๐Faidah Hadits 54
ุงูุญู
ุฏ ููู ูุงูุตูุงุฉ ูุงูุณูุงู
ุนูู ุฑุณูู ุงููู ูุนูู ุขูู ูุตุญุจู ุฃุฌู
ุนูู، ุฃู
ุง ุจุน
ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู
:
ููู ุจุงูู
ุฑุก ูุฐุจุง ุฃู ูุญุฏุซ ุจูู ู
ุง ุณู
ุน.
(ุตุญูุญ) (ู
)
Rasulullah shallallahu ’alahi wa sallam bersabda, "Cukuplah bagi seseorang itu dikatakan sebagai seorang pendusta ketika ia berbicara dari setiap apa yang ia dengar."
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim, Shahiihul Jaami' no. 4482)
๐Penjelasan hadits Hadits ini semakna dengan firman Allah Ta'ala dalam Al Quran surat Al-Isra' ayat 36 :
ู ูุง ุชูู ู
ุง ููุณ ูู ุจู ุนูู
"Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya."
Begitu juga surat Al- Hujurat ayat 6 :
ูุง ุฃููุง ุงูุฐูู ุขู
ููุง ุฅู ุฌุงุกูู
ูุงุณู ุจูุจุฃ ูุชุจูููุง
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya."
⚠Islam mengajarkan manusia untuk selalu berhati-hati dalam berucap, karena sangat banyak seseorang terjerumus dalam kemaksiatan dan kebinasaan dikarenakan lisannya, dan diantara hal sangat perlu diwaspadai dalam menjaga lisan adalah berhati-hati dalam menerima berita / info dan tidak gagabah dalam menyampaikannya.
↘Dalam 2 ayat tadi ditegaskan perintah untuk bertabayyun (menyelidiki kebenaran suatu berita) sebelum menyampaikannya, sekaligus larangan untuk sembarangan mengikuti perkara yang belum diketahui kebenarannya.
↘Dalam hadits ini pun seseorang yang asal-asalan menyampaikan segala berita tanpa menyelidiki kebenarannya dicap oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai pendusta, karena belum tentu setiap berita yang ia dengar itu benar, sehingga bisa jadi ia sudah pasti akan menyampaikan berita yang terkadang ia sudah menyangka ada kemungkinan bohongnya namun ia tetap gegabah menyampaikannya, makanya ia pun dicap sebagai pembohong dengan sebab itu.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa yang namanya berita pasti ada yang benar dan ada yang dusta, maka ketika seseorang asal-asalan menyampaikan semua berita yang ia dengar tanpa menyelidikinya, sudah pasti akan ada berita dusta yang ia sampaikan dan dengan itu ia telah berdusta, karena berdusta adalah meyampaikan hal yang tidak sesuai kenyataan baik sengaja maupun tidak sengaja, dan jika sengaja maka ia berdosa.
✅Maka adab seorang mukmin dalam menerima berita adalah segara kroscek dan menyelidiki kebenarannya, dan tidak menyampaikannya kecuali setelah tau bahwa berita yang ia dengar itu benar sesuai kenyataan.
๐Jika setelah dikroscek masih belum diketahui benar apa tidak, maka tahanlah lisan kita dari menyampaikanya.
Sehingga kitapun selamat dari dosa dan ancaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits tersebut.
Semoga Allah menjadikan kita di antara hamba-hambanya yang bertaqwa dan selalu menjaga lisan sehingga kita dijauhkan dari neraka dan didekatkan dengan surga dengan sebab kita selalu menjaga lisan.
ูุงููู ุชุนุงูู ุฃุนูู
.
ุณุจุญุงูู ุงูููู
ูุจุญู
ุฏู ุฃุดูุฏ ุฃู ูุง ุฅูู ุฅูุง ุฃูุช ุฃุณุชุบูุฑู ูุฃุชูุจ ุฅููู. ูุตูู ุงููู ุนูู ูุจููุง ู
ุญู
ุฏ ูุนูู ุขูู ูุตุญุจู ุฃุฌู
ุนูู.
๐ค Ustadz Akhmad Fahrisan Hafidzahullaahu - Mahasiswa UIM Semester akhir Fakultas Hadits
๐Program JODOH (Just One Day One Hadits)
⚪๐ด๐ต⚫⚪๐ด๐ต⚫
Untuk Kritik dan Saran serta Informasi pendaftaran Program JODOH bisa kirimkan ke nomor #0818-0819-4040 (Via WhatsApp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar