Kamis, 12 Mei 2016

Seputar Fidyah

❓PERTANYAAN:

Ana mau tanya seputar fidyah.

1.  kapan seseorang dibolehkan membayar fidyah?

2. apakah benar wanita hamil boleh membayar fidyah sbg pengganti dr puasanya?

3. kapan waktu pembayaran fidyah, apakah boleh dibayarkan diluar bln ramadhan?

💡JAWABAN:

1.    Kapan seseorang dibolehkan membayar fidyah?

👉 Yang dipekati ulama membayar fidyah adalah lelaki/wanita tua, yang tidak mungkin lagi berpuasa. Sahabi; Ibnu 'Abbas –Radhiyallahu 'Anhu- berkata:

《ليست بمنسوخة هو الشيخ الكبير والمرأة الكبيرة لا يستطيعان أن يصوما فيطعمان مكان كل يوم مسكينا》

Ayat ini tidaklah dihapuskan (hukumnya). Dia (berlaku untuk) lelaki dan wanita tua, yang tidak mampu lagi berpuasa, sehingga keduanya memberi makan seorang miskin sebagai ganti per hari. [HR. Bukhari (4505)].

Begitu juga siapa yang sakit parah, dan kondisinya tidak memungkinkan untuk berpuasa kapanpun.

                          ☆☆☆

WANITA HAMIL DAN MENYUSUI, FIDYAH?

👉 Ada perbedaan pendapat ulama dalam masalah ini. Ada yang mewajibkan, ada juga yang tidak. seperti yang diuraikan Imam Tirmidzi di "Sunan"nya setelah hadits (715).

👉 Termasuk yang mewajibkan fidyah adalah Imam Syafi'i –Rahimahullah-, jika dasar berbukanya adalah kecemasan akan kondisi ANAK atau JANIN, bukan karena kondisi pribadi si Ibu. Beliau berkata:

《والحامل والمرضع إذا أطاقتا الصوم ولم تخافا على ولديهما لم تفطرا فإن خافتا على ولديهما أفطرتا وتصدقتا عن كل يوم بمد حنطة وصامتا إذا أمنتا》

Wanita hamil dan yang menyusui jika mampu berpuasa dan TIDAK merasa takut dengan (keadaan) anaknya, maka keduanya tidak boleh  berbuka. Namun, jika merasa takut dengan (keadaan )anaknya, maka keduanya (boleh) tidak puasa, tapi membayar fidyah 1 mud gandum (makanan pokok) per hari dan melakukan (qadha`) puasa, jika sudah merasa aman (terhadap keadaan anaknya).》[Lihat: Al-Umm 2/103, Bab: Ahkam Man Afthara Fi Ramadhan].

💡Yang saya pilih dalam masalah ini adalah penguraian masalah:

➡ Jika wanita yang hamil dan menyusui mempunyai WAKTU LUANG untuk mengqadha` di kemudian hari, maka keduanya HANYA mengqadha` saja dan tidak membayar fidyah. [Lihat: Fatawa Ad-Daimah10/226]

Hal ini diqiyaskan kepada orang sakit yang diharapkan kesembuhannya, seperti pada ayat yang artinya:

"Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain." [QS. Al-Baqarah (2) ayat 184].

Silahkan baca di sini:

https://islamqa.info/ar/49794

Dan bagi yang BERKESINAMBUNGAN "melahirkan dan menyusuinya" sehingga tidak mendapatkan waktu dan tenaga untuk mengqadha', baru membayar fidyah.

Akan tetapi, jika ingin berhati-hati, silahkan juga membayar fidyah sebagaimana pendapat Imam Syafi'i dll di atas, JIKA dasar berbukanya adalah kecemasan akan kondisi ANAK, bukan karena kondisi pribadinya.

                          ☆☆☆

WAKTU PEMBAYARAN FIDYAH.

Fidyah boleh dibayar kapan saja, tidak harus di bulan Ramadhan. Tapi lebih cepat lebih baik.

Silahkan baca di sini:

http://ar.islamway.net/fatwa/38585

 Wallahu A'lam

(AM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar