Kamis, 13 Maret 2014

Berbicara Realita

BERBICARA REALITA

Kutipan dari penjelasan Dr. Erwandi tentang pendidikan.

Porsi Pendidikan Agama dan Umum
Ibnul Arabi mengatakan tidak bagus bagi anak pada tahap awal mempelajari lebih dari dua macam ilmu, karena konsentrasi seorang anak hanya dapat terfokus satu ilmu saja

Bagaimana menghadapi situasi sekarang yaitu sebuah keinginan agar anak kita pintar dalam pelajaran umum dan jenius dalam masalah syariat. Sekarang kita tanya siapakah ulama kita yang seperti ini? Adakah ulama yang jagoan atau pakar matematika dan ahli ushul fiqh? Atau ahli atau pakar fisika dan ahli ilmu hadits? Adakah dalam sejarah seperti ini? Jika tidak ada lalu bagaimana anda membuat sesuatu yang tidak ada? Bisakah anda membuat sesuatu yang orang belum pernah buat hal tersebut? Wallahu Ta’ala A’lam. Apabila anda berpikiran bahwa anda ingin membuat anak didik yang pakar artinya bukan hanya sekedar tahu dalam fisika sekaligus pakar ushul fiqih maka anda sedang bermimpi jika sekolah anda ingin mencetak anak seperti ini...Wallahu a’lam.

Imam an Nawawi pernah menceritakan awal-awal perjalanan beliau menuntut ilmu, “Ketika aku mulia belajar ilmu kedokteran maka terasa gelap dunia. Maka akhirnya kutinggalkan ilmu kedokteran dan kembali kepada ilmu syar’i.” Kita ketahui bahwa antara Ilmu Kedokteran dan Ilmu al Islam tidak jauh berbeda. Kita ketahui bahwa pada zaman itu banyak yang menguasai ilmu kedokteran namun tidak menguasai ilmu syar’i secara baik.

Kita lihat dalam kenyataan siapakah yang pakar dalam sains sekaligus pakar dalam ilmu syar’i kecuali jika yang dimaksud hafal qur’an maka itu bukanlah pakar artinya bukan ‘alim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar