KARENA KEIMANAN ITU SANGAT BERHARGA
Perkataan-perkataan generasi salafus shaleh kepada sesama mereka untuk menambah keimanan:
1. Umar ibnu Al Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata kepada para shahabatnya:
هَلُمُّوْا نَزْدَدْ إِيْمَاناً
“Mari kita menambah keimanan”
2. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
اِجْلِسُوْا بِنَا نَزْدَدْ إِيْمَانًا
“Duduklah bersamaku agar kita dapat menambah keimanan”
Dalam do’anya beliau radhiyallahu ‘anhu biasa mengucapkan:
اَللَّهُمُّ زِدْنِيْ إِيْمَاناً وَيَقِيْنًا وَفِقْهًا
“Ya Allah tambahkan kepadaku keimanan, keyakinan dan pemahaman”
3. Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata:
اِجْلِسُوْا بِنَا نُؤْمِنُ سَاعَةً
“Duduklah bersamaku kita beriman sesaat”
4. Abu Ad Darda radhiyallahu ‘anhu berkata:
مِنْ فِقْهِ الْعَبْدِ أَنْ يَعْلَمَ أَمُزْدَادٌ هُوَ أَوْ مُنْتَقِصٌ ـ أي من الإيمان ـ وَإِنَّ مِنْ فِقْهِ الْعِبْدِ أَنْ يَعْلمَ نَزَغَاتِ الشَّيْطَانِ أَنِّى تَأتِيْهِ
“Salah satu tanda kefakihan seorang hamba adalah dia mengetahui apakah imannya bertambah atau berkurang dan tanda kefakihan yang lain adalah dia mengtahui bagaimana godaan-godaan setan datang kepadanya.”
5. Abdurrahman bin ‘Amr al Auza’i rahimahullah ditanya tentang keimanan, apakah ia bisa bertambah? Dia menjawab:
نَعَمْ حَتَّى يَكُوْنُ كَا لْجِبَالِ
“Ya sampai seperti gunung”
Ia juga ditanya apakah iman juga bisa berkurang? Dia menjawab,
نَعَمْ حَتَّى لاَ يبْقَى مِنْهُ شيْ ءٌ
“Ya sampai tidak tersisa sedikitpun.”
6. Imam Ahlussunnah, Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah ia bisa bertambah dan bekurang? Beliau menjawab, “Ia bisa bertambah bahkan sampai mencapai ke tujuh langit yang paling tinggi dan ia bisa berkurang sampai mencapai tujuh bumi yang paling rendah.” Beliau rahimahullah juga berkata, “Iman itu mencakup ucapan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang. Jika kamu mengerjakan perbuatan baik, maka iman itu akan bertambah, tetapi jika kamu lalai, maka iman itu akan berkuranng.”
Perkataan para salafus shaleh tentang masalah iman sangat banyak sekali dan jika kita mengamati dan membaca sejarah mereka maka kita akan mengetahui betapa besar perhatian mereka terhadap masalah keimanan ini. (Asbab Ziyadatil Iman, Syaikh Abdurrozzaq, edisi terjemahan Manejemen Iman, Media Hidayah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar