Kamis, 27 Agustus 2015

Nasihat

سُبْحَانَ اللّهُ... 

Sudah yaaa jangan ada perdebatan digrup ini, afwan semuanya.. 

Intinya semua belajar pelan-pelan yaaa... Tidak ada yang salah disini, semua punya kapasitasnya masing2, ada yang cuma cukup menampung penuh, ada yang cuma cukup menampung seperempat, ada yang bisa hanya seperdelapan.. Memang semua tidak bisa dipukul rata... Jadi memang disesuaikan dengan kadar dan kapasitas masing2. 

Tapi masalahnya... Syariat Islam ini sudah sempurna sebelum Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم wafat, tercantum dalam alquran surat almaidah ayat 3 bahwa agama Islam sudah sempurna, segala syariatnya sudah secara jelas dalam alquran dan sunnah, kenapa ditegaskan tadi digrup ini harus sesuai dengan manhaj Salaf? Karena jika kita mengambil dari berbagai sumber maka apa yang akan kita terapkan menjadi campur campur, dan kehilangan arah yang jelas.. Mungkin akan dibarengi dengan kesyirikan atau bid'ah padahal itu yg sangat keras ditentang oleh Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم . 

Misal, kita mau melakukan sebuah amal ibadah, kita tidak boleh serta merta langsung mengerjakannya tanpa terlebih dulu mempelajari apakah amal tsb benar-benar diajarkan oleh Rasul dan para shahabat apa tidak, jika tidak maka wajib kita tinggalkan, meskipun guru kita, orgtua , nenek moyang sll melakukannya..

Darimana kita tau bahwa sebuah amalan boleh kita kerjakan apa tidak..? Dari adanya hadits dan ini bisa diteliti dengan yang namanya ilmu SANAD... Jadi siapa periwayatnya, derajatnya mulai dari apakah haditsnya palsu, lemah atau shahih. Jadi tidak bisa asal-asalan kita kerjakan tanpa melihat basisnya.. Tanpa melihat dasar hukumnya.. 

Kenapaa...?? 

Karena ada 2 hal syarat diterimanya amal ibadah : 

1, ikhlas karena Allah

2, harus sesuai dengan yg diajarkan Rasulullah atau itibba 

Jika hanya salah satu syarat saja dipenuhi maka amal ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah. 

Jadi disini yang diperlukan adalah, keterbukaan hati yang selapang-lapangnya ketika sudah turun ayat atau dalil maka sikap seorang mukmin adalah Sami'na wa atho'na ( kami dengar dan kami taati) bukannya kami dengar kami pikir2 dulu pakai logika kami, kami olah dulu, kami sesuaikan dulu dengan nenek moyang kami baru kami taati.. 

Ini Allah سبحانه وتعالى sendiri yang berfirman : 

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,"mereka menjawab, "(Tidak), Kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?"
(QS Albaqoroh : 170).

ALLAH azza wa jalla berfirman : 
.
“Maka tidaklah patut bagi laki-laki mukmin dan perempuan mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu keputusan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata.” (al-Ahzab: 36)

ALLAH Azza wa Jalla berfirman : 

Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidaklah beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan menerima dengan sepenuhnya.” (an-Nisa’: 65)


ALLAH Azza wa Jalla berfirman : 

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
(QS: Al-An'am Ayat: 116)


Silahkan disimak bbrp firman Allah diatas... 😊 

Tapi, kewajiban kita sebagai seorang muslim hanya mengingatkan, menyampaikan, dan mengajak. Ilmu yang haq WAJIB disampaikan... Selebihnya urusan Allah karena hati manusia berada diantara jari jemari Allah.. 

Semoga Allah سبحانه وتعالى selalu memberikan kita hidayah dan taufik

Barokallahufikuuna 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar