Hadits ini menggambarkan bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di akhir Ramadhān justru semakin semangat. Dan setelah selesai Ramadhān juga agar konsisten beramal. 

Kalau di bulan Ramadhān ada ibadah wajib, maka kita lakukan pula ibadah wajib tersebut di bulan lain. Kalau di bulan Ramadhān ada ibadah sunnah, maka kita lakukan pula ibadah sunnah tersebut di bulan lain. 

Dalam hadits Abu Ayyub Al Anshāri disebutkan,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhān kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawwal, maka dia berpuasa seperti sepanjang waktu (setahun penuh).” (HR. Muslim no. 116)

Ini melatih kita untuk terus menerus dan konsisten dalam beramal. Ibadah kita dalam bulan Ramadhān bukanlah ibadah musiman, akan tetapi ibadah sepanjang waktu dan zaman. 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal).” (Al Hijr: 99).

Sehingga kita tidak pernah istirahat beribadah kecuali sampai datangnya maut kepada kita. Maka jangan sampai setelah selesai Ramadhān, telah selesai pula ibadah. 

Barangsiapa yang dia hanya beribadah pada bulan Ramadhān maka seakan-akan dia menjadi penyembah Ramadhān, seakan-akan dia hanya mengenal Allāh di bulan Ramadhān. 

Dan diingatkan oleh para ulama, layak diucapkan kepada mereka: 
 
من كان يعبد رمضان فإن رمضان قد فات ومن كان يعبد الله فإن الله حي لا يموت 

"Barangsiapa yang dia menyembah Ramadhān maka Ramadhān pasti akan berlalu dan barangsiapa dia beribadah kepada Allāh maka sesungguhnya Allāh itu hidup dan tidak pernah mati."

Semoga Allāh menjadikan pendidikan Ramadhān benar-benar berbekas dihati kita sehingga kita selalu memiliki keikhlashan dalam beramal, rasa mutāba'ah dalam beramal, rasa murāqabah dalam kehidupan kita dan semangat untuk selalu rujū' kepada agama Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bagaimana kita selalu berhias dengan akhlaqul karimah, dan bagaimana kita selalu konsisten melakukan amal perbuatan kita. 

Dan lebih dari itu, Ramadhān juga mengajarkan kita agar semangat beribadah dan tidak menunda-nunda dimana Allāh berfirman: 

أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ

"(Yaitu) dalam beberapa hari yang ditentukan." (Al-Baqarah 184)

Maka jangan anda lalai, dan bersegeralah, siapa yang bersegera maka dia akan mendapatkan keuntungan dalam amalnya. 

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman: 

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa." (Āli 'Imrān 133)

Semoga Allāh nenerima amal kita semua, dan jadikanlah bulan Ramadhān sebagai madrasah pendidikan yang sangat mendalam dalam kehidupan kita hingga kita mendapat akhir kehidupan yang husnul khātimah dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memanggil kita sebagai salah satu ahli jannah. 

👤 Ust. Afifi 'Abdul Wadūd
📺 Sumber: http://yufid.tv/?s=Bagaimana+anda+dengan+ramadhan+afifi
___________________________
🍃 Program Cinta Ramadhan~Yayasan Cinta Sedekah : 
1. Tebar Paket Ifthar & Sahur Ramadhan 
2. Program I'tikaf Ramadhan
3. Bingkisan Lebaran u/ Yatim & Dhu'afa 
4. Tebar Al-Quran Nasional

📦 Donasi Cinta Ramadhan
| Bank Muamalat Cabang Cikeas
| No.Rek 3310004579 
| atas nama Cinta Sedekah
| Ko…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar