๐ณ๐☀ FIQH (MEMAHAMI) AGAMA PETANDA BAHWA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN PADANYA
(… lanjutan Pentingnya Fiqh Islami … - 2 - )
๐ Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah
----------------------------------------------------------
๐ Fiqh (memahami) agama yang itu merupakan tanda kebahagiaan adalah ilmu yang memberikan pengaruh kepada pemiliknya untuk memiliki sifat Khasyah (takut) kepada Allah, dan mengantarkannya kepada menghormati larangan-larangan Allah, serta senantiasa merasa diawasi oleh-Nya. Di samping mendorongnya untuk senantiasa melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Allah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, serta mendorongnya untuk mau berdakwah ke jalan Allah dan menjelaskan syari’at-Nya kepada umat.
๐ข Barangsiapa yang diberi rizki Fiqh agama dalam bentuk seperti itu, maka itu adalah PETANDA DAN ALAMAT BAHWA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN PADANYA.
๐ต๐ซ Sebaliknya barangsiapa yang terhalangi dari itu maka dia termasuk orang-orang jahil dan sesat dari jalan yang lurus, berpaling dari fiqh (memahami) agama, dari mempelajari apa yang Allah wajibkan baginya, dari mengerti tentang apa yang Allah haramkan atasnya. Maka itu di antara TANDA-TANDA BAHWA ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KEBAIKAN PADANYA.
๐ Allah telah menyifati orang-orang kafir sebagai orang-orang yang berpaling dari tugas yang mereka diciptakan untuknya dan dari bahaya yang mereka diperingatkan darinya. Maka ini sebagai peringatan bagi kita, bahwa wajib bagi seorang muslim adalah menghadap kepada agama Allah, mempelajari agama Allah, dan bertanya ketika terdapat permasalahan yang sulit, serta melihat dengan teliti.
▫Allah Ta’ala berfirman,
{َูุงَّูุฐَِูู ََููุฑُูุง ุนَู َّุง ุฃُْูุฐِุฑُูุง ู ُุนْุฑِุถَُูู}
“Orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” (al-Ahqaaf : 3)
{َูู َْู ุฃَุธَْูู ُ ู ِู َّْู ุฐُِّูุฑَ ุจِุขَูุงุชِ ุฑَุจِِّู َูุฃَุนْุฑَุถَ ุนََْููุง ََููุณَِู ู َุง َูุฏَّู َุชْ َูุฏَุงُู}
“Siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya?” (al-Kahfi : 57)
๐ Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 10/7
••••••••••••••••••
๐ ๐๐ก Majmu'ah Manhajul Anbiya
๐ https://telegram.me/Manhajul Anbiya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar