Beberapa Hikmah Isra-Miraj
1. Isra-Miraj dihadiahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW setelah mengalami ujian bertubi-tubi. Kemangkatan Sayidah Khadijah dan pamanda Abu Thalib ditambah pembangkangan sebagian kaumnya untuk menerima kebenaran yang beliau sampaikan, membuat perjalanan Isra-Miraj menjadi “hiburan” yang bisa meredam rasa gundah gulana dan sedih pada diri beliau.
Dalam kehidupan, ada baiknya sesekali kita keluar melakukan perjalanan bersama keluarga untuk melihat alam sekitar, memandang ciptaan Allah yang Maha Hebat, guna melepas lelah dan penat setelah berkutat dengan agenda aktifitas yang terkadang membuat kita stres yang tentu tidak baik bagi jiwa.
2. Sebelum diberangkatkan dalam perjalanan Isra-Miraj, beliau disucikan guna menambah kesucian yang telah ada pada diri beliau.
Sebelum kita menghadap Allah SWT dalam salat dan sebelum ajal datang, kita lakukan penyucian jiwa dari dekil-dekil penyakit hati dan tindak tanduk yang melenceng. Salat memberi stimulus untuk menjadi pribadi yang bersih dan suci. Wuhdhu, mandi, pakaian dan tempat yang suci, merupakan simbol bahwa sebelum menghadap Allah SWT hendaknya kita melakukan proses penyucian diri
3. Di tengah perjalanan Isra-Miraj, Nabi menjejakkan kaki di tempat-tempat yang diberkahi. Beliau mendarat di Kota Madinah (Kota Hijrah), Bukit Thursina (Tempat Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT), Betlehem (Tempat kelahiran Nabi Isa) dan pada akhirnya tiba di Baitul Maqdis. Di Baitul Maqdis inilah semua para nabi bermakmum kepada Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa di atas mengilhami kita untuk menyambangi kantong-kantong keberkahan karena pernah dijejaki oleh kaum shalihin. Tempat-tempat seperti ini menjadi sebab turunnya rahmat sehingga membuat siapa saja yang mendatanginya menjadi tenteram dan meraih banyak kebaikan.
4. Dalam peristiwa Isra-Miraj, Nabi SAW bersua dengan para Nabi. Setiap lapisan langit yang ada tujuh itu, beliau berjumpa dengan seorang nabi, mulai dari Nabi Adam, Nabi Isa dan Yahya, Nabi Yusuf, Nabi Idris, Nabi Harun, Musa, hingga Nabi Ibrahim.
Rangkaian pertemuan ini menyiratkan hikmah tentang pentingnya diri kita untuk berkumpul dengan kaum shalih. Majelis-majelis yang dihuni oleh kaum shalihin menjadi tempat yang dicurahi berkah dan kebaikan. Pada saat mengunjungi suatu daerah, bertanyalah tentang tempat tinggal orang-orang yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai orang shalih, lalu datangi dan kunjungi, minta doa dan ilmu darinya. Atau ziarahi makam-makam mereka untuk mengambil pelajaran dari masa kehidupan mereka pada masa sebelumnya.
(Disarikan dari Majalah Cahaya Nabawiy Edisi No. 159 Rajab 1438 H / April 2017)
Yuk SHARE kebaikan & jangan lupa gabung channel telegram kami di : t.me/kajianislam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar