Rabu, 28 Oktober 2015

Luka Yang Kembali Terbuka

LUKA YANG KEMBALI TERBUKA
(Healing Innerchild Within) - yws

- Ibu saya kuatir sekali, suami saya akan pensiun tahun depan. 

+ Apa yang ibu kuatirkan?

- Suami saya orangnya keras dan tidak sabaran. Dia tidak bisa melihat barang-barang berantakan, anak-anak yang lambat bekerja. Sering marah kalau anak-anak mendebat dan tidak patuh. Saya kuatir kalau nanti di rumah, suami saya akan marah-marah terus dan bertengkar dengan anak-anak. Anak-anak tidak suka ayahnya memerintah dan marah-marah terus. Selama ini kan suami saya sering keluar kota, paling pulang sebulan sekali, itu pun hanya 2-3 hari. Kalau pensiun, dia akan di rumah terus bu, saya dan anak-anak akan bertemu terus 

+ Apa perasaan yang dirasakan ibu mengingat kejadian itu?

- Takut, bu ...  (Suaranya tercekat, badannya mengkerut dan menggigil, matanya pun menyipit) 

+ Baik, saya akan ajak ibu untuk mengingat pengalaman di masa lalu, saat ibu pertama kali merasakan perasaan takut yang persis sama seperti ini. Kalau ibu merasa lebih nyaman memejamkan mata, silakan ibu pejamkan mata.

- Saya mendengar suara bapak saya bu .... (tampak kulitnya memucat)

+ Boleh diceritakan pada saya apa yang terjadi saat itu?

- Waktu itu saya kelas 2 SD, saya sedang memegang tempat makanan ayam dan sedang berada di kandang ayam. Tugas saya adalah memberi makan ayam-ayam bapak saya yang banyak. Saya tidak suka tugas ini, karena kandang ayam ini kotor dan bau. Saya jadi malas-malasan dan lambat melakukannya. Tapi bapak tidak suka karena saya bekerja terlalu lambat. Saya dibentak dengan keras, hingga saya kaget. Saking kagetnya, saya menumpahkan wadah tempat makan ayam hingga berhamburan di lantai kandang dan sulit dipungut. Padahal saya masih harus memberikan makan ayam di kandang yang lain. Bapak tambah marah, 'Keluar sini kamu ...!!!' Saya dipukuli sambil dibentak "Anak gak tahu diri, gak ngerti orangtua susah cari uang buat makan. Kamu malah buang-buang makanan seenaknya ... ' Saya dipukuli terus meskipun sudah menangis dan minta ampun berkali-kali ...' (Bercerita sambil menangis terisak-isak, tangannya saling mendekap dan badannya membungkuk seperti melindungi diri dari sesuatu yang memukulnya)

+ Coba ibu katakan pada bapak kata-kata yang masih mengganjal, yang dulu belum sempat dan belum berani ibu katakan.

- Bapak, kenapa bapak pukul Ade? Sakit pak .... sakit .... Ade nggak sengaja numpahin makanan ayam itu, kenapa bapak pukul Ade, sakit pak ... (Tangisannya semakin keras hingga tubuhnya terguncang. Suara dan pilihan katanya sudah berubah menjadi seorang anak kecil yang ketakutan dan tak berdaya) 

Saya minta ia mengeluarkan semua kata dan emosi yang tertahan selama berpuluh tahun. Tangisan seorang anak kecil yang terluka, tersakiti dan tak berdaya untuk melawan. Yang lukanya belum sembuh juga, bahkan hingga ia berusia setengah baya. Yang lukanya terbuka kembali saat ia menghadapi masa pensiun suaminya karena ternyata suaminya memiliki karakter mirip dengan ayahnya. 

Anak kecil yang terluka ini rupanya masih tetap berada di sebuh sudut yang gelap. Ia menangis, berteriak dan memohon, namun pintu hati begitu kuat menutupnya bahkan si pemilik hati ini mengabaikan teriakannya meski merasakan sakit dan kecemasan luar biasa. Kecemasan yang membuatnya kehilangan kepercayaan diri, ragu dalam melangkah dan bahkan 'mengundang' orang yang memiliki karakter sama untuk menguasai hidupnya. 

Tengoklah ke dalam diri, adakah anak-anak kecil yang terluka dalam diri kita. Atau adakah kita mengkuatirkan anak-anak kita sendiri, anak kandung, anak angkat, anak asuh, atau bahkan murid, mengalami pengalaman terluka yang berpotensi terbawa dan mempengaruhi perilakunya di masa depan?

Workshop Healing Innerchild Within, Bandung 21-22 November 2015.

Yeti W S 221015

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴


Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex dgn narasumber Ibu Ellyex Risman yg diorganisir oleh Supermoms, 24 Oktober 2015.

(Diringkas oleh peserta seminar: Rivalino Shaffar CCC-Certified Career Coach. Ringkasan ini hanya menyampaikan sebagian materi yg kompleks sesuai pemahaman penulis.)

Seminar dibuka dengan tingginya perceraian terutama oleh pasangan muda di Indonesia. Dan lebih dr 60% perceraian krn meloloskan permintaan istri untuk bercerai. Kenapa banyak pernikahan muda bercerai (1 cerai:10 pernikahan)? Dan kenapa istri banyak meminta cerai? Salah satu faktor adalah peter pan syndrome dan cinderella complex yg menyebabkan KDRT, ketidakharmonisan dan perselingkuhan. 

Orangtua yg memberikan semua kebutuhan dan keinginan anaknya bahkan ketika anak belum memintanya akan membuat anak memiliki Adversity Quotion (AD) yang rendah. AD adalah kemampuan utk tabah dlm masalah, "tahan banting" dlm menghadapi masalah hidup. (Saat ini profesional yang memiliki AD yg tinggi banyak dicari oleh perusahaan dan salah satu modal penting sbg entrepreneur-tambahan penulis). 

Jika anak tsb laki2 yg ber-AD rendah, sangat mungkin memiliki Peter Pan Syndrome dan yang perempuan memiliki Cinderella Complex. Dalam pergaulan mereka akan mudah menyerah pada pengaruh negatif spt narkoba dan lebih mungkin memiliki anak di luar nikah. Ketika menikah laki laki ini tidak bs bertanggung jawab ketika masa sulit dan atau serba bergantung pada istri yg dianggap sbg Ibunya yg mengatur/menyediakan semua kebutuhan dr ikat pinggang sampai tukang yg akan membetulkan genteng. Yang perempuan sbg istri akan mencari suami yg mampu memberinya segalanya dan akan mudah meminta cerai di saat sulit.

Sebaiknya orangtua mulai membiasakan diri melatih anak-anaknya utk BMM (Berfikir-Memilih-Mengambil Keputusan). Lebih sering lah menggunakan kalimat tanya spt "bagaimana perasaanmu ttg hal ini?", "apa yang kamu perlu lakukan?, "apa dampaknya kalau kamu melakukan hal itu?" (Dalam ilmu leadership, teknik ini digunakan dalam sesi coaching-Penulis). Dengan nada datar dan intonasi tidak menyudutkan. Gunakan gaya parenting otoritatif, yaitu keseimbangan antara ekspektasi ortu dan dukungan ortu/ kasih sayang atau keseimbangan logika dan cinta. ortu memberi harapan/ekspektasi yang tinggi sekaligus memberi dukungan, misalnya "papa pengen kamu melakukan hal ini, bagaimana papa bisa membantumu?" Siapkan anak utk masa depan dengan mempertimbangkan 8 aspek perkembanga: Keimanan, ibadah, Akhlak, emosi, kecerdasan  (logika, nalar dan akademis), sosial, fisik&kesehatan dan seksualitas (memahami diri dan lawan jenis).

Seminar ini juga menitik beratkan pada peran ayah dan menyembuhkan luka psikologis para ortu. Peran ayah sbg pemimpin keluarga saat ini lemah sehingga istri dan anak kehilangan panutan yg memberi contoh ketegasan, keberanian dan melindungi dgn penuh kasih sayang. Oleh karena itu pahami inner child diri dan pasangan. Inner child adakan kondisi kejiwaan yg membekas dr masa kecil. Inner child tidak selalu buruk namun perlu secara bijaksana disikapi. Seorang ayah yg dulunya kehilangan Ibu dari kecil akan bisa tergantung pada istrinya. Seorang istri yang dulunya dididik terlalu mandiri oleh ayahnya akan tidak mau dibantu suaminya. 

Poin-poin penting:
1. Bantu anak bisa mengambil keputusan sendiri dgn banyak bertanya ketika anak sdg banyak PR, dalam konflik dgn temannya, dll. Sedikit menasehati tetap boleh.
2. Pahami bahwa ekonomi keluarga tidak selalu naik dan anak2 akan menjalankan kehidupan rumah tangganya sendiri jadi ajar anak2 sesuai perannya. Laki laki menjadi suami dan ayah yang tegas, berani, melindungi dgn kasih sayang dan anak perempuan yang merawat dan melindungi penuh kasih sayang.
3. Kita membesarkan anak-anak di era digital shg ortu harus tahu games, bacaan, tontonan dan pergaulan di sosmed/gadgetnya.
4. Ortu perlu memahami inner child diri sendiri dan pasangannya dan mulai menjembatani kebutuhan dr inner child tersebut sehingga orangtua (walau pun sudah bercerai) tampil kompak dlm mendidik anak (dual parenting).
5. Bantu anak memilih pasangan hidupnya dengan mengajarkan bagaimana memilih teman yang baik serta memberi contoh bagaimana seorang suami memperlakukan istri dan seorang ayah memperlakukan anaknya. Ingat, kita tidak sekedar memilih menantu tapi juga memilih besan krn cara calon besan mendidik anaknya (calon menantu kita) mempengaruhi kejiwaan calon menantu tsb. Ajarkan anak utk mempertimbangkan cara marah calon pasangannya.
6. Orangtua jangan lupa menjalankan peran sbg suami dan istri karena akhirnya Anda akan tinggal berdua. Jangan sibuk memikirkan dan menjalankan peran ayah dan Ibu namun lupa merawat kasih Anda sbg suami dan istri. Anak2 bisa merasakan hubungan kasih ayah kepada ibunya (dan sebaliknya) dan hal mempengaruhi cara pandang anak thd makna pernikahan dan mencari pasangan dr lawan jenis. Hal ini juga membantu Anda hidup dengan indah stlh anak-anak sibuk dan berkeluarga.
7. Laki laki memilih otak lebih berat 50 gr dibanding perempuan. Namun otak perempuan memiliki corpus collosum,jembatan otak kiri dan otak kanan, yg lebih tebal. Laki laki lebih rasional, kurang empati dibanding perempuan dan fokus pada solusi. Perempuan lebih emosional, insting lebih tajam-langsung bertindak cepat, namun sambil berpikir. Hal ini menyebabkan perlunya pendekatan berbeda antara anak laki laki dgn perempuan spt bicara pada suami/anak laki2 jangan lebih dr 15 kata sedangkan dgn istri/anak perempuan bisa berpanjang lebar.

Sumber-sumber penting: Buku Ilmu Memeluk Anak ditulis oleh Ibu Elly Risman dan tim, facebook group: Kita dan Buah Hati, youtube: SEMAI 2045.
Note: SEMAI artinya Selamatkan Masa Emas Anak Indonesia. Gerakan ini utk mengantisipasi pendapat bahwa 100 tahun Indonesia merdeka anak2 Indonesia akan serusak-rusaknya generasi.

#notetomyself🍃🍃🍃 #hrsbelajartrus #takadakataterlambat🌾🌾

Mohon maaf jika ada ygkurang berkenan🙏🙏🙏
Semoga menjadi amal jariyah untuk yg meringkas🌷🌷🌷 sy hanya bantu menyampaikan&menjadi pembelajaran pula untuk sy pribadi❄️❄️❄️

Tidak ada komentar:

Posting Komentar