Selasa, 25 Maret 2014

Surat Terbuka Untuk Para Wanita


Saudariku .......
Ilmu laksana cahaya. Orang yang tak punya ilmu akan hidup dalam kegelapan. Tidak tahu jalan mana yang harus ia tempuh dan apa yang harus ia lakukan saat menghadapi masalah. Sungguh, kebutuhan kita terhadap ilmu jauh lebih besar daripada kebutuhan kita terhadap makan dan minum. Sebab makan dan minum hanya berfungsi menjaga kehidupan jasmani, yang hal itu juga merupakan kebutuhan hewan. Sedangkan ilmu yang bermanfaat kita butuhkan untuk menjaga kehidupan hati dan rohani. Sementara, hatilah yang menentukan baik buruknya perilaku dan jasmani, sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الجَسَدِ مُضْغَةًًً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ. أَلاَ وَهِىَ القَلْبُ

“.... Ketahuilah, dalam jasad terdapat sekerat daging, apabila baik maka baik pulalah seluruh angggota tubuh dan apabila rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa yang dimaksud itu adalah hati. (Muttafaqun ‘alaihi)
Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah. Allah berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُواْ مَنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُواْ الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ خ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Qs. Al- Mujaadilah: 1)

Saudariku....
Ilmu adalah sesuatu yang harus kita miliki sebelum kita berbicara dan berbuat.
Kebaikan hidup dunia dan akhirat hanya dapat diraih dengan ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda dalam sebuah hadits:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki atasnya kebaikan niscaya Allah akan beri ia pemahaman dalam agama.“(Muttafaqun ‘alaihi)

Dan dalam hadits yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةِ

“Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (Hadits shahih riwayat at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi (2646).
 
Demikian pula halnya kesuksesan dalam rumah tangga, tidak akan bisa diraih tanpa ilmu. Karena itu, jangan pernah berangan-angan bisa menjadi istri yang sukses apabila kita tidak mau belajar.

Masih banyak yang harus kita pelajari wahai saudariku, berapapun usia pernikahan kita. Kita harus mempelajari bagaimana tuntunan syari’at berkaitan dengan kehidupan rumah tangga, apa saja kewajiban-kewajiban yang harus kita laksanakan dan apa-apa saja yang harus kita tinggalkan. Kita belajar bagaimana cara bermuamalah yang benar dengan suami, anak-anak dan semua orang yang hidup bersama kita. Kita harus belajar tentang perkara-perkara yang dapat memperkokoh kebahagian suami istri dan bagaimana cara meraih ridha Allah dengan pernikahan ini.

Di samping itu mungkin masih banyak kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga, yang hal itu dapat menghalangi terciptanya kebahagian hidup rumah tangga kita. Dan kita juga harus belajar bagaimana cara menghadapi berbagai macam persoalan rumah tangga dan menyelesaikannya menurut rambu-rambu syariat.

Intinya….
Apabila kita ingin menjadi seorang istri yang sukses, ibu yang sukses, atau seorang pendidik yang sukses, maka kita tidak bisa berpangku tangan. Kita harus belajar. Maka selama hayat dikandung badan tetaplah bergairah menjadi seorang penuntut ilmu, yang senantiasa haus ilmu dan terus mencarinya.

Saudariku, para istri yang mulia….
Ingatlah, pengabdianmu dalam kehidupan rumah tangga merupakan ibadah kepada Allah. Dan semangat untuk menunaikan ibadah sangat bergantung kepada naik turunnya keimanan yang ada dalam hatimu.
Demikian juga gairah dan motivasi untuk menjadi seorang istri yang shalihah, kadang kita rasakan naik dan kadang juga turun. Oleh karena itu kita mesti berusaha keras menjaga keistiqamahan hati.

Alhamdulillah, sekarang sudah banyak sarana-sarana yang tersedia. Sudah banyak beredar buku-buku bimbingan hidup rumah tangga, majalah-majalah, kaset-kaset atau cd-cd ceramah dan lain sebagainya. Manfaatkan itu sebaik-baiknya. Sebab, amat banyak bimbingan dan ilmu yang bisa digali, yang mungkin belum kita ketahui, padahal itu sangat kita butuhkan.

Jangan malas menghadiri majelis-majelis ilmu guna mendengarkan nasehat-nasehat yang berharga. Bukalah wawasan berfikir dengan bergaul bersama teman-teman yang shalihah. Sebab, perintah Allah Ta‘ala:
وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.“ (Qs. Al-Ahzab: 33)

Bukanlah alasan bagi kita untuk tidak bergaul, sehingga kita menjadi seperti katak dalam tempurung. Menjadi seorang wanita yang sempit wawasannya lagi sempit pikirannya.

Pilihlah teman-teman yang dapat membantumu dalam mentaati Allah dan menjalankan agama ini. Karena dari kawan-kawan yang shalihah itu kita dapat berkaca. Dan dari mereka juga kita dapat banyak belajar dan memperoleh nasehat-nasehat yang berguna. Ingat kita tak boleh “kuper“ (kurang pergaulan) tapi kita juga tak boleh jadi “koper“ (korban pergaulan).

Allah Ta‘ala telah berfirman:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسَبِيلاً ، يَاوَيْلَتَاى لَيْتَنِى لَمْ أَتَّخِذْ فُلاَنًاخَلِيلاً ، لَّقَدْ أَضَلَّنِى عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِى وَكَانَ الشَّيطَانُ للْإنسَانِ خَذُولاً
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zhalim mengigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan besama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan dari Al-Qur’an setelah Al-Qur’an itu telah datang kepadaku.Dan sungguh syaithan itu tidak mau menolong manusia.“ (Qs. Al-Furqaan: 27-29)

(Disadur dari "Surat Terbuka Untuk Para Istri", Ustadz Abu Ihsan dan Ustadzah Ummu Ihsan, Pustaka Darul Ilmi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar