Jumat, 01 Januari 2016

Berlaku Adil Pada Semua Anak

👬 BERLAKU ADIL PADA SEMUA ANAK 👭

Abu Hurairah radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali dan didekatnya ada Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi sedang duduk. Ia kemudian berkata,

“Aku memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah aku mencium seorang pun dari mereka.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam segera memandang kepadanya dan berkata, “Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi.”

(HR. Bukhari di Kitab Adab, hadits nomor 5538).

Abdullah bin Syaddad juga meriwayatkan dari ayahnya bahwa,

“Ketika waktu datang shalat Isya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang sambil membawa Hasan dan Husain. Beliau kemudian maju (sebagai imam) dan meletakkan cucunya. Beliau kemudian takbir untuk shalat. Ketika sujud, Beliau pun memanjangkan sujudnya.

Ayahku berkata, ‘Saya kemudian mengangkat kepalaku dan melihat anak kecil itu berada di atas punggung Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang sedang bersujud. Saya kemudian sujud kembali.’

Setelah selesai shalat, orang-orang pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, saat sedang sujud di antara dua sujudmu tadi, engkau melakukannya sangat lama, sehingga kami mengira telah terjadi sebuah peristiwa besar, atau telah turun wahyu kepadamu.’ Beliau kemudian berkata, ‘Semua yang engkau katakan itu tidak terjadi, tapi cucuku sedang bersenang-senang denganku, dan aku tidak suka menghentikannya sampai dia menyelesaikan keinginannya.”

(HR. An-Nasai dalam Kitab At-Thathbiq, hadits nomor 1129).

Usamah bin Zaid ketika masih kecil punya kenangan manis dalam pangkuan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengambil dan mendudukkanku di atas pahanya, dan meletakkan Hasan di atas pahanya yang lain, kemudian memeluk kami berdua, dan berkata, ‘Ya Allah, kasihanilah keduanya, karena sesungguhnya aku mengasihi keduanya.'”

(HR. Bukhari dalam Kitab Adab, hadits nomor 5544).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam senantiasa bersikap adil kepada anak-anak. Beliau mengajarkan kepada kita untuk memperhatikan anak-anaknya. Beliau juga mencontohkan dalam praktik bagaimana bersikap kepada anak dengan penuh cinta, kasih, dan kelemahlembutan.

Setiap sikap yang bertolak belakang dengan apa-apa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah bentuk kejahatan  kepada anak-anak. 

Di antara bentuk kejahatan adalah :

✔ Memaki dan menghina anak
Sebagai contoh : memberi dan memanggil anak kita dengan sebutan yang buruk lagi dan bermakna menghinakan dirinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat menekankan agar kita memberi nama yang baik kepada anak-anak kita. Abu Darda’ meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama kalian.”

(HR. Abu Dawud dalam Kitab Adab, hadits nomor 4297).

✔ Melebihkan seorang anak dari yang lain
Nu’man bin Basyir bercerita, 

“Ayahku menginfakkan sebagian hartanya untukku. Ibuku –’Amrah binti Rawahah—kemudian berkata, ‘Saya tidak suka engkau melakukan hal itu sehingga menemui Rasulullah.’ Ayahku kemudian berangkat menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagai saksi atas sedekah yang diberikan kepadaku.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya, ‘Apakah engkau melakukan hal ini kepada seluruh anak-anakmu?’ Ia berkata, ‘Tidak.’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.’ Ayahku kemudian kembali dan menarik lagi sedekah itu.”

(HR. Muslim dalam Kitab Al-Hibaat, hadits nomor 3055).

Kezaliman kepada anak adalah ketika orang tua tidak bisa memunculkan rasa cinta dan sayangnya kepada anak yang kurang cantik, kurang pandai, atau cacat salah satu anggota tubuhnya.

Tidak cantik dan cacat bukan keinginan anak. Justru setiap keterbatasan anak adalah pemacu bagi orang tua untuk lebih mencintainya dan membantunya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Rahimallahu waalidan a’aana waladahu ‘ala birrihi, semoga Allah mengasihi orang tua yang membantu anaknya di atas kebaikan.”

(HR. Ibnu Hibban)

✔ Mendoakan keburukan bagi si anak
Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Tsalatsatu da’awaatin mustajaabaatun: da’watu al-muzhluumi, da’watu al-musaafiri, da’watu waalidin ‘ala walidihi; Ada tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang teraniaya, doa musafir, dan doa (keburukan) orang tua atas anaknya.”

(HR. Tirmidzi dalam Kitab Birr wash Shilah, hadits nomor 1828)

Untuk orang tua berhati-hatilah dalam berucap karena setiap ucapan adalah do'a.

✔ Tidak memberi pendidikan kepada anak
Perintah Allah subhanahu wa ta'ala dalam bentuk umum.

“Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

(QS. At-Tahrim: 6)

Orang tua yang tenggelam dalam kesibukan, sehingga lupa mengajarkan anaknya cara shalat. 
Keduanya telah melanggar perintah Allah di surat Thaha ayat 132,

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Ajarilah anak-anakmu shalat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila tidak melaksanakan shalat) pada usaia sepuluh tahun.”

(HR. Tirmidzi dalam Kitab Shalah, hadits nomor 372).

Tidak ada pemberian yang baik dari orang tua kepada anaknya, selain memberi pendidikan yang baik. 

Dari Ayyub bin Musa yang berasal dari ayahnya dan ayahnya mendapat dari kakeknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Maa nahala waalidun waladan min nahlin afdhala min adabin hasanin, tak ada yang lebih utama yang diberikan orang tua kepada anaknya melebihi adab yang baik.”

(HR. Tirmidzi dalam Kitab Birr wash Shilah, hadits nomor 1875. Tirmidzi berkata, “Ini hadits mursal.”)

Semoga bermanfaat.

✒Ummu QueenSyaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar