Kamis, 30 Juli 2015

Ain

Waspadai Ain

Rabu, 21 Mey 2014 , 10:14:31
Oleh : Ummu Adam
'Ain adalah penyakit akibat pandangan mata seseorang. Bisa berupa kekaguman atau pun kebencian.

Orang Jawa menyebutnya sawanen.

Diantara ucapan yang dianjurkan tatkala memandang sesuatu yang menakjubkan:

مَا شَآءَ اللهُ لاَ قُوَّةَ إلاَّ بِا للهِ

"Atas kehendak Allah, tiada upaya melainkan hanya dengan pertolongan Allah..." (QS. Al-Kahfi: 39)

Sebab, kekaguman akan sesuatu baik diri, harta, anak, dan lainnya dapat terpengaruh 'ain.

A. 'Ain Itu Nyata

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

العين حقٌّ ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين

“Pengaruh ‘ain (pandangan mata) itu benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, niscaya akan didahului oleh ‘ain...” (HR. Muslim: 2188)

B. Pandangan Jahat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa agar terlindung dari pandangan ('ain) jahat:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِِ وَ هَامَّةِِ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنِِ لامَّةِِ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan, binatang berbisa serta dari setiap pengaruh pandangan mata yang jahat...” (HR. al-Bukhari: 3371)

C. Bisa Lewat Gambar

Ibnul Qayyim rahimahullahu ta'ala berkata,

”Dari seseorang penyebab 'ain (dapat) timbul 'ain tanpa harus melalui melihat langsung. Bahkan kadangkala seorang buta, ketika diceritakan kepadanya perihal sesuatu, kemudian dari dirinya dapat timbul 'ain, walaupun ia tidak melihatnya.

Dan banyak penyebab 'ain terjadi hanya melalui kisah yang menggambarkan sesuatu tanpa melihat langsung...” (Zaadul Ma’ad: 4/149)

Seruan kami kepada saudara seiman.
Simpan baik-baik foto kita juga keluarga...

Jangan dipajang di FB, BB, WA, dan semisalnya.

Orang dapat dengan mudah mengkopinya...
Entah akan diperlakukan apa foto itu...

Belum lagi, apabila ada pandangan jahat tertuju pada diri kita..

Juga kekaguman tanpa disertai doa yang dianjurkan...

Maka sebaiknya..
Simpan baik-baik foto kita yang "indah" itu ya...

-sahabatmu-

@sahabatilmu

Rabu, 29 Juli 2015

Manajemen Waktu Adalah Kunci Sukaes Dunia & Akhirat


🕒 Manajemen Waktu adalah Kunci Sukses Dunia & Akhirat

Saudaraku yang dimuliakan Allah...

Sejak bumi ini Allah ciptakan dan sejak manusia mendiami bumi ini sampai kiamat nanti, waktu yang kita lalui tidak pernah berubah.. 60 detik/menit, 60 menit/jam dan 24 jam dalam sehari semalam. Kemanapun kita pergi, di mana dan kapanpun kita hidup, inilah jatah waktui yang Allah berikan kepada manusia.

Namun, dalam menjalani waktu tersebut ada yang mampu mengisinya dengan maksimal, pas-pasan dan ada pula yang minus.

Agar waktu yang fiks tersebut dapat kita manfaatkan secara maksimal sehingga berhak meraih sukses dunia dan akhirat, maka para orang-orang besar (para ulama) terdahulu, khususnya di kalangan salafus-shalih, tabi'in dan tabi'ittabiin membagi waktu siang dan malam (24 jam) menjadi empat bagian :

1. Sebagian digunakan untuk menunaikan hak Allah seperti ibadah fardhu, berdakwah, berjihad dan sebagainya.
2. Sebagian lagi untuk menunaikan hak atas dirinya seperti makan, istirahat, olah raga, tidur dan sebagainya.
3. Sebagian lainnya untuk mencari ilmu dan rezeki.
4. Bagian terakhir untuk keluarga, yakni istri, anak, kedua orang tua dan kerabat lainnya.

Nah, bandingkan dengan pola atau gaya hidup kita hari ini yang kebanyakan waktu dan waktu utama habis digunakan hanya untuk mencari rezeki. Dengan gaya hidup seperti itu, pantaslah kita merasa kesulitan dalam menunaikan hak Allah, hak keluarga dan bahkan hak diri kita sendiri.

Saatnya kita merevolusi pola dan gaya hidup masa kini dan memenejnya sesuai 4 hal tersebut di atas agar kita bisa meraih sukses dunia dan akhirat serta terhindar dari berbagai kerugian. (Surah Al-'Ashr)

Yaa Rabb... Berkahilah waktu dan kesehatan yang Engkau anugerahkan pada kami sehingga kami mampu memenej waktu ini dengan baik dan maksimal agar kami sukses dunia dan akhirat....

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

💥 KontaQ

Tausiyah

YUK KITA SAMA-SAMA LURUSKAN NIAT HANYA UNTUK Allah ﷻ.... ❤️❤️❤️
.
Repost from @hanahijrah  @gerai_ummuraihanah
・・・
.
.
Supaya apa ya.. ^^
Maksudnya apa ya.. ^^
Hayo.. jangan sampai syaithon masuk ke celah kecil dalam niat baik kita
Sedikit demi sedikit akan ada rasa ujub yg muncul
Na'udzubillah..
.
--- Barang, semakin berharga, semakin terbungkus rapat, diintip pun sulit, begitu juga sebaliknya, jika nilainya rendah, akan dipajang seadanya, yg lewat pun bisa melihat ---
.
Hargai dirimu, mulai dari dirimu sendiri
Orang lain tak minta fotomu, tak perlu kau sodorkan
.
Biarlah kita tidak terkenal di penduduk Bumi
Asalkan dikenal oleh penduduk Langit (senantiasa dido'akan Malaikat)
.
Cukup tulisan kita yg menyebar
Seperti halnya para Ulama, ilmunya dikitabkan hingga saat ini
Apakah dalam kitab mereka ada lukisan/fotonya?
Tentu tidak ada :)
Tapi ilmunya bisa kita nikmati sampai sekarang..
Itulah berkahnya keikhlasan
Ikhlas menyebarkan kebaikan
Hanya ridho Alloh yg didamba
.
Menyembunyikan sosokmu ialah hal yg lebih terjaga ya muslimah..
Baarokalloh..
.
#mariterusperbaikidiri #beribadahuntukAllah #berhijabartinyamenutup #kecantikanhanyauntuksuamikita #tundukkanpandangan #lembutkanhati #sami'nawaatho'na #hijabsyari #wanitashalihatidakinginterlihatsembarangmata

Istigfar vs Sosmed

⛔Istigfar VS sosmed. ⚠

💡Kami sempat terkesima mendengar kata-kata Ustadz Armen Halim Naro, Lc. rahimahullah saat memotivasi tentang istighfar, beliau berkata, 

“Istighfar kita yang naik ke langit mencegah turunnya musibah ke bumi”. Ini membuat kami sedikit merenung mengenai diri kami dan kami mencoba untuk membaginya.

⛔Fenomena Jejaring Sosial

🚩Ternyata kami sangat jauh menerapkan hal ini. Setelah dipikir-pikir ada satu yang menjadi penyebabnya yaitu maraknya jejaring sosial seperti facebook, twitter, google+,whatsApp dan lain-lain. 

💢Inilah membuat kami lalai dan sangat jauh dari kebiasaan orang-orang shalih dan ulama yaitu beristighfar di mana pun, kapan pun (tentu bukan di WC, toilet dll), mengucapkan “astagfirullah”,” allahummagfirli” di sela-sela waktu, di sela-sela kesempatan, di sela-sela kesibukan, ketika menunggu, ketika naik kendaraan, ketika berjalan kaki, ketika menanti jemputan dan ketika kita mampu mencuri sedikit waktu yang sangat mahal dalam berbagai kesibukan.

🚩Para Salaf Mencuri Waktu untuk Beristighfar

🔴Jika mengingat pesan para salaf (pendahulu) kita, maka kita sangat malu menisbatkan diri kepada mereka. Luqman pernah berpesan kepada anaknya,

“Wahai anakku biasakan lisanmu dengan ucapan: [اللهم اغفر لي ] “Allahummaghfirli (Ya Allah, ampunilah aku)”, karena Allah memiliki waktu-waktu yang tidak ditolak permintaan hamba-Nya di waktu itu.”

🔴Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
”Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah, meja-meja makan, jalan-jalan, pasar-pasar dan majelis-majelis kalian di manapun kalian berada. Karena kalian tidak tahu kapan turunnya pengampunan Allah”.
(Jami’ Al-ulum wal hikam hal. 535, Darul Aqidah, Kairo, cet.1, 1422 H)

🔴Belum lagi kisah Imam Malik rahimahullah yang mencuri waktunya yang sangat mahal. Ketika penyambung suaranya berbicara saat majelis kajian (saat itu belum ada pengeras suara, maka ada beberapa penyambung suara berbicara setelah imam Malik berbicara). Maka waktu longgar tersebut dimanfaatkan oleh beliau untuk beristighfar kepada Allah Ta’ala. Subhanallah, sungguh sangat jauh dari kebiasaan kita.

💡Bijak dalam Menyikapi Jejaring Sosial

✏Kami baru tersadar bahwa facebook dan jejaring sosial menjadi penggantinya. .......

📨Jika seperti ini, kapan kita menuntut ilmu, berdakwah, waktu untuk keluarga, bersosialisasi dengan masyarakat dan beramal? Memang berniat menuntut ilmu di dunia maya, tetapi menuntut ilmu di dunia nyata waktunya harus lebih banyak, jelas berbeda keutamaannya menghadiri majelis ilmu. 

📚Memang berniat berdakwah di dunia maya, tetapi berdakwah di dunia nyata porsinya harus lebih besar, kepada orang tua, kerabat dan lain-lain.

💡Jangan Melalaikan dan Meremehkan Istighfar
dari istighfar inilah bermula hakikat penghambaan terhadap Allah, yaitu hati remuk-redam, bersedih mengingat dosa-dosa yang pernah diperbuat setiap harinya.

💡Istighfar Membuat Kehidupan Menjadi Mudah
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah kamu meminta ampun [istighfar] kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan.” (QS. Hud: 3)

💡Kemudian istighfar juga membuat musibah tidak jadi turun, kemudian jika turun memudahkan kita menghadapinya, dan segera bisa menghilangkan musibah tersebut.

💡Jangan Lalai Juga Berdzikir
Kita sepertinya lupa juga dengan anjuran berdzikir, padahal ini adalah perbuatan yang sangat mudah.
 
🏁Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

🏁Kemudian balasan dzikir sederhana yang dapat berbuah pahala besar dapat kita lihat pada hadits Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengucapkan: “Subahnallah wa bihamdihi “di dalam sehari 100 kali, dihapuskan dosa-dosanya walaupun seperti buih dilautan”. [HR. Bukhari, no. 5926 dan Muslim, no. 4857]

Perhatikan, hanya sekitar 3-5 menit untuk membacanya 100 kali, dosa kita terhapus semuanya. Untuk facebook dan twiter ketika menunggu tembel ban misalnya, kita habiskan sampai 20 menit.

💡Terbukti, Kuatnya Pengaruh Dzikir

Bagi yang sudah terbiasa berdzikir dan merasakan nikmatnya, maka ia adalah kebutuhan pokok seorang hamba dalam kehidupan sehari-hari. 

💢Ia adalah kekuatan yang memudahkan kita melaksanakan berbagai ketataan dan mejaga kita dari keburukuan. Seolah-olah ada yang kurang jika tidak berdzikir. Dzikir pagi-petang sebagai tempat pengisiannya.

(selesai ringkasan)
........ Selengkapnya :
muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/istighfar-vs-jejaring-sosial-2.html

Penulis: Raehanul Bahraen
Muroja’ah: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
copas

islam Datang Dalam Keadaan Asing

Islam Datang Dalam Keadaan Asing

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)
Hadits ini adalah salah satu di antara tanda-tanda kenabian karena mengandung pengabaran tentang sesuatu yang akan terjadi. Dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa sebagaimana Islam awalnya datang dalam keadaan asing di kalangan kaum musyrikin Makkah, maka demikian pula dia akan kembali menjadi asing bahkan di kalangan penganut agama Islam itu sendiri.
Hanya saja ketika Islam dikabarkan akan menjadi asing, itu bukan berarti dia boleh ditinggalkan -wal ‘iyadzu billah-. Bahkan hadits ini menunjukkan keutamaan dan kejujuran orang yang berpegang teguh dengannya. Hadits ini juga tidak menunjukkan orang yang berpegang teguh dengannya akan mendapatkan kesempitan dan kejelekan di dunia dikarenakan mereka terasingkan, akan tetapi justru hadits ini menunjukkan bahwa dia adalah manusia yang paling berbahagia, sebagaimana yang tersebut di akhir hadits, “Maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” Hal itu karena keadaan dan posisi dirinya sama persis dengan pendahulu umat ini yang mengikuti ajaran Islam ketika Islam pertama kali muncul dan dianggap asing oleh manusia. Dia adalah manusia yang paling berbahagia di dunia dalam keterasingan dan gangguan yang dia terima, karena Allah Ta’ala memberikan ke dalam hatinya kelapangan dan keluasan yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, kecuali oleh mereka yang juga sejalan dan senasib dengannya. Ini bentuk keberuntungan mereka di dunia. Adapun di akhirat, maka mereka adalah manusia yang paling tinggi derajatnya setelah para nabi alaihimussalam.

Asy-Syaikh Salim al-Hilali hafizhahullah berkata, “Tidak ada riwayat yang sah mengenai penafsiran [Nabi] tentang makna al-Ghuraba’ (orang-orang asing) selain dua tafsiran yang marfu’ yaitu:
[1] Orang-orang yang [tetap] baik tatkala masyarakat telah diliputi kerusakan.
[2] Orang-orang salih yang hidup di tengah-tengah banyak orang yang buruk [agamanya], akibatnya orang yang menentang mereka lebih banyak daripada yang mengikuti mereka.” (Limadza ikhtartul manhaj salafi, hal. 55)
Adapun penafsiran yang pertama maka disebutkan dalam hadits Abdurrahman bin Sanah radhiallahu anhu dia berkata:
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
“Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak.” (HR. Ahmad 13/400 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jami’ no. 7368)
Sementara penafsiran kedua disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu anhuma dan haditsnya disebutkan oleh Al-Albani rahimahullah dalam Ash-Shahihah no. 1273
Dari kedua penafsiran di atas kita bisa menarik kesimpulan kalau maksud dari kata “al-Ghuroba” adalah orang-orang yang istiqomah, yang tetap berbuat bagi ketika manusia telah rusak, merekalah manusia yang dijanjikan surga dan kebahagiaan. Mereka istiqomah di atas agama Allah, dan memurnikan tauhid serta mengikhlaskan ibadah mereka hanya kepada Allah. Merekalah orang-orang yang senantiasa menjaga sholat, membayar zakat, berpuasa dan berhaji serta amalan lainnya yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan Allah mensifati mereka dalam Al-Quran,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُون نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta.” (QS. Fushilat 30-31)

Orang yang berpegang teguh dengan agama Islam dalam keterasingannya ini tidaklah mendapatkan kejelekan sedikitpun, sebanyak apapun orang yang mencela dan menyelisihi mereka. Dari Tsauban radhiallahu anhu -dan ini adalah hadits mutawatir- dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
“Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tidak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari kiamat sedangkan mereka tetap seperti itu.” (HR. Muslim no. 3544)
Dan juga telah shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadits Abu Tsa’labah Al-Khusyani radhiallahu anhu bahwa beliau bersabda:
فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ. قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ
“Sebab di belakang kalian ada hari-hari (yang kalian wajib) bersabar. Bersabar pada saat itu seperti seseorang yang memegang bara api, dan orang yang beramal pada saat itu pahalanya sebanding dengan lima puluh kali amalan orang yang beramal seperti amalnya.” Abu Tsa’labah bertanya, “Wahai Rasulullah, seperti pahala lima puluh orang dari mereka!” Beliau menjawab, “(Bahkan) seperti pahala lima puluh orang dari kalian.” (HR. Abu Daud no. 3778, At-Tirmizi no. 2984, dan Ibnu Majah no. 4004)
Dari kedua hadits ini kita bisa melihat bagaimana besarnya keutamaan pengikut sunnah dan keistimewaan mereka dibandingkan selain mereka.
Walaupun mereka berada dalam keterasingan, akan tetapi merekalah pada hakikatnya adalah orang-orang dikenal oleh Allah Ta’ala, sehingga keterasingan tersebut sama sekali tidak membuat mereka risih. Keterasingan mereka hanya di antara kebanyakan manusia, sementara kebanyakan manusia itu sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan:
وإن تطع أكثر من في الأرض يضلوك عن سبيل الله
“Jika kamu menaati kebanyakan manusia di bumi niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.”
Maka sebenarnya mereka yang menyelisihi sunnah dan membenci orang-orang yang berpegang teguh dengannya, merekalah yang hakikatnya berada dalam keterasingan. Mereka asing di hadapan Allah dan rasul-Nya serta di mata agama-Nya. Sehingga keterasingan ini akan sangat mengganggu mereka walaupun di dunia mereka adalah orang-orang yang terkenal dan tersohor.

Penulis : Abu Muawiah

Tafsir Al-Qashash

📋 Lebih dari 40 Faidah Kajian Tafsir Surat Al-Qashash (bagian 1)

✏Oleh: Ustadz Firanda Andirja hafizhahullah

1- Menuntut ilmu adalah jalan yang memudahkan jalan ke surga, padahalkan banyak jalan ke surga, kenapa? karena menuntut ilmu adalah amalan yang paling mulia dari itu semua.

2- Huruf Tha Siin Mim, adalah isyarat tentang mukjizat Al Quran.

3- Diulang-ulangnya cerita Musa 'alaihisalam VS Fir'aun, ada beberapa faidah: 
🔹karena saking banyaknya pelajaran di dalam kisah tersebut.
🔹 Karena Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berdakwah menghadapi Kaum yahudi, sehingga mereka terperangah dan ada seseorang yang tidak pernah memegang Taurat koq tahu dengan secara detil.
🔹Permusuhan Kaum Yahudi kepada Kaum Muslim sampai hari kiamat.

4- Berangsung-angsurnya cerita Kehancuran Fir'aun dan tidak dihancurkan langsung oleh Allah padahal Allah kuasa, adalah salah satu hikmahnya adalah agar semua bisa menjadi pelajaran yang sangat berarti.

5- Salah satu hikmah Allah dalam menjaga Musa 'alaihisalam tatkala janin adalah Ibunya Musa tatkala hamil tidak kelihatan perutnya buncit.

6- Para ulama bersepakat bahwa Ibunya nabi musa bukan nabi meskipun beliau dapat wahyu.

7- Wahyu yang dimaksud adalah mimpi atau ilham atau dibicari oleh para malaikat.

8- Kalau Fir'aun saja yang sadis mengalah kepada istrinya, apalagi suami-suami selainnya.

9- Kekuasaan Allah, tatkala Fir'aun membunuh semua anak laki-laki yang ditakutkan menghancurkan kekuasaannya ternyata Musa 'alaihisalam yang akan menghancurkan kekuasaan Fir'aun  malah ditakdirkan dipelihara oleh Fir'aun.

10- Disaat genting kita butuh Allah untuk mengokohkan hati, sebagaimana Ibunya Musa alaihissalam dikokohkan hatinya tentang Musa 'alaihisalam kecil tatkala masuk ke istana Fir'aun.

11- termasuk hikmah Allah, istri Fir'aun belum mendapatkan anak.

12- termasuk hikmah Allah, semua wanita yang menyusui ditolak bayi Musa 'alaihissalam.

13- Karena imannya ibu musa kecil yang menyebabkan anaknya, Musa kecil alaihissalam dikembalikan kepada ibunya, ibunya menyusuinya, ibunya digaji atas itu, ibunya tinggal di istana mewah.

14- Tidak setiap darah dan harta orang kafir halal

15- Pendapat setiap kondisi harus berperang melawan orang kafir, tidak benar.

16- Jika berbuat baik tidak penting kita diketahui orang lain, yang pentingkan. amal shalihnya, jika Allah ingin maka Ia akan perlihatkan kepada orang-orang.

17- Seorang yang takut karena takut kebiasaan bukanlah kesyirikan, yang merupakan rasa takut kesyirikan adalah jika rasa takut itu ibadah.

18- Bolehnya berbicara dengan wanita selama tidak menimbulkan fitnah.

19- Kekeliruan sebagian ikhwan tidak berbicara dengan perempuan yang sudah mengaji karena dalih menjaga adab tetapi malah berluas-luas dengan wanita yang belum mengaji dan berpakain syar'ie.

20- Jika ada yang tidak kenal kedudukan seseorang maka bersabarlah dan jangan mencari popularitas.

Demikian, wabillahi at-taufiiq

Bersambung ke faidah seterusnya pada silsilah berikutnya insyaAllah....

---------------------
♻ Silsilah nasihat ke - 88
📝 Broadcast WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo

Zuhud Terhadap Dunia

Nasehat Salaf: "Zuhud terhadap Dunia"

Sebagian Ulama berkata, "Dunia ibarat sebongkah batu es yang diletakkan di bawah terik matahari. Ia akan terus meleleh sampai habis tak berbekas. Sedangkan akhirat ibarat batu permata yang tak akan sirna ditelan masa."

"Bila kecintaan kepada Allah adalah tingkatan keimanan yang paling mulia. Maka zuhud terhadap dunia menjadi tingkatan keimanan yang paling mulia pula."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa alihi wasallam bersabda:

إزهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما عند الناس يحبك الناس

 "Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau akan dicintai oleh Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau akan dicintai oleh mereka." (HR. Ibnu Maajah)

Yuunus bin Maisarah berkata, "Bukanlah yang dikatakan zuhud terhadap dunia itu dengan mengharamkan yang halal atau membuang harta. Akan tetapi zuhud itu ialah ketika engkau lebih yakin dan percaya dengan apa yang ada di Tangan Allah ketimbang apa yang ada di tanganmu sendiri. Sikapmu tidak berubah, baik ketika ditimpa musibah ataupun ketika diliputi kesenangan. Baik ketika dipuji ataupun dicela karena menyampaikan kebenaran."

Maka bila semakin mantap keyakinan seseorang tentang perbedaan dunia dan akhirat, akan semakin kuat pula keinginan ia untuk menukarnya. (Tazkiyatun Nufuus wa Tarbiyatuha)

Fikri Abul Hasan
WhatsApp | المدرسة السلفية

Madu Untuk Anak

Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh 

Ada penelitian yang menyatakan bahwa bayi usia dibawah satu tahun sebaiknya jangan diberikan madu terus-menerus apalagi dalam takaran banyak, karena:

1.Bayi belum memiliki pencernaan yang sempurna, enzim-eznim pencernaan yang mengolah makanan juga belum sempurna. Selain itu sistem kekebalan tubuh juga belum sempurna untuk melawan kuman yang masuk melalui makanan.
2.Madu kemungkinan besar mengandung spora botulisme yang bisa menyebabkan keracunan pada bayi. Kontaminasi spora botulisme bisa terjadi terjadi ketika lebah melakukan tugasnya, menyebarkan putik sari ke tanah dan menghisap sari bunga.
3.Sebaiknya bayi diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama

Adapun mengenai kurma, habbatus sauda dan air zam-zam maka perlu dilakukan peneltian lebih lanjut walaupun secara kandungan tidak berbahaya. Perlu penelitian apakah jika diberikan sekali-kali atau terus-menerus berbahaya atau tidak. Perlu juga diteliti berapa dosis maksimalnya.

Khusus habbatus sauda perlu ditekankan karena habbatus sauda mengandung bahan aktif seperti thymoquinone (TQ), dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol (THY).

Secara umum pencernaan bayi sudah mulai sempurna pada umur 6 bulan (ada yang menyatakan 4 bulan) maka sudah boleh diberikan makanan selain ASI. Akan tetapi makanan tersebut juga harus dipilih-pilih yang sesuai dengan bayi.

Dijawab oleh: dr. Raehanul Bahraen (Alumni Fakultas Kedokteran UGM, sedang menempuh spesialis patologi klinik di Fakultas Kedokteran UGM)

Hukum Imunisasi


Imunisasi dan vaksin mubah, silahkan jika ingin melakukan imunisasi jika sesuai dengan keyakinan. Silahkan juga jika menolak imunisasi sesuai dengan keyakinan dan hal ini tidak berdosa secara syari’at. Silahkan sesuai keyakinan masing-masing. Yang terpenting kita jangan berpecah-belah hanya karena permasalahan ini dan saling menyalahkan.

Berikut kami sajikan fatwa tentang bolehnya imunisasi dan vaksin serta menunjukkan bahwa semacam imunisasi sudah ada dalam syari’at. Atau yang dikenal sekarang dengan imunisasi syari’at.

Ketika Syaikh  Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya tentang hal ini,

 ما هو الحكم في التداوي قبل وقوع الداء كالتطعيم؟

 “Apakah hukum berobat dengan imunisasi sebelum tertimpa penyakit seperti imunisasi?”

Beliau menjawab,

لا بأس بالتداوي إذا خشي وقوع الداء لوجود وباء أو أسباب أخرى يخشى من وقوع الداء بسببها فلا بأس بتعاطي الدواء لدفع البلاء الذي يخشى منه لقول النبي صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: «من تصبح بسبع تمرات من تمر المدينة لم يضره سحر ولا سم (1) » وهذا من باب دفع البلاء قبل وقوعه فهكذا إذا خشي من مرض وطعم ضد الوباء الواقع في البلد أو في أي مكان لا بأس بذلك من باب الدفاع، كما يعالج المرض النازل، يعالج بالدواء المرض الذي يخشى منه.

“La ba’sa (tidak masalah) berobat dengan cara seperti itu jika dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau sebab-sebab lainnya. Dan tidak masalah menggunakan obat untuk menolak atau menghindari wabah yang dikhawatirkan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits shahih (yang artinya),“Barangsiapa makan tujuh butir kurma Madinah pada pagi hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau racun”

Ini termasuk tindakan menghindari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga jika dikhawatirkan timbulnya suatu penyakit dan dilakukan immunisasi untuk melawan penyakit yang muncul di suatu tempat atau di mana saja, maka hal itu tidak masalah, karena hal itu termasuk tindakan pencegahan. Sebagaimana penyakit yang datang diobati, demikian juga penyakit yang dikhawatirkan kemunculannya.

[sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/238]

Majelis Ulama Eropa untuk Fatwa dan Penelitian telah memberikan jawaban untuk masalah vaksin yang digunakan dalam vaksinasi anak terhadap polio. Dalam masalah tersebut, Majelis Ulama Eropa memutuskan dua hal:

Pertama:

Penggunaan obat semacam itu ada manfaatnya dari segi medis.  Obat semacam itu dapat melindungi anak dan mencegah mereka dari kelumpuhan dengan izin Allah. Dan obat semacam ini (dari enzim babi) belum ada gantinya hingga saat ini. Dengan menimbang hal ini, maka penggunaan obat semacam itu dalam rangka berobat dan pencegahan dibolehkan. Hal ini dengan alasan karena mencegah bahaya (penyakit) yang lebih parah jika tidak mengkonsumsinya. Dalam bab fikih, masalah ini ada sisi kelonggaran yaitu tidak mengapa menggunakan yang najis (jika memang cairan tersebut dinilai najis). Namun sebenarnya cairan najis tersebut telah mengalami istihlak (melebur) karena bercampur dengan zat suci yang berjumlah banyak. Begitu pula masalah ini masuk dalam hal darurat dan begitu primer yang dibutuhkan untuk menghilangkan bahaya. Dan di antara tujuan syari’at adalah menggapai maslahat dan manfaat serta menghilangkan mafsadat dan bahaya.

Kedua:

Majelis merekomendasikan pada para imam dan pejabat yang berwenang hendaklah posisi mereka tidak bersikap keras dalam perkara ijtihadiyah ini yang nampak ada maslahat bagi anak-anak kaum muslimin selama tidak bertentangan dengan dalil yang definitif (qoth’i). [Disarikan dari http://www.islamfeqh.com/Forums.aspx?g=posts&t=203]

Perlu diketahui juga bahwa di Saudi Arabia sendiri untuk pendaftaran haji melalui hamlah (travel)  diwajibkan bagi setiap penduduk asli maupun pendatang untuk memenuhi syarat tath’im (vaksinasi) karena banyaknya wabah yang tersebar saat haji nantinya. Syarat inilah yang harus dipenuhi sebelum calon haji dari Saudi mendapatkan tashrih atau izin berhaji yang keluar lima tahun sekali.

Berhitung Pada Anak

Klo sy calistung diliat dr masa2 perkembangan anak yaaa
Calistung tahap dini anak usia 0-2 tahun, anak seusia dini kt ajarkan bermain. Dsini ortu sgt berperan aktif krn anak menangkap apa yg diucapkan n dikatakan ortu. Misal : ibu sering mengajak anak sblm tidur hafalan doa atau membaca buku cerita. Dr kegiatan rutin yg disampaikan anak sdikt banyak belajar n menangkap apa yg disampaikan ortu.

Tahap 2 calistung usia 3-4 : anak sdh mulai mengenal n menghafal huruf,angka n doa pendek. Usia segini bgs bgt untuk anak belajar mengikuti n latih ia untuk melafalkan kata2 dng jelas. Mis: dek dah malem wkt nya bobo yukkk kita doa dulu doa.... Sambil kita berdoa suruh buah hati kita sama melafalkan doa yg kt baca. Dr sana ada beberapa plajaran yg ditrima yaitu menghafal daň belajar bicara dng intonasi yg bener. Atau bisa sekedar bermain sambil mengenalkan berbagai bentuk huruf n angka. Sebisa mgkn kondisi fun aja krn anak usia gini hny bermain.

Tahap usia 4-5 : mulai diajarkan untuk menulis masing2 huruf hal ini utk melatih motorik halus nya dlm menulis n melatih ia menghafal angka n huruf dlm bentuk tulisan. 

Tahap usia 5-6 thn mulai belajar bacaan bisa dlm btk flash card tow buku berwarna. Mis huruf : ba bi bu be bo kmd dsambung yg smula 2 huruf jd 3tow lebih huruf nya etc

Tahap selanjutnya ajak aja anak sering2 membaca bisa dari buku tow tulisan yg ia liat dijalan 🌺

Afwan kepanjangan ya bu ibu 😊

Bangun Pagi

| ANAK SUKSES ? BERMULA DARI BANGUN PAGI
(TIPS PARENTING)

🍄🌵🍄🌵🍄🌵🍄🌵

 

1| Perbaikan kualitas generasi selayaknya
dimulai dgn kebiasaan bangun di pagi hari. Sebab generasi unggul bermula dari pagi yg masygul (sibuk)

2| Kebiasaan bangun pagi hendaklah dimulai dari usia dini. Peran Ayah amat dinanti. Ayah yg peduli tak abai dalam urusan bangun pagi buah hati

3| Jika anak terbiasa bangun siang. Maka keberkahan hidup melayang. Aktivitas ruhani menjadi jarang. Perilaku menjadi jalang

4| Mulailah dengan malam yang berkualitas. Anak tidak terjaga di ambang batas. Harus buat peraturan tegas. Kapan terjaga dan kapan pulas.

5| Sehabis isya jangan ada aktivitas fisik berlebihan. Upayakan aktivitas yang
menenangkan. Membaca atau bercerita yg berkesan

6| Biasakan berbagi perasaan. Mulai dengan cerita aktivitas harian. Evaluasi jika ada yang
tidak berkenan. Sekaligus sarana pengajaran 

7| Buat kesepakatan bangun jam berapa. Lantas anak mau dibangunkan bagaimana. Jadikan ini sebagai modal membangunkan di pagi harinya Tutuplah aktivitas malam dengan dengarkan
tilawah. Agar anak tidur membawa kalimat Allah
Pemberi Rahmah. Terekam dalam memorinya sepanjang hayah

9| Pagi pun datang. Jalankan kesepakatan yang dibuat sebelum tidur menjelang. Bangunkan anak penuh kasih sayang. Bangunkan dengan
cara yg ia bilang

10| Jika anak menolak tuk beranjak, ingatkan akan kesepakatan semalam. Anak siap terima konsekuensi tanpa diancam. Batasi kesenangan yg ia idam

11| Bangunkan anak dengan kalimat Ilahi. Agar paginya diberkahi. Jika perlu adzan di telinga kanan dan kiri. Bisikan dengan lembut tembus
ke hati

12| Jika ia segera bangun, jangan lupa apresiasi. Hadiahi dengan doa dan kecupan di pipi. Tak lupa bertanya tentang mimpi. Anak butuh
transisi

13| Jika anak telah terjaga, siapkan aktivitas olah jiwa dan raga. Agar fisik anak bergerak tak kembali ke kasur yg menggoda. Mudah-
mudahan jadi pola

14| Jalankan pola ini minimal 2 pekan. Agar lama-lama jadi kebiasaan. InsyaAllah anak
bangun pagi dengan kesadaran. Sebab tubuhnya
telah menyesuaikan

15| Jika ayah tak sempat  membangunkan, karena harus segera ke kantor kejar setoran, mintalah ibu berganti peran. Agar anak tak
merasa diabaikan

16| Jangan sampai anak tumbuh remaja, punya kebiasaan yang tidak mulia. Bangun pagi selalu tertunda. Sholat shubuh di waktu dhuha. Banyak melamun tak ada guna

17| Jika terlanjur anak bangun kesiangan. Buatlah rencana bersama pasangan. Konsisten dan tidak saling menyalahkan. Fokus kepada
upaya perbaikan

18| Sebelum terlambat, segera bertindak cepat. Agar masa depan anak selamat. Fokuslah kepada perbaikan pola tidur yg sehat

19| Jika anak terbiasa bangun pagi sedari dini, itu ciri anak berprestasi. Tak mudah dipengaruhi berbagai pergaulan yg tidak islami

20| So, tunggu apalagi. Jangan cuma bisa marah dan mencaci. Segera bertindak untuk buah hati. Fokuslah kepada bangun pagi.

🌾🌿🌾🌿🌾🌿🌾

Semoga bermanfaat ...

جزاكم الله خيرا 
بارك الله فيكم

Ketika Anak Bertanya

Mba Rahmadina... Ini sy share sesuai pengalam sy memgajarkan tauhid ke anak sy ya mba... Sy sll sampaikan bahwa segala yang ada didunia dan dilangit itu Allah ﷻ yang menciptakan, burung2, matahari, bulan, langit, ikan2, dan termasuk anggota tubuh dia mulai dari rambut sampai kaki semuanya dr Allah ﷻ semuanya allah yang kasih, lalu dia suka tanya... Ma.. Kalo makanan sm susunya ayang itu dikasih Allah ﷻ juga ya maa ? Aku jawab iyaa.. Biar Allah ﷻ kasi kita rezeki mama sama aba harus kerja nak nanti Allah ﷻ kasih rezeki biar bisa beli susunya ayang, baju baju sm mainan, semua yang ayang mau ayang tinggal minta aja sama Allah ﷻ , makanya kamu harus sholat ya nak, terus berdoa biar terus disayang Allah ﷻ dan nanti masuk syurga, lalu dia tanya.. Mama kalo Allah ﷻ itu ada dimana ma? Allah ﷻ itu ada diatas Arasy sayang... Tapi Allah ﷻ itu selalu menjaga kita dimanapun kita berada, jagain mama, jagain ayang, jagain aba dan ade bayi dalem perut mama, terus dia nanya kalo Allah ﷻ bisa ngalahin setan sama Zombie gak maa? Iya nak Allah ﷻ kan maha kuasaa yang ciptain syaitan juga udah pasti bisa sayang... Makanya ayang harus rajin berdoa sama Allah ﷻ biar selalu dilindungi Allah ﷻ dari syaitan.. Kalo masalah sakit disampaikan alasan logisnya juga mba gpp tapi dengan bahasa yang mudah dipahami sm anak, misal adek sakit karena gakmau makan atau karena tertular, dan Allah ﷻ yang menghendaki adek sakit biar adek bisa istirahat aja... Atau hal hal lain bila berhububgan dengan kejadian sehari2 sampaikan hal logisnya disertai dengan itu semua terjadi atas kehendak Allah ﷻ , mungkin tiap orangtua punya cara masing2 dalam mendidik anak2nya mba, tp klo sy sm suami ya sampaikan dgn yg seharusnya tp tentunya dgn bahasa yang ia mudah mengerti . 

Selasa, 28 Juli 2015

Jangan Minta Ruqyah

⛔Jangan Minta Ruqyah...!❗

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

➡Ruqyah dibolehkan apabila terpenuhi tiga syarat, apabila tidak terpenuhi maka terlarang, yaitu:

1. Meyakini bahwa ruqyah tersebut dapat bermanfaat dengan izin Allah ta’ala semata.

2. Tidak mengandung penyelisihan terhadap syari’at, yaitu syirik, bid’ah dan maksiat;

• Contoh ruqyah yang mengandung syirik seperti memohon kepada selain Allah ta’ala, adanya penyembelihan untuk selain Allah, menggunakan jimat sebagai medianya, dan lain-lain.

• Contoh ruqyah yang mengandung bid’ah seperti menciptakan bacaan-bacaan tertentu yang tidak berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, meruqyah secara berjama’ah, dan lain-lain.

• Contoh ruqyah yang mengandung maksiat seperti adanya campur baur antara laki-laki dan wanita tanpa suatu alasan darurat, peruqyah menyentuh wanita yang diruqyah, berdua-duaan dengannya, dan lain-lain.

3. Menggunakan bahasa yang dipahami, yaitu ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan mantra-mantra yang tidak dipahami maknanya. (Lihat Al-Qoulul Mufid, 1/187)

➡Hukum Meruqyah dan Minta Ruqyah:

• Meruqyah orang yang sakit adalah termasuk amal shalih selama tidak mengandung perkara yang terlarang.

▶Sahabat yang Mulia Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma berkata,

لَدَغَتْ رَجُلاً مِنَّا عَقْرَبٌ وَنَحْنُ جُلُوسٌ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرْقِى قَالَ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ

“Seseorang dari kami pernah disengat oleh kalajengking, dan ketika itu kami sedang bermajelis bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, maka berkatalah seseorang: Wahai Rasulullah bolehkah aku meruqyah? Beliau bersabda: Barangsiapa diantara kalian yang mampu memberikan manfaat kepada saudaranya maka hendaklah ia lakukan.” [HR. Muslim]

▶Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sendiri meruqyah para sahabat dan mengajarkan ruqyah kepada mereka. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَرْقِى بِهَذِهِ الرُّقْيَةِ أَذْهِبِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ أَنْتَ

“Bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam meruqyah dengan bacaan ini:

أَذْهِبِ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ بِيَدِكَ الشِّفَاءُ لاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ أَنْتَ

“Adzhibil ba’sa Robban Naasi, bi yadikasy syifaau, laa kaasyifa lahu illaa Anta”

Hilangkanlah penyakit ini wahai Rabb di tangan-Mu kesembuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkannya kecuali Engkau.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

➡Adapun meminta ruqyah maka terbagi dua:

1. Meminta ruqyah untuk diri sendiri, hukumnya terbagi tiga:

⏩Pertama: Meminta ruqyah yang mengandung syirik, maka hukumnya juga syirik dari beberapa sisi:
1) Karena meridhoi kesyirikan adalah kesyirikan,
2) Menggunakan jasa dukun dan mempercayai ucapannya tentang perkara ghaib,
3) Tidak jarang, pasien diperintahkan untuk melakukan syirik, seperti berdoa kepada selain Allah, menyembelih untuk selain Allah, mendekatkan diri kepada selain Allah dengan sesajen, dan lain-lain.

⏩Kedua: Meminta ruqyah yang mengandung bid’ah dan maksiat, maka hukumnya haram.

⏩Ketiga: Meminta ruqyah yang sesuai syari’at, hukumnya makruh, karena Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda tentang 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab,

هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ، وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ، وَلاَ يَكْتَوُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak merasa takut sial, tidak melakukan pengobatan al-kayy (dengan besi panas), dan senantiasa bertawakkal kepada Rabb mereka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma]

▶Asy-Syaikh Abdur Rahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,

والفرق بين الراقي والمسترقي: أن المسترقي سائل مستعط ملتفت إلى غير الله بقلبه، والراقي محسن

“Dan perbedaan antara orang yang meruqyah dan yang meminta ruqyah, bahwasannya orang yang meminta ruqyah adalah orang yang memohon, meminta suatu pemberian seraya menoleh kepada selain Allah ta’ala dengan hatinya, sedang orang yang meruqyah adalah orang yang berbuat baik (kepada yang diruqyah).” [Fathul Majid, hal. 67]

▶Asy-Syaikh Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,

“Meraka tidak meminta ruqyah kepada siapa pun, karena:
1) Kuatnya penyandaran diri mereka kepada Allah ta’ala.
2) Mulianya jiwa mereka dari merendahkan diri kepada selain Allah ‘azza wa jalla.
3) Karena dalam perbuatan itu ada bentuk ketergantungan kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala.” [Al-Qoulul Mufid, 1/103]

2. Meminta ruqyah untuk orang lain, hukumnya terbagi dua:

⏩Pertama: Meminta ruqyah yang terlarang untuk orang lain bukan untuk diri sendiri, yaitu ruqyah yang mengandung syirik, bid’ah atau maksiat, maka hukumnya juga terlarang sesuai perincian di atas.

⏩Kedua: Meminta ruqyah yang sesuai syari’at untuk orang lain bukan untuk diri sendiri, insya Allah ta’ala termasuk tolong menolong dalam kebaikan, selama orang yang meminta tersebut tidak bergantung kepada orang yang meruqyah, dan tetap bertawakkal kepada Allah ta’ala. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah memerintahkan untuk memintakan ruqyah bagi seorang anak kecil yang tertimpa penyakin ‘ain, beliau bersabda,

اسْتَرْقُوا لَهَا، فَإِنَّ بِهَا النَّظْرَةَ

“Mintakanlah ruqyah untuknya, karena sesungguhnya ia tertimpa penyakit ‘ain.” [HR. Al-Bukhari dari Ummu Salamah radhiyallahu’anha]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

🌐Sumber: http://sofyanruray.info/jangan-minta-ruqyah/

✏Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

📡Disebarkan oleh Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam:
➡WA Ta'awun Dakwah: 08111377787
➡Web: www.taawundakwah.com
➡Fb: www.facebook.com/taawundakwah

Zuhud

Apakah yg dimaksud Zuhud dlm pengertian yg sesuai sunnah?

Jawab: 

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, 

"Orang yang ZUHUD adalah orang yang apabila melihat orang lain ia berkata: 
“ia lebih baik dariku”.."

[Jami'ul ulum wal hikam 2/183]

Merasa lebih baik adalah pintu Ujub dan Sombong...

Sebagaimana iblis merasa lebih baik dari Adam...

Kita seringkali tertipu dengan banyaknya amal...

Merasa lebih lama ngaji...

Lebih banyak hafalan dan ilmu...

Lalu memandang orang yang baru ngaji dengan pandangan remeh...

Merasa dirinya lebih baik...

Ia tidak sadar...

Telah dihinggapi kesombongan...

Padahal tidak masuk surga orang yang ada pada hatinya kesombongan...

Walaupun sebesar biji sawi...

Penulis Ustadz Abu 
    Yahya Badrusalam, Lc
                     حفظه الله تعالى

Kewajiban Seorang Muslimah Setelah Ramadhan

📚📚📚📚📚📚📚

🌙KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM SETELAH RAMADHAN🌙✔

🔸asy Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan hafidzahullah

"Wahai sekalian manusia...
Bertaqwalah kalian kepada Allah ta'ala, dan ikutilah amalan-amalan kebajikan setelah ramadhan.

🔰🌷Sesungguhnya termasuk tanda diterimanya amal kebaikan adalah seseorang (dimudahkan) mengerjakan amal kebaikan setelahnya.

🌙Tidaklah bulan ramadhan itu kecuali membuat seseorang semangat untuk melakukan kebaikan dan permulaan taubat, serta amal shaleh.

☝Adapun berakhirnya amal adalah dengan datangnya kematian, bukan dengan keluarnya dari bulan ramadhan.

🌙✔Maka termasuk tanda diterimanya taubat dan amalan-amalan seorang hamba pada bulan ramadhan, adalah:
"Seseorang ketika keluar dari bulan ramadhan, keadaannya lebih baik dalam ketaatannya dibandingkan sebelum ramadhan.

❌👎Dan termasuk tanda tertolak dan kegagalan setelah ramadhan, diantaranya:
"Seseorang setelah keluar dari bulan ramadhan lebih jelek keadaannya dari pada sebelumnya."

🔎Maka perhatikanlah diri-diri kalian, semoga Allah merahmati kalian.
Lihatlah keadaan kalian setelah berlalunya bulan ramadhan.

🚪✔Dan ketahuilah, bahwasanya pintu taubat senantiasa terbuka. Baik di bulan ramadhan dan di setiap waktu.
↪Maka barangsiapa yang terluput, belum sempat bertaubat pada bulan ramadhan, janganlah ia berputus asa dari rahmat Allah.
Bahkan seharusnya ia bersegera bertaubat pada setiap saat.

🌷Sesungguhnya Allah akan menerima taubat, orang yang bertaubat kepada-Nya.
Dan Allah mengampuni dosa-dosa bagi orang yang kembali dan bertaubat kepada-Nya.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

🔰Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

🔰Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

🔰Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya. QS Az Zumar: 53-55

🌙☝Maka jagalah apa yang telah kalian usahakan dari amal kebaikan, pada bulan ramadhan ini.
🌙☝Dan janganlah kalian merusaknya, dengan kembali berbuat maksiat dan kejelekan-kejelekan.
🌙☝Kalian menghancurkan apa yang telah kalian bangun.
Dan membatalkan apa yang telah kalian persembahkan untuk Allah.

💥Sesungguhnya kejelekan apabila banyak dilakukan, akan mencelakakan seseorang.
Dan amal kejelekannya lebih berat dibandingkan amal kebaikannya.

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ 

🔰Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri." QS Al A'raf:9

💻Sumber:
http://www.alfawzan.af.org.sa/node/14046

■◎■◎■◎■
📚📚📚📚📚📚📚

Senin, 27 Juli 2015

Cara Berpuasa Syawal

💌 CARA BERPUASA PUASA SYAWAL 6 HARI

Agar keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawaal bisa diraih maka ada 2 hal yg hendaknya diketahui :

PERTAMA : Hendaknya puasa 6 hari ini dikerjakan setelah selesai mengerjakan puasa Ramadhan, maka jika ada hutang puasa di bulan Ramadhan maka hendaknya diqodho terlebih dahulu. Maka tidak disyari'atkan puasa 6 hari di bulan Syawwal sebelum mengqodho hutang puasa Ramdhannya.
Hal ini karena dalam lafal hadits Nabi mengatakan :
"Barangsiapa yg berpuasa Ramdhan kemudian mengikutkannya dgn puasa 6 hari di bulan syawwal maka seperti puasa sepanjang masa"

Dan kalimat (ثُمَّ) yg atrinya "Kemudian" menunjukan akan adanya tertib "urutan". Jadi puasa 6 hari di bulan Syawaal tidaklah dikerjakan kecuali setelah selesai mengerjakan puasa bulan Ramadhan. (lihat Majmu' Fatawa wa Rosaail Syaikh Muhammad bin Sholeh al-'Utsaimin 20/18)

Bahkan sebagian ulama memandang jika seseorang berbuka puasa di bulan Ramadhan tanpa udzur maka tidak disyari'atkan baginya untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawwal.

Ar-Romli berkata, "banyak ulama yg berpendapat bahwa barangsiapa yg tidak berpuasa (penuh) di bulan Ramadhan karena ada udzur atau karena safar, atau karena masih kecil (belum baligh) atau karena gila atau karena kafir, maka tidak disunnahkan baginya untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawwal.

Abu Zur'ah berkata, "Namun yg benar tidaklah demikian. Bahkan ia tetap mendapatkan asal pahala puasa 6 hari –meskipun tidak mendapatkan seperti pahala yg disebutkan di hadits karena pahala tersebut diperoleh jika telah berpuasa Ramadhan secara penuh. Dan jika ia berbuka puasa di bulan Ramadhan karena melanggar (tanpa udzur) maka haram baginya untuk puasa 6 hari di bulan Syawwal" (Nihaayatul Muhtaaj 3/208)

 ✏ Ditulis oleh Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى

 🌱🌻💐🌹🌷🌹💐🌻🌱

Puasa Syawal

🍊🍉 Mengapa Puasa 6 hari Syawwal sebaiknya diakhirkan setelah hari-hari Ied ?
======

✏ Syeikh Muhammad Mukhtar Asy-Syinqithi -hafizhohulloh- mengatakan:

Lebih Afdholnya… hendaknya seseorang menjadikan hari-hari iednya untuk kebahagiaan dan kesenangan (dengan tidak berpuasa).

Oleh karena itu, telah valid dalam sebuah hadits yang shohih dari Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bahwa beliau mengatakan untuk hari-hari (tasyriq) di Mina: 'itu adalah hari-hari makan dan minum... maka janganlah kalian berpuasa di dalamnya".

Apabila hari-hari Mina yang tiga, karena dekat dengan hari Idul Adha mengambil hukum ini, tentunya hari-hari idul fitri tidak jauh keadaannya dari hukum ini…

Oleh karena itulah, kamu dapati orang-orang akan menjadi 'tidak enak' apabila mereka diziarahi oleh seseorang di hari raya, lalu dia menolak hidangan yang disuguhkan dan mengatakan 'aku sedang berpuasa', sebaliknya mereka senang bila hidangan itu dinikmati tamunya.

Dan telah datang keterangan dari Nabi -alaihis sholatu wassalam- bahwa ketika beliau diundang oleh seorang sahabatnya dari kalangan Anshor untuk menikmati hidangan bersama sebagian sahabatnya, lalu ada sahabatnya yang menjauh dan mengatakan: 'sungguh aku sedang berpuasa (sunnah)'.

Maka Nabi -shollallohu alaihi wasallam- mengatakan kepadanya: 'Sungguh saudaramu telah bersusah payah untukmu, jadi BATALKAN puasamu dan berpuasalah di hari lainnya'.

Ketika tamu masuk pada hari-hari ied, terutama hari kedua dan ketiga, tentu seseorang akan senang dan lega ketika melihat tamunya menikmati hidangannya. Jadi, keadaan seseorang bersegera utk berpuasa pada hari kedua dan ketiga, ini perlu ditinjau lagi.

Bersambung ...

📝 Lanjutan :  Sehingga lebih afdhol dan lebih sempurna bila seseorang menyenangkan perasaan org lain (dg tidak berpuasa). Bisa jadi di hari kedua dan ketiga ini ada acara-acara undangan, bisa jadi dia menjadi tamu mereka, dan mereka senang bila dia ada dan ikut menikmati hidangan mereka.

Maka perkara-perkara seperti ini; mementingkan silaturrahim dan membahagiakan kerabatnya dan orang yang menziarahinya pada hari ied.

Oleh karena itu, hendaknya dia mengakhirkan puasa 6 hari syawal ini, sampai setelah hari-hari yang dekat dengan ied, karena orang-orang membutuhkan hari-hari ied itu untuk menciptakan nuansa bahagia dan memuliakan tamu, dan tidak diragukan bahwa mementingkan hal itu akan mendatangkan pahala, yang bisa saja melebihi pahala sebagian amal ketaatan (puasa)...

[Kitab: Syarah Zadul Mustaqni', 107/5].

 ✏ Ditulis oleh: Ustadz Musyaffa' Ad Dariny, MA حفظه الله تعالى

Dipost tgl 4 Syawal 1436 H/ 20 Juli 2015

🍉🍊🍉🍊🍉
Wallahu a'lam

Jumat, 24 Juli 2015

Tanda Allah Tidak Menginginkan Kebaikan Untukmu

Tanda Allah Tidak Menginginkan Kebaikan Untukmu

Selasa, 14 Juli 2015 , 13:21:24
Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi, Lc

♻ Dishare Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi, Lc


Tamparan Siang !


Bismillah,

Alloh Subhaanahu wa ta'ala berfirman:


(وَلَوْ أَرَادُوا الْخُرُوجَ لَأَعَدُّوا لَهُ عُدَّةً وَلَٰكِنْ كَرِهَ اللَّهُ انْبِعَاثَهُمْ فَثَبَّطَهُمْ وَقِيلَ اقْعُدُوا مَعَ الْقَاعِدِينَ)


"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu".

(QS. At-Taubah: 46)


Syekh Ibnul Utsaimin -rahimahullah- berkata,


"Ayat ini adalah ayat yang sangat penting sekali, karena ayat ini adalah barometer bagi seorang hamba..


📌 Apabila kau melihat manusia semua berlomba-lomba..

✅ Untuk melakukan ketaatan

✅ Sholat malam

✅ Tarawih

✅ Memperbanyak doa

✅ Sungguh-sungguh di atas sunnah dan mengamalkan sunnah

✅ Sungguh-sungguh beribadah kepada Alloh Azza wa jalla


⛔ SEDANGKAN dirimu bermalas-malasan melakukan semua itu...


📛 Maka sadarilah bahwa Alloh tidak menginginkan kebaikan untukmu...

Sehingga Alloh melemahkan semangatmu

❌ Karena Alloh tidak menyukai amalanmu dan Alloh tidak suka engkau mendapat kebaikan sebabnya adalah penyakit yang ada di dalam hatimu."


📚Syekh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin 


✔ http://ar.miraath.net/fawaid/11705


::Indahnya Islam, bagi kaum yg berfikir::


___

📱 Dishare Ustadz Kholid Syamhudi, Lc -hafizhahullah- tgl 26 Ramadhan 1436 / 13 Juli 2015

Sudah dibaca oleh 107 orang

Share:

Mungkin Ini Adalah Kali Terakhir

Mungkin Ini Adalah Kali Terakhir…

Begitulah ia selalu. Bila waktunya tiba, ia akan datang menemui setiap  perindunya. Sudah berabad-abad lamanya. Dan ia masih saja begitu. Mengikuti kehendak Rabb-nya, ia penuh setia hadir di tengah-tengah setiap jiwa yang tak kunjung habis dahaga kerinduannya. Dahaga kerinduan untuk melewati setiap detaknya.

 Samudra kecintaan demi melewati malam-malamnya yang syahdu, yang langit luasnya memantulkan setiap baris Kalamullah , yang setiap jengkal udaranya mengantarkan do'a-do'a para hamba menembus tiap lapis langit.

Sahabatku…
Begitulah ia selalu. Hari ini, aku tak tahu apakah engkau dan aku termasuk dalam barisan kafilah orang-orang yang merindu padanya. Dulu mungkin iya, tapi entahlah sekarang. Sebab ia hanya menggoreskan makna dalam hati dan jiwa yang merindukannya. Jadi semoga saja, ia menggoreskan arti kerinduan itu dalam hatiku, dan juga hatimu.

Hari ini, entah untuk ke berapa kalinya ia hadir di sini. Dalam kehidupan kita.
Bila hari ini, Allah mengaruniakan 25 tahun padamu, maka berarti setidak-tidaknya ia telah hadir padamu sebanyak 15 kali –sejak usia akil balighmu-. 

Namun bila karunia Allah padamu hari ini telah sampai pada titik 60 tahun, maka itu artinya ia telah menjumpaimu –setidaknya-tidaknya- sebanyak 45 kali.
Apakah artinya 15 kali perjumpaan itu bagimu? Atau mungkin hingga pertemuan ke 45 dengannya ini engkau masih saja menemukan sebuah arti dari setiap kedatangannya? Entahlah.

 Hanya Rabb-mu lalu engkau jua yang lebih mengetahuinya.
Namun yang pasti, ia tak pernah jemu menjumpaimu. Selama Rabb-nya menghendaki, ia akan selalu menghampiri hidupmu, tanpa pernah peduli apakah engkau begitu rindu padanya atau justru tak mengharapkan kehadirannya sama sekali. Sungguh, ia akan tetap datang, sahabatku…Sekali lagi, walau engkau bukan perindunya.

Ia selalu saja begitu. Sejak ia hadir dalam kehidupan generasi terbaik ummat ini, kemuliaannya tak pernah berubah. Ia tetap saja agung. Dan tetap saja dimuliakan. Siangnya memancarkan panas yang melelehkan dosa-dosa hamba, sedangkan malam-malam semerbaknya mengangkat mereka begitu dekat pada Sang Rabb. Sungguh, kebaikannya tak pernah berubah. Sebagaimana ia telah menjadi sebab membubung tingginya derajat generasi shaleh terdahulu, maka seperti itu pula ia hari ini. Yah, Ramadhan selalu saja demikian…

"Hamba yang berpuasa akan dikaruniakan dua kegembiraan," ujar sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu ketika. "Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat berjumpa dengan Rabb-nya", lanjut beliau –sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At Tirmidzy. Kerinduan pada Ramadhan bermula dari sini. Saat jiwa dan hati kita selalu teringat akan dua kegembiraan ini. Kegembiraan pertama tumpah di dunia ini. Ketika siang yang panas kita lewati dengan berbagai aktifitas. Peluh itu berbulir menetes. Tapi peluh itu menyimpan arti.

 Kerongkongan kering. Perut berbunyi khas rasa lapar. Hingga akhirnya, matahari berpindah menyinari belahan bumi yang lain. Di tanah kita, sang mu'adzin mengumandangkan adzan maghrib. Kita, entah di mana, mungkin bersama keluarga tercinta, mungkin pula bersama saudara seiman…Yah, entah di mana, mata kita berbinar gembira. Seteguk air putih atau sebutir kurma cukup sudah mengalahkan segala kekayaan duniawi saat itu. Sejuknya turun menjelajahi kerongkongan, lalu menebarkan kesegaran yang luar biasa ke penjuru tubuh kita.
Sahabatku…

Terbayangkankah rasa itu di benakmu ? Disitulah kegembiraan pertama kita tumpah bersama. Di kala seteguk air putih atau sebutir kurma jauh lebih berharga daripada dunia seisinya. Saat yang menyadarkan kita –sungguh- bahwa dunia memang tidak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk di sisi Penciptanya.
Kegembiraan pertama ini akan terjadi berulang-kali selama kita di dunia. Namun di atas itu semua, ada kegembiraan lain yang tak pernah dapat terlukiskan oleh kata. Ini adalah kegembiraan puncak. Tapi ia tidak kau peroleh di dunia fana ini.

 Kelak bila semuanya telah usai, amalmu telah ditimbang dan dihitung, lalu engkau diputuskan memasuki kafilah orang-orang selamat…Maka tunggulah saatnya. Tidak lama lagi. Kala Rabb-mu memanggilmu untuk berjumpa denganNya. Tiada perantara. Yah, engkau sungguh akan melihatNya dengan mata kepalamu sendiri. Begitu jelas. –Sungguh aku tak punya kata-kata lagi untuk ini, sahabat…-, tapi kerinduanmu padaNya akan tumpah di sana. Di hadapan Rabb yang berpuluh-puluh tahun engkau yakini rububiyah, uluhiyah, asma' dan shifatNya yang mulia walau engkau tak pernah melihatNya…Di hadapan Rabb yang berpuluh-puluh tahun lamanya engkau sujud padaNya tanpa pernah menyaksikanNya…Di hadapan Rabb yang semua rasa cinta, khauf, dan raja'mu, yang semua doa dan istighfarmu, yang semua rasa lapar berpuasa, setiap kepingan harta zakatmu, setiap torehan luka dalam medan jihadmu hanya kau tujukan untukNya…Di hadapanNyalah hari itu engkau benar-benar tegak melihatNya, lalu karena KeMahabesaranNya engkau tak kuasa untuk tidak sujud…langsung di hadapanNya. Di hadapan Sang penguasa jagat semesta. Di hadapan Allah…
Terbayangkankah kegembiraan itu, sahabat ?

Dan, Ramadhan selalu saja begitu. Sudah beratus-ratus tahun ia menawarkan janji yang sama. Janji akan dua kegembiraan. Ia tak pernah jemu menawarkannya. Kita sajalah mungkin yang jemu dengan janji itu. Ramadhan tak pernah berubah. Hati kitalah yang terbolak-balik. Dan kita selalu saja lalai meluruskan hati itu. Sudah demikian hitam legamkah ia? Apakah ia juga telah menjadi sebuah instrument yang bebal ? Semoga saja tidak.
Sahabatku…
Berilah arti untuk Ramadhan kali ini. Jangan pernah biarkan ia pergi begitu saja, persis seperti yang aku dan engkau lakukan setahun bahkan bertahun-tahun yang silam. Bukankah dulu ketika ia hadir, kita membiarkannya sepi. Hingga ia beranjak, kita sungguh sepi. Entah ada atau tidak dosa-dosa yang terampuni. Entah rasa lapar dan dahaga itu termaqbulkankah di sisiNya. Entah qiyaam itu adakah nilainya. Entah berhakkah kita melewati pintu Ar Rayyan kelak. Entahlah…
Bukankah Allah begitu pemurahnya padaku dan padamu. Hari ini, Ia masih saja memberikan satu kali lagi kesempatan itu. Sementara aku dan kau hampir saja melupakan bahwa di kursi depan meja makan itu, setahun yang lalu masih ada si fulan –yang bisa saja adalah ayah, ibu, saudara, anak dan kerabat kita-, tapi sekarang mereka tidak lagi di kursi itu. Tawanya tiada. Karena ia juga tiada.
Betapa kasihnya Ia pada kita saat Ia masih membiarkan nafas ini berhembus hari ini. Sementara aku dan kau nyaris tidak menyadari bahwa di barisan shaf ini, tepat di sisi kita setahun yang lalu si fulan –entah itu siapa- masih berdiri, bahkan meneteskan air mata di saat-saat qiyaam. Tapi jawablah, sahabatku, ke mana ia pergi Ramadhan ini ? Mungkin ia mendahului kita menjemput balasan mulia Rabbnya. Lalu kita, apa yang akan kita jemput ?
Jadi jangan lepaskan Ramadhan ini pergi begitu saja. Jangan ucapkan perpisahan dengannya sebelum ia meninggalkan arti dalam lembaran amalmu. Sahabat, mungkin ini adalah kali terakhir…Untukmu dan untukku. Setelah itu tiada. Yah, tiada lagi Ramadhan, tiada lagi shiyam, tiada lagi qiyaam, tiada lagi tilawah, tiada lagi shadaqah, tiada lagi istighfar, tiada lagi do'a, tiada lagi I'tikaf, tiada lagi 'idul fithri. Semuanya tiada. Yang ada hanya hisab.
Dekaplah ia erat selagi engkau diizinkan untuk mendekapnya, sebab mungkin ini adalah kali terakhir bagi kita untuk mendekapnya penuh rindu.
(Tulisan ini pernah dimuat dalam majalah Islamy
dan dibacakan dalam beberapa kesempatan Ramadhan)
Muh. Ihsan Zainuddin (29/9/2004)
Abul Miqdad al-Madany di 15.55
😭😭😭

Sedih Berpisah Dengan Ramadhan

💦KESEDIHAN PARA SALAF BERPISAH DENGAN RAMADHAN SANG KEKASIH💦

Betapa meletihkan hari penantian itu...
Namun keletihan itu lenyap dengan perjumpaan denganmu...
Hari demi hari ku lalui bersamamu...
Namun semuanya pasti akan berlalu....
Perpisahan yang menyedihkan diriku...
Aku tak tau apakah akan berjumpa lagi denganmu...
Oh Ramadhan kekasihku...

Itulah waktu...

Allah -subhanahu wa ta'ala- berfirman;

وتلك الأيام نداولها بين الناس

"Itulah hari-hari yang kami pergilirkan manusia padanya".
QS. Ali 'Imran: 140.

Wahai saudaraku...

Lihatlah para salaf ketika dimasa penantian mereka dengan ramadhan dan lihatlah pula tatkala mereka berpisah dengannya.

Berkata Ibnu Rajab Al Hanbaly -rahimahullah-;

كانوا يدعون الله ستة أشهر أن يبلغهم شهر رمضان ثم يدعون الله ستة أشهر أن يتقبله منهم

"Adalah mereka (para salaf) berdoa kepada Allah semenjak enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan ramadhan, lalu kemudian setelah itu mereka berdoa selama enam bulan agar menerima amalan mereka (dibulan ramadhan yang telah dilalui)".
📒Lathaif Al Ma_arif (186).

Lihatlah para salaf...
Tak satupun waktu dalam kehidupannya kecuali berada diantara penantian dan harapan dengan ramadhannya, karena mereka memiliki pengetahuan yang dalam tentang keutamaan serta keluar biasaan bulan tersebut.

Dan juga mereka menampakkan kesedihan tatkala berpisah dengannya, sebagaimana Ibnu Rajab -rahimahullah- mengatakan;

 كان بعض السلف يظهر عليه الحزن بوم عيد الفطر فيقال له؛ إنه يوم فرح وسرور، فيقول؛ صدقتم ولكني عبد أمرني مولاي أن اعمل له عملا فلا أدري أيقبله مني أم لا؟؟

"Adalah sebagian para salaf, mereka menampakkan kesedihan yang mendalam pada hari 'iedul fitri, maka dikatakanlah kepadanya; bukankah hari ini adalah hari kegembiraan dan kebahagiaan?? Maka ia mengatakan; benar, namun aku hanyalah seorang hamba, yang Sang pemilik ku memerintahkanku agar aku beramal karena-Nya, sedangkan aku tidak mengetahui apakah Dia menerimanya ataukah tidak??".
📒Latha_if Al Ma_arif (187).

Suatu hari Wahb bin Al Warad -rahimahullah- pernah melihat suatu kaum yang sedang tertawa terbahak-bahak dihari raya, maka beliaupun berkata;

ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻫﺆﻻﺀ ﺗﻘﺒﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﺻﻴﺎﻣﻬﻢ ﻓﻤﺎ ﻫﺬﺍ ﻓﻌﻞ
ﺍﻟﺸﺎﻛﺮﻳﻦ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﻘﺒﻞ ﻣﻨﻬﻢ ﺻﻴﺎﻣﻬﻢ ﻓﻤﺎ ﻫﺬﺍ
ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺨﺎﺋﻔﻴﻦ

"Jika mereka ini termasuk orang-orang yang diterima ibadah puasanya maka bukanlah tertawa ini perbuatan orang-orang yang bersyukur, dan jika mereka termasuk orang-orang yang tidak diterima ibadah puasanya maka ini bukanlah perbuatan orang-orang yang memiliki rasa takut".
📒 Lathaif al-Ma’arif (187)

Mereka sangatlah khawatir jangan sampai amalan yang mereka lakukan dibulan ramadhan tersebut tidak diterima oleh Allah -azza wa jalla-.

Berkata 'Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu 'anhu-;

ﻳﺎ ﻟﻴﺖ ﺷﻌﺮﻱ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻘﺒﻮﻝ ﻓﻨﻬﻨﻴﻪ، ﻭﻣﻦ ﻫﺬﺍ
ﺍﻟﻤﺤﺮﻭﻡ ﻓﻨﻌﺰﻳﻪ

"Wahai aduhai, seandainya aku mengetahui siapakah gerangan yang diterima amalannya sehingga aku bisa mengucapkan ucapan selamat kepadanya, dan siapakah gerangan yang ditolak amalannya sehingga aku dapat melayatnya".
📒Lathaif Al Ma_arif (187)

Demikian pula yang dikatakan 'Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-;

ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻘﺒﻮﻝ ﻣﻨﺎ ﻓﻨﻬﻨﻴﻪ، ﻭﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﺤﺮﻭﻡ ﻣﻨﺎ
ﻓﻨﻌﺰﻳﻪ

"Siapakah diantara kita yang diterima amalannya sehingga aku bisa memberikan ucapan selamat kepadanya??, dan siapakah yang diharamkan dari kebaikannya sehingga aku bisa berbela sungkawa??".
📒Lathaif Al Ma_arif (187)

Demikianlah potret para salaf tatkala dirundung kesedihan karena terpisahkan dengan ramadhan yang selalu mereka dambakan.

Semoga Allah -azza wa jalla- menerima seluruh amal ibadah kita dibulan yang mulia ini.
Aamiin yaa mujibas saa_iliin.

✏Al Ustadz Fauzan Al Kutawy
-------------------
📱WA Silsilah Durus Linnisa-089688865305📚

Bersabarlah Dengan Kawanmu

Bersabarlah dengan kawanmu...

Terkadang ia ingin dihargai
Terkadang ia ingin disanjung
Terkadang ia ingin dipahami
Terkadang ia ingin didahulukan
Terkadang ia ingin dituakan
Terkadang ia ingin paling didengar 
Terkadang ia ingin dianggap paling kuat
memang resiko berkawan lebih berat dibanding tidak berkawan.
maka solusi terbaik adalah bersabar dengan kelakuan kawanmu...
DAN SEMOGA KAMU KUAT...
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan JANGANLAH ENGKAU MEMBIARKAN KEDENGKIAN DALAM HATI KAMI TERHADAP ORANG-ORANG (SAUDARA) BERIMAN, Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". QS. Al Hasyr: 10.
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهِمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي لا يُخَالِطُ النَّاسَ ، وَلا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهِمْ " .
Artinya: "Mukmin yang bergaul dengan manusia dan sabar atas kelakuan buruk mereka lebih besar pahala dari seorang yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar atas gangguan mereka." HR. Ibnu Majah.
Begt jg terhadap diriku dhaif ini ya ummahat 😘

Tanda-tanda Diterimanya Amal Shalih di Bulan Ramadhan

🌙🌻 TANDA-TANDA DITERIMANYA (AMAL SHALIH) di BULAN RAMADHAN
---------------------------
▪ Asy-Syaikh al-'Allamah Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata:

"Termasuk dari tanda-tanda diterimanya (amalan shalih) di bulan Ramadhan dan bulan selainnya adalah : TERSUSULNYA KEBAIKAN DENGAN KEBAIKAN LAINNYA.
👍🔑  Jika keadaan seorang muslim setelah melalui Ramadhan menjadi keadaan yang baik, tetap memperbanyak kebaikan dan amalan-amalan shalih, inilah tanda yang menunjukkan « amalan diterima »


👎💨 Jika sebaliknya, amalan kebaikan justru disusul dengan amalan buruk, keluar dari bulan Ramadhan malah mengikutinya dengan amalan kejelekan, juga berbagai kelalaian, serta sikap berpaling dari ketaatan kepada Allah, inilah tanda yang menunjukkan « tidak diterimanya amalan Ramadhan ».

📋📌 Dikutip dari Majalis Syahru Ramadhan hal 119.

🌿✏🌿✏🌿✏🌿

•••••••••••••••••••••
🌠📝 Majmu'ah Manhajul Anbiya 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kamis, 23 Juli 2015

Mendidik Anak Perempuan

Memiliki Anak Perempuan Memberikan
Tantangan Tersendiri. 

Kenali 10 Kiat
Mengasuh Kakak-Adik Perempuan

BY SAYANGIANAK · JULY 9, 2015

Memilik Anak Perempuan Kakak-adik?  
Tentu memiliki
tantangan tersendiri bukan?
Hal itu pula yang dialami penulis novel The Pretty One,
Lucinda Rosenfeld. 
Dari pengalamannya, Rosenfeld
berbagi cara menghadapi anak perempuan untuk
menghindari munculnya perselisihan.

Seperti dikutif dari kompas.com , berikut 10 Kiat
Mengasuh Kakak-Adik Perempuan dari Lucinda
Rosenfeld:

1. Jangan pernah membandingkan
prestasi anak perempuan, ini hanya
akan memperkeruh suasana
persaingan anak.
Anak perempuan, si Kakak dan Adik, secara alami akan
saling berkompetisi. 
Jadi, orangtua sebaiknya tak
membandingkan satu dengan lainnya karena hal ini
hanya akan memperkeruh suasana persaingan tersebut.
Termasuk membandingkan prestasi si Kakak yang
mungkin lebih baik dari si Adik, atau sebaliknya.

2. Hindari memberikan label,
karena ini berdampak jangka
panjang pada anak
Sebaiknya hindari memberikan label kepada kedua anak
perempuan. 
Misalnya menyebut si Kakak, “Si cantik” atau
si Adik, “Si cerdas” dan lainnya. Pelabelan saat masa
belia ini berdampak jangka panjang pada anak. 
Apa yang
orangtua katakan tentang dirinya, akan memengaruhi
perilakunya dan berdampak pada tumbuh kembangnya.

3. Berikan pujian dengan adil demi
membangun kepercayaan dirinya.
Anak-anak masih belajar membentuk kepercayaan
dirinya. 
Karenanya penting bagi orangtua untuk
memberikan dukungan positif kepada anak-anak demi
membangun kepercayaan dirinya. 
Salah satu caranya
dengan memberikan pujian kepada anak, secara adil.
Terutama ketika salah satu anak perempuan lebih baik
dalam segala hal, berikan pujian yang tepat kepada anak
perempuan lainnya yang tak memiliki prestasi seperti
saudaranya.

4. Membedakan kegiatan
ekstrakurikuler agar masing-
masing anak perempuan dapat
menemukan minat dan bakatnya
Sebaiknya bedakan kegiatan ekstrakurikuler anak
perempuan. 
Jika si Kakak suka kegiatan musik, dorong
anak lainnya untuk beraktivitas di kegiatan olahraga.
Tujuannya agar masing-masing anak perempuan dapat
menemukan minat dan bakatnya, serta membentuk
kepribadiannya. 
Dengan membedakan kegiatan, orangtua
juga bisa mengurangi friksi yang terjadi karena
persaingan alami pada anak-anak perempuan.

5. Luangkan waktu terpisah untuk
setiap anak, karena anak juga
butuh diperlakukan istimewa
Waktu bersama keluarga memang penting. 
Namun,
luangkan juga waktu pribadi bersama setiap anak
perempuan. 
Bisa berakhir pekan secara terpisah, dengan
si Kakak pada Sabtu, dengan si Adik pada Minggu
misalnya. 
Setiap orang butuh diperlakukan istimewa,
termasuk anak-anak perempuan.

6. Jangan memihak, biarkan
mereka menyelesaikan masalah
sendiri selama situasinya masih
terkontrol
Saat anak-anak perempuan bertengkar, jangan membela
salah satunya, siapa pun yang dianggap sebagai
korbannya. 
Saat anak masih kecil, ingatkan bahwa saat
bertengkar sebaiknya hindari kontak fisik. 
Kalau anak
sudah semakin besar, remaja atau jelang dewasa muda,
biarkan mereka menyelesaikan masalah sendiri selama
situasinya masih terkontrol.

7. Berikan waktu kepadanya untuk
menikmati me time.
Setiap orang butuh waktu untuk dirinya sendiri, termasuk
anak-anak perempuan. 
Jadi, jika saat akhir pekan, anak
perempuan ingin menyendiri, terutama untuk anak yang
sudah lebih besar, maka berikanlah waktu untuknya.
Termasuk menyendiri dari saudara perempuannya. 
Jika
anak memilih menyendiri di rumah, biarkan ia menikmati
waktunya di kamar, sendirian. Kalau ia memilih ke luar
rumah, apalagi karena ia sekamar dengan saudara
perempuannya, berikan waktu kepadanya untuk
menikmati me time. 
Waktu untuk diri sendiri juga penting
diberikan saat anak-anak perempuan Anda berselisih.

8. Adakan Aktivitas bersama,
dengan begitu anak-anak akan
belajar cara berkompromi dan
berbagi
Ada waktunya untuk melakukan aktivitas bersama. 
Jadi
ciptakan momen untuk kedua anak perempuan Anda
melakukan satu aktivitas yang sama. 
Menonton acara
televisi favorit bersama di rumah misalnya. 
Kedekatan
semacam ini juga perlu diciptakan dan dibangun sejak
kecil. 
Dengan begitu anak-anak akan belajar cara
berkompromi dan berbagi.

9. Batasi kebiasaan mewarisi
barang-barang Kakak ke Adik
Dengan maksud penghematan, seringkali orangtua
memberikan barang-barang Kakak kepada si Adik. 
Tak
ada salahnya dengan cara ini, namun sebaiknya dibatasi.
Jangan semua barang Kakak diwariskan ke Adik, artinya
jangan sampai si Adik hanya mendapatkan/memakai
barang “bekas” kakaknya. Belikan juga barang baru
untuk dipakai Adik perempuan, karena setiap anak tentu
memiliki referensi penampilan yang berbeda.

10. Jangan memilih anak favorit,
perhatian orangtua harus seimbang
Perlakukan kedua anak perempuan Anda dengan setara.
Jangan pernah memilih siapa yang paling Anda
favoritkan. 
Perhatian orangtua harus seimbang. 
Dengan
begitu, jangan pernah merahasiakan sesuatu dari si
Kakak juga si Adik tentang satu sama lainnya. 
Selama
anak-anak belum mandiri secara finansial, jangan
perlakukan mereka layaknya teman secara total, berikan
cinta dan perhatian serta perlakuan yang setara.

Senin, 20 Juli 2015

Untaian Nasihat

Untaian nasihat indah dari :
Ust DR. Syafiq R Basalamah. MA

Akhi Ukhti...

✅ Ramadan telah berlalu
Namun ternyata perjalanan masih harus dilanjutkan

✅ Moga Allah menerima amalan kita dan mengampuni dosa2 kita

✅ Aku ingin mengajakmu merenung sejenak...

✅ Pernah menyaksikan peristiwa kebakaran ???

✅ Api yg membara dan membakar tidak hanya pakaian bahkan besi2 menjadi leleh seperti lilin

✅ Bila dirimu seorang konglomerat yang memiliki cash milyaran rupiah di rumah

 ✅ perhiasan emas yang banyak

✅ perabotan rumah yang antik dan mahal

✅ Pakaian branded yang berjejer di dalam lemari
 
✅ Keluarga yang menjadi penyejuk mata 

✅ Bila suatu saat terjadi kebakaran dahsyat di rumahmu,(moga itu tidak terjadi)

✅ Kira2 apa saja yang akan kau selamatkan dari kekayaanmu, yang puluhan tahun kau kumpulkan?

✅ Atau kau hanya akan menyelamatkan dirimu dan keluargamu?

✅ Aku yakin engkau akan memilih yang kedua.......
bahkan engkau siap menjadikan semua hartamu sebagai perisai untuk menyelamatkan kulitmu dari sentuhan api

✅ Ingatlah... 
bahwa ada kebakaran yang lebih dahsyat dan pasti terjadi  telah menanti...(api neraka)
 
✅ Namun ternyata engkau lebih sibuk menyelamatkan hartamu yang pasti akan kau tinggalkan dari pada dirimu dan keluargamu...

✅ Bahkan sebagian ortu membiarkan anaknya dalam kebakaran tersebut sambil tertawa dan bersenda gurau

✅ Saatnya manusia sadar... bahwa dunia ini menipu dan melalaikan

✅ Allah jalla jalaluh berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga-keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6)

✅ NABI SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM BERSABDA :

اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَـمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Jagalah kalian dari api neraka, walaupun dengan bersedekah sepotong kurma. Namun siapa yang tidak mendapatkan sesuatu yang bisa disedekahkannya maka dengan (berucap) kata-kata yang baik.” (HR. Al-Bukhari  Muslim )

------------###----------