Senin, 30 Juni 2014

Ruginya Tidur Setelah Subuh



•» Ruginya Tidur Setelah Subuh «•

Salah satu kebiasaan buruk yang menjamur, terutama di bulan Ramadhan, adalah tidur di waktu pagi. Apakah kerugian tidur diwaktu pagi? 
 
1. Kehilangan barakah pagi hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka”. Ini adalah doa yang agung yang  Rasulullah panjatkan agar umatnya memberi perhatian yang besar kepada waktu pagi.

2. Bisa ketinggalan waktu shalat subuh
Tidak sedikit dari kita tidur setelah sahur sehingga hal ini bisa menyebabkan ketinggalan jamaah shalat subuh (bagi laki-laki) atau bahkan kehilangan waktu shalat subuh.

3. Menyelisihi kebiasaan para salaf
Yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat adalah setelah mereka melaksanakan shalat subuh  mereka duduk di masjid hingga matahari terbit.

4. Membuat malas dan melemahkan badan, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, : “Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan. Tidur pagi juga Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Ma’ad, 4/222)

5. Pagi adalah waktu dibaginya rizki
Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari..” (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah).

Baca lengkap disini KLIK
http://m.klikuk.com/ruginya-tidur-setelah-subuh/ 

Sebarkan.
Jazaakumullah khairan 


Minggu, 29 Juni 2014

Ramadhan

May this Ramadan be a month of blessings, a month of forgiveness and guidance to you and family. 
May Allah azza wa jall accept our fasting and our good deeds. Ameen.

The blessed month of Ramadan.
Rasullullah sallallahu 'alayhi wa sallam said, 

1. There is a gate in Jannah called Ar-Rayyan and those who observed fast shall enter through it.
(Sahih Bukhari No. 1896)

2. The reward of Sawn is for Allah and He shall reward for it.
(Sahih Muslim, No. 1079)

3. The smell of the mouth of the fasting person is better to Allah than the fragrance of a musk.
(Sahih Muslim 1151)

4. The fasting person has 2 moments of joy; when he breaks his fast and when he meets his Lord.
(Sahih Muslim 1151)

5. Fasting one day in the cause of Allah, removes the face the distance of 70 years from the Hellfire.
(Sahih Muslim, No. 1153)

6. Fasting will intercede for the slave on Yaumul Qiyamah.
(Sahih al-Targheeb, No 980)

7. Fasting is a protection and a strong fortress that keeps a person safe from the Fire.
(Jami As-Sagheer 1/232)

8. Dua'a of a fasting person is answered.
(Sahih Bukhari No. 5065)

9. Take to fasting for there is nothing like it.
(An-Nasai No. 2222)

10. The gates of mercy is opened, the gates of Hell is closed, and the devils are chained. 
(Sahih Muslim No. 2361)

11. Observe fasting on sighting of the new moon and break it on sighting of it, (the new moon). But if (due to clouds) the actual position of the month is concealed from you, you should then count 30 days.
(Sahih Muslim 2380)

Abdullah bin 'Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, reported that 
The Prophet sallallahu 'alayhi wa sallam said: 
"Convey from me, even one verse."
(Sahih Bukhari)

From ukhti Fitri Trapsilawati

Membaca Alquran di Bulan Ramadhan

Ada pertanyaan di group, mana yang lebih utama, memperbanyak khatam alquran atau mentaddaburi alquran.

Betikut ada kiriman artikel dari Fitri Um Hamzah.

Dijelaskan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut,Para ulama berselisih pendapat manakah yang lebih utama, membaca Al Qur’an dengan tartil sehingga sedikit bacaan yang dihasilkan ataukah membaca Al Qur’an dengan cepat dan banyak yang dibaca. Ada dua pendapat dalam masalah ini.Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbasradhiyallahu ‘anhuma, juga selain keduanya, membaca Al Qur’an dengan tartil dan penuh tadabbur (perenungan) itu lebih utama daripada membaca Al Qur’an dengan cepat meskipun dihasilkan banyak bacaan. Karena memang maksud membaca Al Qur’an adalah memahami dan merenungkan isinya, juga ditambah dengan bisa mengamalkan kandungannya. Sedangkan membaca dan menghafal Al Qur’an adalah jalan untuk bisa memahami maknanya.Sebagian salaf mengatakan,نزل القرآن ليعمل به فاتخذوا تلاوته عملا“Al Qur’an itu diturunkan untuk diamalkan. Oleh karenanya, bacalah Al Qur’an untuk diamalkan.”Makanya, dari dulu yang namanya ahli Al Qur’an adalah yang paham dan mengamalkan isi Al Qur’an (bukan hanya sekedar baca atau bukan sekedar menghafal, -pen). Walaupun ahli Al Qur’an di sini tidaklah menghafalkan Al Qur’an. Adapun jika ada yang menghafalkan Al Qur’an namun tidak memahami dan juga tidak mengamalkan isinya, maka ia bukanlah ahli Al Qur’an walau dia piawai mengucapkan huruf-hurufnya.Para ulama yang berpendapat pentingnya tadabbur dibanding banyak qiro’ah (baca) juga memberikan alasan lain bahwa iman tentu saja sebaik-baik amalan. Memahami Al Qur’an dan merenungkannya akan membuahkan iman. Adapun jika Al Qur’an cuma sekedar dibaca tanpa ada pemahaman dan perenungan (tadabbur), maka itu bisa pula dilakukan oleh orang fajir (ahli maksiat) dan munafik, di samping dilakukan oleh pelaku kebaikan dan orang beriman. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ“Permisalan orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah rayhanah. Bau buah tersebut enak, namun rasanya pahit.” (HR. Bukhari no. 5020 dan Muslim no. 797). (Lihat Zaadul Ma’ad, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan keempat, tahun 1425 H, 1: 327).Ibnul Qayyim di kitabnya yang lain berkata,فقراءة آية بتفكر وتفهم خير من قراءة ختمة بغير تدبر وتفهم وأنفع للقلب وأدعى الى حصول الايمان وذوق حلاوة القرآن وهذه كانت عادة السلف يردد احدهم الاية الى الصباح“Membaca satu ayat dengan perenungan dan berusaha memahami maksud ayat, itu lebih baik daripada membaca sekali khatam tanpa ada tadabbur dan pemahaman. Dengan perenungan inilah yang lebih bermanfaat bagi hati, bisa meraih iman serta bisa merasakan lezat dan manisnya membaca Al Qur’an. Inilah kebiasaan para salaf di mana mereka biasa mengulang-ngulang ayat hingga Shubuh.” (Miftah Daris Sa’adah, terbitan Dar Kutub Al ‘Ilmiyyah, 1: 187).Imam Nawawi rahimahullah berkata,وَالِاخْتِيَار أَنَّ ذَلِكَ يَخْتَلِف بِالْأَشْخَاصِ ، فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْل الْفَهْم وَتَدْقِيق الْفِكْر اُسْتُحِبَّ لَهُ أَنْ يَقْتَصِر عَلَى الْقَدْر الَّذِي لَا يَخْتَلّ بِهِ الْمَقْصُود مِنْ التَّدَبُّر وَاسْتِخْرَاج الْمَعَانِي ، وَكَذَا مَنْ كَانَ لَهُ شُغْل بِالْعِلْمِ أَوْ غَيْره مِنْ مُهِمَّات الدِّين وَمَصَالِح الْمُسْلِمِينَ الْعَامَّة يُسْتَحَبّ لَهُ أَنْ يَقْتَصِر مِنْهُ عَلَى الْقَدْر الَّذِي لَا يُخِلّ بِمَا هُوَ فِيهِ ، وَمَنْ لَمْ يَكُنْ كَذَلِكَ فَالْأَوْلَى لَهُ الِاسْتِكْثَار مَا أَمْكَنَهُ مِنْ غَيْر خُرُوج إِلَى الْمَلَل وَلَا يَقْرَؤُهُ هَذْرَمَة . وَاللَّهُ أَعْلَم“Waktu mengkhatamkan tergantung pada kondisi tiap person. Jika seseorang adalah yang paham dan punya pemikiran mendalam, maka dianjurkan padanya untuk membatasi pada kadar yang tidak membuat ia luput dari tadabbur dan menyimpulkan makna-makna dari Al Qur’an. Adapun seseorang yang punya kesibukan dengan ilmu atau urusan agama lainnya dan mengurus maslahat kaum muslimin, dianjurkan baginya untuk membaca sesuai kemampuannya dengan tetap melakukan tadabbur (perenungan). Jika tidak bisa melakukan perenungan seperti itu, maka perbanyaklah membaca sesuai kemampuan tanpa keluar dari aturan dan tanpa tergesa-gesa. Wallahu a’lam. ” (Dinukil dari Fathul Bari, 9: 97).Kalau bisa menggabungkan antara banyak membaca Al Qur’an dan tadabbur, itu lebih baik. Kata Syaikh Kholid bin ‘Abdillah Al Mushlih, “Aku mewasiatkan pada saudara/i-ku untuk bersungguh-sungguh menggabungkan antara memperbanyak baca Al Qur’an ditambah dengan tadabbur supaya benar-benar bisa meraih berbagai kebaikan.” (Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/33620)

Sabtu, 28 Juni 2014

Menu Bulan Ramadha

Dari group umahat Batam

MENU BULAN RAMADHAN...

👉Silahkan anda memilih, semakin banyak akan semakin baik. Karena di bulan Ramadhan Allah lipat gandakan pahala sampai 10x lipat.

👑 (Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 1x ☝
Subuh    :  4 hlm
Dhuhur  :  4 hlm
Ashar    :  4 hlm
Maghrib:  4 hlm
Isya'     :  4 hlm
............

👑(Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 2x ✌
Subuh    :  8 hlm
Dhuhur  :  8 hlm
Ashar    :  8 hlm
Maghrib:  8 hlm
Isya'     :  8 hlm
............

👑 (Ayo kita hatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan 3x ✌☝
Subuh    :  12 hlm
Dhuhur  :  12 hlm
Ashar    :  12 hlm
Maghrib:  12 hlm
Isya'     :  12 hlm
............

👑 (Ayo kita hatamkan Al Qur'an dalam seminggu ❤❤❤
Subuh    :  10 hlm
Dhuhur  :  10 hlm
Ashar    :  10 hlm
Maghrib:  7 hlm
Isya'     :  20 hlm
sahur    :   30 hlm
............

👍 dg hal yang remeh anda bisa mendapatkan pahala yg banyak. (Sebarkan!)

"Orang yg menunjukkan pada kebaikan, itu (mendapat pahala) seperti orang yg mengerjakannya" (Hadits)👍

👌"Jangan biarkan orang lain mewarnai hidupmu" 🎨
​​​​​
👍Berikut adalah jadwal -dengan izin Allah- anda bisa menghatamkan Al Qur'an setiap minnggunya di bulan Ramadhan: 

1- Sabtu:  Al Baqoroh - Ali 'Imron.
2- Ahad: Ali 'Imron - Al Maidah.
3- Senin: Al An'am - At Taubah.
4- Selasa:  Yunus - An Nahl.
5- Rabo:  Al Isra' - An Nur.
6- kamis: Al Furqan - Saba' & Fatir.
7- Jum'at:  Yasin - Al Hadid.
8- Sabtu- Al Mujadilah - An Naas.

📢 Sebarkan ke teman-temanmu, semoga tercatat sebagai amal kebaikan.
Jakallahu khairan sudah ikut mengeshare.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Faedahnya :
faedah bnyk jmlh bacaan quran slh satuny memperlancar bacaan quran, ,,(tajwidnya).meneladani salafusholih, yg dlm sebulan bs khatam bbrapa kali, ,,,,kmudian, tabungan pahala,...dgn bnyk khatam insyaaAllah tabungan pahala mkin bnyk krn 1 huruf dihitung satu pahala dan 1 pahala diganjar 10 kali lipat,,,, apalagi d bln ramadhan, pahalany berlipat2 lg ,,wallahualam, ,,,ada yg mau menambahkan😊 (by Fitri Um Hamzah)

Nasehat

        -NASEHAT-          

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:" Jadilah kamu di Dunia spt org Asing atau Org yg sdg dlm perjalanan (musafir), dan hitunglah dirimu termasuk org yg Pasti mati ( menjadi Penghuni Kubur)", ibnu Umar berkata" Apabila kamu berada pd waku Sore, Jangan tunggu waktu pagi, Bila berada pd waktu Pagi, Jangan tunggu waktu sore. Gunakan wkt Sehat sblm sakit, Gunakan hidupmu (utk ber amal Shaleh) sebelum datang kematian". ( Shahih.HR.Bukhari , Ahmad, atTirmidzi, IbnuMajah dlnya). 

Kita didunia spt Org Asing&Musafir, kita sdg berjalan menuju kematian/akhirat..! Krn itu kita wajib   Mempersiapkan bekal utk Akhirat dan Menghargai waktu..!kita Wajib Mnuntut Ilmu Syar'i, membaca alQur'an, hadits2, kitab2& buku2 yg berman faat Setiap hari! & Segera melakukan amal2 soleh dg ikhlas! Ingat, Waktu, amal&harta kita akan ditanya oleh Allah pd hari kiamat! Yazidjawas.  

Cinta Adab Sejak Dini

CINTA ADAB SEJAK DINI

Seorang yang bijak, suatu hari ditemani salah seorang anaknya berjalan-jalan ke tempat yang sunyi. Keduanya berjalan dan akhirnya sampai di perkebunan dengan pohon-pohon yang indah, bunga-bunga yang harum, dan buah-buahannya yang ranum. Ada sebuah pohon kecil di pinggir jalan yang condong karena ditiup angin. Ujungnya hampir menyentuh tanah.

Bapak bijak itu berkata kepada anaknya,”Lihatlah pohon yang miring itu. Kembalikan ia kepada keadaannya yang semula.”

Anaknya pun bangkit menuju pohon itu. Dengan mudah dia berhasil meluruskannya. Lalu keduanya berjalan lagi. Sekarang, keduanya sampai pada sebuah pohon besar, batang-batangnya banyak yang bengkok.

Bapak itu berkata kepada anaknya, “Anakku, lihatlah pohon ini... Betapa ia sangat memerlukan orang yang mau berbuat baik kepadanya untuk meluruskannya. Menghilangkan aib yang menodainya, dan menurunkan harganya di depan orang-orang yang memandangnya. Ke sanalah, lakukanlah apa yang kamu lakukan pada pohon sebelumnya”

Anaknya tersenyum terheran-heran. Dia menjawab, “Aku bukan tidak mau berbuat baik. Hanya saja pohon itu tidak mungkin diluruskan, karena usianya sudah tua. Benar, itu mungkin bisa dilakukan pada saat ia masih muda. Kalau sekarang, mana mungkin?”

Bapak bijak itu mengagumi anaknya. Dia bahagia melihat anaknya yang cerdas dan bisa menjawab dengan tepat. 

Dia berkata, “Kamu benar, anakku. Siapa yang tumbuh di atas sesuatu, maka ia menjadi tabiatnya. Beradablah sejak kecil, niscaya adab itu selalu menemanimu sampai kamu dewasa”

Kemudian keduanya pulang dan bapak bijak itu mendengarkan syair, 

“Budi pekerti itu berguna bagi bocah semasa kecilnya. Adapun pada masa kepala telah beruban, maka ialah tidak berguna.

Sesungguhnya jika kamu meluruskan ranting, maka ia bisa lurus.

Sementara kayu, tidaklah mungkin kamu bisa meluruskannya” (Dari buku Sudah Muliakah Akhlakmu?, Pustaka ElBa Surabaya yang merupakan terjemahan Makarimul Akhlak karya Syaikh Ali Shalih Hazza)

Permata Manusia

 PERMATA MANUSIA ITU ADA PADA 3 SIFAT:

1. Menyembunyikan kefakiran sehingga orang mengira engkau kaya

2. Menyembunyikan amarah sehingga orang mengira engkau rela/ridha

3. Menyembunyikan kesulitan sehingga orang mengira engkau dalam kondisi lapang.

~ IMAM SYAFI'I ~

Ummu Raihanah,Sydney.

Kehormatan Orang Mu'min

KEHORMATAN ORANG MU’MIN ITU LEBIH AGUNG DARIPADA KA’BAH (!)

Sungguh, pada suatu hari Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu telah melihat ke arah Ka’bah, lalu dia berkata,

مَا أَعْظَمَك وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكَ! وَالْمُؤْ مِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةً مِنْكَ
“Betapa engkau dan kehormatanmu sangat agung! Namun, orang mukmin lebih agung kehormatannya daripada engkau.” [Hadits diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan yang lainnya. Hadits ini terdapat di dalam Kitab Ghayat al-Maram, no. 435]

Bukankah kita di sini punya pelajaran (ibroh)? Bukankah kita di sini punya ingatan? Di manakah posisi kita dari semua makna yang tinggi lagi mulia ini? Kalaupun ada orang yang mau melanggar kehormatan Ka’bah, niscaya kita melihat pengingkaran kaum muslimin dari ujung timur bumi dan barat terhadapnya, alhamdulillah. Namun sayangnya, kita tidak melihat pengingkaran ini berlaku bagi orang yang melanggar kehormatan seorang muslim. Padahal, kehormatannya lebih agung daripada kehormatan Ka’bah.

Betapa banyak bentuk pelanggaran ini, baik dalam bentuk pembunuhan, pencemaran, celaan, rekaan, cemoohan dan cercaan! Nah, itulah realitas kaum muslimin yang merupakan sebaik-baik saksi. (Manajemen Lisan: Saat Diam Saat Bicara, Terjemahan Hashoidul Alsun, Syaikh Husain al-Awayisyah, Darul Haq Jakarta)

Soal Jawab Meraih Ampunan di Bulan Ramadhan

<3 Seri Soal Jawab Meraih Ampunan di Bulan Ramadhan <3 

Saat berbuka puasa, seluruh makanan sudah dihidangkan di meja makan. 

• Manakah yang didahulukan, makan atau sholat maghrib? 

• Di bulan Romadhon apakah wanita lebih utama sholat di rumah atau di masjid ? 

• Bolehkah membagi zakat fitri sehari sebelum hari ied ? 

• Bagaimana Itikafnya seorang wanita ? 

• Bolehkan mengisi waktu puasa dengan main game dan nonton tv ? 

• Kepada siapakah kita bersedekah ? 

• Seorang yang berkerja di bank konvensional, apakah diterima sedekahnya ? 

• Seberapa ukuran sedekah yang ideal itu ? 

• Apakah ada amalan lain yang ganjarannya setara dengan sedekah ?

• Bagaimana membagi waktu untuk berdzikir dan bersholawat ? 

• Bagaimana menghindari GHIBAH di kantor ? 

• Bolehkah wanita tampil di public untuk menyeru kepada perubahan ?

Simak jawaban Ust Abu Yahya Badrusalam,Lc dan klik http://salamdakwah.com/videos-detail/soal-jawab-meraih-ampunan-allah-di-bulan-ramadhan.html

Studi Kritis Tentang Egois

STUDI KRITIS TENTANG EGOIS

Egois adalah sikap mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan orang lain. Dan sikap ini adalah tercela. Namun sebagian ulama mengecualikan jika yang dimaksudkan adalah lebih memikirkan diri kita agar mendapat kemuliaan di akherat kelak maka kita harus memiliki sikap ananiyah (egois) ini, dan sikap seperti ini tidak tercela. 
Walaupun demikian jika kita ingin bersikap ‘egois’ (ananiyah) tentang perkara akherat maka kita harus juga memperhatikan atau peduli dengan cara menolong saudara kita. Oleh karena itu jika kita membantu saudaranya maka hakekatnya kita sedang membantu diri kita. Dengan kata lain jika kita membantu orang lain maka kita sedang mementingkan diri kita atau ‘egois’ agar kita mendapatkan keutamaan di akherat kelak.

Semakin dia mengeluarkan harta atau berinfaq untuk saudaranya maka semakin tinggi ‘egois’ yang dia miliki karena apa yang dia lakukan berupa membantu saudaranya pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dirinya sendiri.

Syaikh Dr. Sa’ad as Shathry hafizhahullah pernah berkata, “Kebutuhan si kaya terhadap si fakir miskin lebih besar daripada kebutuhan si fakir miskin terhadap si kaya.” Mengapa demikian? Hal tersebut karena ketika si miskin membutuhkan harta dari si kaya, si miskin ini hanya mengaharapkan sedikit hartanya untuk sekedar menghilangkan rasa lapar dan dahaga. Akan tetapi SI KAYA BUTUH SI MISKIN UNTUK MENAMBAH PAHALANYA DI SISI ALLAH. Seorang hamba akan dibantu oleh Allah jika dia membantu saudaranya. Allah akan membantu dia dunia dengan menambah hartanya dan meninggikan derajatnya di akherat. Maka elaslah bahwa orang kaya itulah yang sangat membutuhkan si fakir miskin lebih daripada si fakir miskin butuh kepada orang kaya.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya tidak boleh iri kecuali kepada dua orang: orang yang memiliki harta yang digunakan untuk kebenaran seperti membantu pondok pesantren, menyantuni yatim dan semisalnya, yang kedua adalah orang yang memiliki ilmu kemudian mengajarkan ilmu tersebut kepada manusia. Dua golongan inilah: berilmu yang mengajajarkan ilmunya dan berharta yang diinfaqkan di jalan Allah yang kita boleh iri kepadanya. Dan kita tahu bahwasanya da’wah butuh kepada ilmu dan tidak ketinggalan juga donator. 

Ada hikmah dibalik pernikahan Khodijah radhiyallahu ‘anha dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Khodijah adalah seorang yang kaya raya dan menginfaqkan semua hartanya untuk membantu awal da’wah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengingat kebaikan ibunda Khodijah radhiyallahu ‘anha dengan mengatakan “Khodijah membantu saya dengan hartanya.” Di awal da’wahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam butuh harta. Dan inilah hikmah dibalik pernikahan beliau dengan ibunda Khodijah radhiyallahu ‘anha. 

Demikian pula hikmah dibalik Islamnya Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Beliau adalah oran yang pertama kali masuk Islam di kalangan laki-laki yang sudah dewasa. Abu bakar ash shiddiq radhiyallahu ‘anhu ini adalah saudagar yang kaya raya. Diantara yang pernah dilakukan Abu bakar radhiyallahu ‘anhu adalah membebaskan Bilal radhiyallahu ‘anhu.

Maka kita tidak boleh menyepelekan muhsinin (donator). Donatur juga penting dalam da’wah ini. Da’i tidak boleh menyepelekan donatur dan donatur atau orang kaya juga jangan mengabaikan da’i. Misalnya da’i ini ingin bangun pondok, masjid, atau berda’wah di suatu tempat maka diapun mengajukan proposal. Dan hal ini diperbolehkan karena permohonannya bukan untuk pribadi namun untuk umat.Raasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun pernah menawarkan kepada shahabat, “Siapa yang ingin bershadaqah.” Dan orang yang berbuat seperti ini tidak tercela namun mulia karena dia berbuat seperi itu untuk kepentingan umat. Yang tercela itu jika meminta untuk dirinya. Adapun orang yang meminta untuk kepentingan umat yang dia rela merendahkan dirinya untuk meminta bantuan untuk kepentingan umat maka tidaklah tercela bahkan dia adalah mulia.

Bahkan sebagian ulama mengatakan donatur lebih enak kondisinya daripada da’i.

Syarah Hadist Arba'in

Ringkasan materi Syarah Hadits Arba'in
Oleh: Ustadzah Ummu Fadhl Liana Suciawati
 
بسم الله الرحمن الرحيم 
Hadits yang pertama 
 عن أمير المؤمنين أبي حفصٍ عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله عليه وسلم يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( إنما الأعمال بالنيات ، وإنما لكل امرئ ما نوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه ) .
رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبه البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما من أصح الكتب المصنفة . 
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatantergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
 (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).

Hadits ini merupakan hadits yang disepakati keshohihannya walaupun diriwayatkan dengan satu jalur sanad yaitu dari yahya bin said al anshori dari muhammad bin ibrohim at taimi dari alqomah bin waqqosh al laitsi dari umar bin al khoththob
Imam ahmad berkata," prinsip/poros islam itu ada pada 3 hadits yaitu hadits dari nu'man bin basyir إنّ الحلال بيّن و إنّ الحرام بيّن , kemudian hadits ini dan hadits dari aisyah من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو ردّ
kenapa dikatakan demikian?
karena amal seorang hamba yang mukallaf (sudah terbebani syariat) tertumpu pada perintah dan larangan yaitu perkara-perkara yang yang diperintah dan dilarang kemudian dalam melakukan amal seorang memerlukan niat dan dalam beramal tata caranya harus sesuai dengan tuntunan nabi. jadi amalan seorang mu'min tidak terlepas dari 3 hadits ini 
 
Syarh/penjelasan hadits 
 
إنّما الأعمال بالنيّات
kata إنّما mempunyai faidah hashr/pembatasan biasanya diterjemahkan hanyalah.
maksud amalan disini adalah amaln yang disyriatkan sehingga pengertian إنّما الأعمال بالنيّات adalah tidak dianggap sebagai suatu amal jika tidak disertai dengan niat
Imam ibnu rojab berkata (dalam kitab jami'ul uluum wal hikam)
"amalan-amalan itu dianggap baik atau buruk,diterima atau tidak,diberi pahala atau tidak sesuai dengan niat pelakunya"
dan ini diperjelas dengan lafazh yang kedua و إنّما لكلّ امرئ ما نوى
perbedaan إنّما yang pertama dengan yang kedua adalah إنّما yang pertama menunjukkan pada amalannya dan yang kedua menunjukkan hasil yang yang akan didapat
maka و إنّما لكلّ امرئ ما نوى maknanya
seseorang tidak mendapatkan hasil dari amalannya kecuali sesuai dengan apa yang ia niatkan,jika ia meniatkan kebaikan maka akan memperoleh pahala dan jika ia meniatkan keburukan maka ia mendapat dosa 
 
makna niat
dalam alqur'an
a. irodah
sebagaimana firman Alloh dalam surat ali imron:152, al anfal:67, asy syuuro:20
b. ibtighoo
sebagaimana firman Alloh dalam surat allail:20, al baqoroh:265,272
dalam hadits ini makna niat itu adalah niat itu sendiri 
 
Perkataan para ulama tentang niat
Ibnu abid dunya dari yahya bin abu katsir
" pelajarilah niat karena niat lebih baik dari perbuatan"
Yusuf bin asbath berkata
" membersihkan niat dari perkara-perkara yang merusaknya lebih berat bagi para pelaku amal daripada amalan itu sendiri"
Abdulloh ibn mubarok berkata
"berapa banyak amalan yang kecil menjadi besar lantaran niat dan berapa banyak amalan yang besar menjadi kecil karna niat" 
 
fungsi niat
-sebagai pembeda antara ibadah dengan adat/rutinitas
oleh karena itu dikatakan oleh para ulama
عبادة أهل الغفلة عادة و عادة أهل اليقظة عبادة
ibadahnya orang lalai dari memperhatikan niat mejadi rutinitas belaka dan rutinitasnya orang yang senantiasa memperhatikan niatnya adalah ibadah 
 
dalam hadits ini rosul memberikan contoh yang benar dan yang salah dalam ibadah hijroh
-ada yang meniatkan hijroh karena Alloh dan rosulnya maka orang ini mendapat pahala
-ada yang meniatkan karena dunai yang hendak ia raih atau karena wanita yang hendak ia nikahi maka ia mendapat apa yang ia niatkan yaitu berupa dunia atau wanita tapi tidak mendapat pahala dari Alloh
ini menunjukkan bahwa niat yang benar bisa menyebabkan datangnya pahala, bisa jadi 2 orang melakukan ibadah yang sama tapi berbeda dalam perolehan pahala 
 
Pendapat para ulama tentang masalah niat dalam suatu ibadah 
 
1. apabila suatu ibadah yang niatnya bukan karena Alloh maka ibadah nya tidak dianggap (tidak diterima dan tidak mendapat pahala)walaupun dalam pandangan manusia ia telah beribadah
2. jika seseorang beribadah niat awalnya karena Alloh kemudian ditengah-tengah berubah maka hal ini ada 2 hal
-jika ia menghapus niat awalnya (yang karena Alloh) diganti dengan niat selainAlloh maka ibadahnya batal dari awal-akhir
- namun jika ia tersadar dan kembali pada niat awal maka amalannya diterima
namun menurut syaikh al Utsaimin hal ini harus dirinci dan dilihat jenis ibadahnya
-jika ibadahnya berupa satu rangkaian seperti sholat maka jika niat ditengah-tengah berubah menjadi niat selain Alloh maka sholatnya tidak diterima berdasarkan qiyas jika dalam satu rokaat batal maka batal semua rokaat yang lain
-jika ibadahnya bukan satu rangkaian seperti shodaqoh 100rb yang 30rb niatnya karna Alloh yang 70rb niatnya selain Alloh maka yang diterima shodaqoh yang 30rb yang 70rb tertolak
3. jika seseorang beramal niatnya karena Alloh setelah selesai beramal ada orang yang memujinya maka ia mendapat pahala dan kesenangan yang disegerakan dengan syarat tidak riya dan sombong setelah dipuji. jika ia berubah menjadi riya dan sombong karena dipuji maka gugur/batal pahala ibadahnya
4. jika seseorang beribadah niatnya karena Alloh kemudian syariat menetapkan adanya keuntungan dunia yang bisa diraih maka ia boleh meniatkan kedua-duany (karena Alloh dan karena keuntungan dunia) seperti menyambung silaturahmi keuntungan dunianya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. namun yang lebih utama adalah memurnikan niatnya hunya karena Alloh semata agar pahala ibadahnya sempurna dan dengan sendirinya keuntungan dunia akan menyertainya
5.jika sebuah ibadah yang tidak tercampur dengannya riya tapi untuk mendapatkan upah atau ghonimah maka hal ini tidak membatalkan pahala amalannya akan tetapi berkurang kesempurnaan pahalanya sesuai dengan berkurangnya keikhlasan
Yang perlu diperhatikan tentang masalah niat
- bahwa niat tepatnya dihati tidak ada satu dalilpun yang menganjurkan niat itu dilafazhkan dan niat adalah amalan hati dan ini merupakan ibadah maka harus ada/sesuai dengan dalil karena ibadah sifatnya adalah tauqifiyyah
- niat tidak dapat merubah suatu hukum yang sudah jelas halal-haromnya 
 
Faidah Hadits 
 
1. Niat adalah penentu amalan dari segi terwujudnya maupun tujuannya
2. Hasil yang didapat oleh orang yang beramal adalah sesuai dengan niatnya
3. seseorang mendapat pahala atau dosa tergantung dari niatnya
4. wajib bagi seorang muslim menata niatnya sebelum ia beramal
5. amalan yang diterima disisi Alloh adalah amalan yang yang ikhlas dan sesuai tuntunan nabi
6. amalan yangditujukan pada Alloh kemudian tercampur dengan niatan lain selain riya maka kesempurnaan pahalanya berkurang sesuai dengan kadar berkurangnya keikhlasan
7.amalan yang ditujukan pada selain Alloh tidak bernilai apa-apa
8.riya yang terbesit kemudian hilang tidak mempengaruhi amal
9.hadits ini merupakan salah satu poros islam
10. hadits ini memotivasi kita untuk senatiasa berlaku ikhlas dalam setiap ibadah
11. indahnya metode pengajaran nabi beliau menyebutkan perkara yang global baru kemudian perkara yang rinci 
 
wallohu a'lam. 
( Kajian Ta'shily Rabu sore pekan ke 2)
🌴Diselenggarakan oleh Kemuslimahan Yayasan Al Hanif 🌴

Ilmu Yang Bermanfaat

ILMU BERMANFAAT SEBELUM REZEKI YANG HALAL DAN AMAL YANG DITERIMA

Siapa yang tidak mendambakan Ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima Allah Tabaraka Wa Ta’ala? Tiga perkara ini diminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di pagi hari. Dari ketiga perkara ini, peringkat pertama yang diminta beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ilmu yang bermanfaat.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiib Ibni Majah 1/152 no. 753 dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum walLailah, shahih.)

Dengan ilmu inilah seseorang dapat membedakan mana rezeki yang halal dan haram. Dia juga dapat membedakan amal sholeh dan amal yang tidak sholeh. Kesimpulanya, dengan ilmu itulah seseorang dapat membedakan antara yang haq dan bathil atau yang baik dan jelek.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az Zumar: 9)

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? (Ar Ra’d: 19)

أَفَمَنْ يَمْشِي مُكِبًّا عَلَى وَجْهِهِ أَهْدَى أَمْ مَنْ يَمْشِي سَوِيًّا عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Maka apakah orang yang berjalan terjungkel di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (Al Mulk: 22)

Ilmu yang bermanfaat itu laksana cahaya bagi pemiliknya dan meneranginya dalam perjalanan hidupnya. Apabila di menjalani hidup ini dengan cahaya ilmu dan bashirah dari agama Allah maka dia akan melangkah di jalan yang benar. Begitu pula sebaliknya apabila dia menjalani hidup ini dan beramal tidak di atas cahaya ilmu maka dia tidak mendapat petunjuk.

Orang orang seperti inilah yang dikatakan oleh Umar bin Abdil Aziz, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya.”

Dan banyak manusia terjerumus ke dalam perkara-perkara bid’ah dan melakukan kebathilan disebabkan karena kebodohan tentang agama Allah...

Semoga aktivitas kita di setiap pagi senantiasa diawali dengan obsesi mulia yakni OBSESI ILMU, REZEKI YANG HALAL, DAN AMAL YANG DITERIMA ALLAH...

Disarikan dari:
تعليقات على رسالة واجبنا نحو ما أمرنا الله به:
Karya Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdil Muhsin al Abbad al Badr hafizhahumallah

~WAHANA BELAJAR UNTUK YANG BERJIWA HANIF~

Motivasi Diri

MOTIVASI DIRI

Alhamdulillah kami kutip penjelasan Al Ustadz Al Fadhil Yazid Jawas hafizhahullah tentang menuntut ilmu dan penjelasan hadits:
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز
Kami kutip sebagian saja dengan beberapa perbaikan bahasa tanpa mengubah substansi isi kajian yang disampaikan Fadhilatul Ustadz dan sub judul dalam tanda kurung adalah dari kami. Silahkan kunjungi:

http://www.youtube.com/watch?v=CWS7HdbYAss

http://www.youtube.com/watch?v=BroglKhNxQo

Dan kami persilahkan pula membaca buku Ustadz Yazid berjudul Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga. Barakallahu fikum

Ustadz Yazid hafizhahullah menjelaskan:

“Kita sebagai seorang muslim harus memiliki cita-cita untuk meraih sesuatu yang bermanfaat. Kita juga tidak boleh berbangga dengan apa yang ada pada kita yang hal itu dapat membuat kita malas menuntut ilmu.

Mu’min yang kuat itu lebih dicintai Allah daripada mu’min yang lemah. Yang dimaksud adalah kuat iman, kuat fisik dalam melakukan amal sholeh, dalam menuntut ilmu, berda’wah berjihad dan membantu orang lain.

Jadi kita tidak boleh malas dalam belajar atau menuntut ilmu. Jika orang lain bisa melakukannya, ‘masa sih’ kita tidak bisa. Kita tidak boleh lemah. Orang lain bisa menghafal maka kita pun harus bisa menghafal. Kenapa orang lain bisa , kemudian kita tidak bisa? Maka jawabannya kita pun bisa Insya Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita:
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز

“Bersemangatlah untuk mendapatkan yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah.” Dan yang paling bermanfaat bagi kita adalah ilmu. Syaikh Muhammad bin Shaleh al Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa untuk menjelaskan tentang ilmu saja bisa berjilid-jilid kitab. Maka kita harus memiliki kemauan yang keras dalam menuntut ilmu dan jangan lemah. Jika yang lain bisa baca kenapa kita tidak bisa! Harus bisa. Maka perhatikanlah hal ini yakni semangat menuntut ilmu.

Mu'min Diciptakan Penuh Ujian

MU'MIN DICIPTAKAN PENUH UJIAN

Coba anda renungkan sebuah hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

إن المؤمن خلق مفتنا توابا نسيا،إذا ذكر تذكر

"sungguh seseorang diciptakan selalu diuji , suka bertaubat tapi sering lupa, apabila diingatkan ia akan ingat" (hadist shahih diriwayatkan athabraani dari ibnu Abbas)

Setiap mu'min ada ketergelinciran, dan setiap mu'min mempunyai titik kelamahan yang dari arah situ syaithan masuk untuk melaksanakan tipu dayanya agar seorang mu'min terjerumus ke dalam dosa, akan tetapi...seorang mu'min apabila datang nasihat yang jujur dan kalimat yang mengarahkan kepada petunjuk ia ingat dan seketika itu pula ia melepaskan dosa, ia bertaubat lalu kembali, dan seolah-olah tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa..

Saudaraku

Ingatlah: janganlah terang-terangan dalam berbuat maksiat dan tidak boleh menolak nasihat..

ingatlah: hendaklah meninggalkan maksiat dan ahli maksiat, tempat maksiat dan semua yang mengingatkan kepada maksiat.

Saudaraku

Apakah anda sekarang mengetahui arti firman Allah

إن الذين اتقوا إذا مسهم طائف من الشيطان تذكروا فإذا هم مبصرون

"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila ditimpa godaan dari syaithon , mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu pula mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (Al-A'raaf:201).

Saudaraku

Orang-orang yang bertaqwa sebelum iblis mengangkat bendera kemenangan , ingat akan kekurangan-kekurangan mereka..maka mereka yang menghinakan iblis sebelum ia bangga...semua yang demikian itu dengan cara mereka bertaubat

Ustadz Nuruddin Muhammad Fattah

Makkah Al-Mukarramah 14/04/1434

Kamis, 26 Juni 2014

Beberapa Petuah Indah Agar Akhlak Menjadi Karimah

BEBERAPA PETUAH INDAH AGAR AKHLAK MENJADI KARIMAH

1. Bersabda Rasulullah Muhammad, dan beliau adalah manusia yang diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak mulia, sekaligus paling indah akhlaknya dan paling mudah dipahami ucapannya, semoga sholawat dan salam tercurahkan untuk beliau:

وَالْيَأتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِيْ يُحِبُّ أَنْ يُؤتَى إِلَيه
"Dan hendaklah engkau bergaul baik dengan manusia sebagaimana engkaupun ingin diperlaukan dengan baik oleh mereka" (H.R Muslim)

Ini merupakan salah satu asas penting dalam membentuk akhlakul karimah. Jika kita suka diperlakukan dengan baik oleh manusia maka mulailah dengan memperlakukan manusia dengan baik. Jika kita tidak suka diperlakukan dengan buruk maka janganlah bersikap buruk terhadap manusia. Jika kita tidak suka disakiti dengan lisan atau tangan manusia maka tahanlah tangan dan lisan kita dari menyakiti mereka...

2. Berkata seorang penyair:

إِنْ كَانَ بَيْتُكَ مِنَ الزُّجَاجَةِ
فَلاَ تَرْمِ بُيُتَ النَّاسِ بِالحِجَارَةِ

Bila rumahmu terbuat dari kaca,

Maka jangan lempar rumah orang lain dengan batu.

Jika kita tahu bahwa ketajaman lisan itu menyakitkan perasaan orang, maka janganlah tajamkan lisan kepada orang lain yang bisa berakibat kitapun akan tersakiti bila orang lain menajamkan lisannya kepada kita...

3. Ada sebuah peribahasa Arab:

الشَّرَفُ بِالأَدَبِ لاَ بِالنَّسَبِ

"Kemuliaan itu dengan adab (budi pekerti) bukan dengan (nasab keturunan)"

Kita mulia dengan ketakwaan kita yang tercermin dari karakter atau adab dan bukanlah kemuliaan itu semata-mata karena nasab (keturunan).

4. Dalam peribahasa lain:

لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ

"Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah orang yang tidak memiliki ilmu dan adab."

Semoga Allah memberi taufiq kepada kita untuk senantiasa menambah ilmu dan memperbaiki adab dan akhlak.

Dari fanpage FB Yayasan Al Hanif

Tanda Kebaikan Islam Seseorang

TANDA KEBAIKAN ISLAM SESEORANG
Oleh Ustadz Fariq Gasim Anuz

Dari Abu Hurairah , ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” (H.R. Tirmidzi dan yang lainnya)

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan dalam kitab Al Arba’in bahwa hadits ini derajatnya hasan. Syaikh Salim Al Hilali menyatakan dalam buku “Shahih Al Adzkar wa Dhaifuhu” hadits ini shahih lighairihi. Kesimpulannya hadits ini benar adanya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah (wafat tahun 795 H) mengatakan: “Hadits ini merupakan fondasi yang sangat agung dari fondasi-fondasi adab.” Beliau juga menyatakan pula tentang pengertian hadits ini: “Sesungguhnya barangsiapa yang baik keislamannya, pasti ia meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak penting baginya, ucapan dan perbuatan dia terbatas dalam hal yang penting baginya.” (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Standar penting di sini bukan menurut rasa atau rasio kita yang tidak lepas dari pengaruh hawa nafsu, akan tetapi berdasarkan tuntunan syari’at Islam. Termasuk meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak penting adalah meninggalkan hal-hal yang haram, atau yang masih samar, atau sesuatu yang makruh, bahkan berlebihan dalam perkara-perkara yang mubah sekalipun apabila tidak dibutuhkan, termasuk kategori hal-hal yang tidak penting.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan pula: “Kebanyakan pendapat yang ada tentang maksud meninggalkan apa-apa yang tidak penting adalah menjaga lisan dari ucapan yang tidak berguna sebagaimana disebutkan oleh Allah : “Tidaklah seorang mengucapkan satu ucapan, kecuali padanya ada malaikat yang mengawasi dan mencatat.” (Surat Qaaf: 18 )

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang membandingkan antara ucapan dan perbuatannya, tentu ia akan sedikit berbicara, kecuali dalam hal-hal yang penting”.”

Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab Al Adzkar : “Ketahuilah, sesungguhnya setiap mukallaf (muslim) diharuskan menjaga lisannya dari segala ucapan, kecuali yang mengandung maslahat. Apabila sama maslahatnya, baik ia berbicara atau diam, maka sunnah untuk menahannya, karena kata-kata yang mubah dapat mengakibatkan akhirnya kepada yang haram atau makruh, dan ini yang seringkali terjadi pada umumnya, padahal mencari keselamatan itu tak ada bandingannya.” Artinya mencari keselamatan itu sangat penting sekali.

Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah (wafat tahun 751 H) berkata: “Menjaga lisan adalah agar jangan sampai seseorang mengucapkan kata-kata yang sia-sia, apabila ia berkata hendaklah berkata yang diharapkan terdapat padanya keuntungan padanya dan manfaat bagi dien (agama)nya. Apabila ia akan berbicara hendaklah ia pikirkan, apakah dalam ucapan yang akan ia keluarkan terdapat manfaat dan keuntungan atau tidak? Apabila tidak bermanfaat hendaklah ia diam, apabila bermanfaat hendaklah ia pikirkan lagi, adakah kata-kata yang lebih bermanfaat atau tidak? Supaya ia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan yang pertama.” (Dinukil dari kitab Ad Da’u wad Dawa’)

Selanjutnya beliau juga mengatakan dalam kitab yang sama: “Adalah sangat mengherankan bahwa manusia mudah sekali untuk menghindari dari memakan barang yang haram, berbuat zhalim, berzina, mencuri, minum-minuman keras, memandang pandangan yang diharamkan, dan lain sebagainya, tetapi sulit untuk menjaga gerakan lisannya, sampai-sampai seseorang yang dipandang sebagai ahli agama, zuhud, gemar ibadah, tetapi dia berbicara dengan ucapan yang membuat Allah murka padanya, disebabkan ucapannya tersebut tanpa ia sangka-sangka menyebabkan ia terjerumus ke neraka jahannam lebih jauh antara jarak timur dan barat. Betapa banyak orang yang demikian yang engkau lihat dalam hal wara’, meninggalkan kekejian dan kezhaliman, tetapi lisannya diumbar ke sana kemari menodai kehormatan orang-orang yang hidup dan yang telah meninggal dunia, tanpa mempedulikan akibat dari kata-kata yang diucapkannya.”

Ancaman yang disebutkan tadi berasal dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kata-kata, ia tidak memikirkan (apakah baik atau buruk) di dalamnya, maka ia tergelincir disebabkan kata-kata itu ke dalam api neraka sejauh antara timur dan barat.” (Muttafaq Alaihi)

Terakhir sebagai penutup marilah kita simak nasehat dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah yang diringkas dari karyanya Syarah Riyadhus Shalihin: “Seorang muslim apabila ia ingin baik keislamannya, maka hendaklah ia meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya. Contoh: Apabila engkau bingung terhadap suatu amalan, apakah engkau kerjakan atau tidak? Lihatlah amalan itu apakah penting untukmu dalam hal dien dan dunia atau tidak penting? Jika penting maka lakukanlah, kalau tidak maka tinggalkanlah, karena keselamatan itu harus lebih diutamakan.

Begitulah, janganlah engkau ikut campur dengan urusan orang lain, jika kamu tidak memiliki kepentingan dengannya, tidak seperti yang dilakukan oleh sebagian manusia pada hari ini berupa rasa ingin tahu terhadap urusan orang lain, apabila ada dua orang yang sedang berbincang-bincang, maka engkau datangi keduanya, ingin tahu apa yang sedang diucapkan oleh mereka berdua, atau terkadang mengutus orang lain untuk mendengarkannya. Contoh yang lain, jika engkau berjumpa dengan orang lain, engkau bertanya kepadanya, “darimana kamu?”, “apa yang dikatakan si fulan kepadamu?”, “apa yang kamu katakan kepadanya?”, dan lain-lain sebagainya dari perkara-perkara yang tidak penting, dan tidak ada faedahnya, bahkan ia menyia-nyiakan waktu, membuat hati gelisah, dan mengacaukan pikirannya serta menyia-nyiakan kebanyakan dari perkara-perkara penting dan bermanfaat. Engkau dapatkan seorang yang dinamis, aktif dalam beramal, memiliki perhatian penuh terhadap kebaikan bagi dirinya dan hal-hal yang bermanfaat baginya, maka engkau dapatkan dia sebagai orang yang produktif.

Maka kesimpulannya, jika engkau ingin melakukan atau meninggalkan suatu pekerjaan, perhatikanlah! Apakah hal itu penting bagimu atau tidak? Jika tidak penting, maka tinggalkanlah. Apabila penting, maka kerjakanlah sesuai dengan prioritasnya. Begitulah manusia yang berakal, ia sangat perhatian dengan amal kebaikan sebagai persiapan menghadapi kematian, dan dia selalu menginstropeksi diri terhadap amal-amalnya selama ini. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua.”

(Dinukil dari buku “Keselamatan Insan dengan Menjaga Lisan” oleh: Fariq Gasim Anuz) http://fariqgasimanuz.wordpress.com/2009/02/02/tanda-kebaikan-islam-seseorang/#more-16

Ringkasan Kajian

Ringkasan Pengajian: “Bagi Aku, Musik itu Halal”

“Bicara masalah musik, apa tidak termasuk berlebih-lebihan, orang yang mengharamkan musik? Kok bisa sesuatu yang nyaman, yang menghantarkan tidur kita, membuat hati ini mengkhayal, kok bisa haram, Ustadz? Kita saja mendengar suara-suara burung itu halal. Kok ada orang yang ngomong musik itu haram, dari mana? Kemudian apakah masalah ini bukan masalah khilafiyah, Ustadz? Kalau pun ada ulama yang mengatakan haram, mungkin ada yang mengatakan halal juga?”
Seorang Muslim dituntut untuk belajar, untuk mengkaji, apa benar seremeh itu kita bisa memilih? “Setiap ada perselisihan, kita boleh memilih. Ada khilaf nih, di antara para ulama, ente milih yang mana?” “Ya, ana milih yang enak lah…”
Apa boleh seperti itu?
Ternyata tidak…
ليس كل خلاف جاء معتبراً إلا خلاف له حظ من النظر
“Tidak semua perselisihan itu bisa diterima, kecuali khilaf yang memang ada ruang untuk beda pendapat.”
Apakah musik ini termasuk yang ada ruang untuk khilaf pendapat?
Mari simak jawaban dan paparan sangat menarik dari pengajian oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. ini, dengan mendownload rekaman pengajiannya melalui tombol yang telah disediakan di bawah ini. Ayo kita ketahui bagaimana hukum mendengarkan musik itu…
Download Pengajian Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. – “Bagi Aku, Musik itu Halal”
 Ustadz Syafiq Riza

Read more: http://www.radiorodja.com/bagi-aku-musik-itu-halal-ustadz-dr-syafiq-riza-basalamah-ma/#ixzz35YarBGOy

Kiat Mendapat Anak Yang Shaleh

Watch "Nasehat Islami: Kiat Mendapatkan Anak yang Saleh …" on YouTube - Nasehat Islami: Kiat Mendapatkan Anak yang Saleh …: http://youtu.be/2xILFdeyKIE

Mengapa Anda Bertaubat

MENGAPA ANDA BERTAUBAT?

Ahlussunnah wal jama'ah meyakini sifat gembira Allah secara sebenarnya tanpa ditolak dan diubah artinya..

Oleh karena keyakinan mereka yang benar, hati mereka senang dan gembira dan hatinya hidup tidak gersang dan hampa..

Dan diantara pengaruh dari keyakinan mereka yang benar dalam menetapkan salah satu sifat Allah gembira memberikan pengaruh ke dalam akhlak dan hati mereka sehingga mereka itu banyak beribadah dan selalu kembali kepada Allah dan memohon ampunannya.

Saudaraku seiman

Diantara alasan mengapa anda bertaubat adalah:

Karena Allah memerintahkan anda dan begitu pula memerintahkan semua orang mu'min (وتوبوا الى الله جميعا أيها المؤمنون لعلكم تفلحون) [النور:31] "Bertaubatlah wahai semua orang-orang mu'min kepada Allah agar kalian berbahagia"

Karena sesungguhnya timbangan anda pada hari kiamat akan ditancapkan dihadapan anda, lalu diletakkan kebaikan anda di satu sisi timbangan dan diletakan pula disisi timbangan yang lain kesalahan anda, tidak ada jalan untuk membuat sisi timbangan kebaikan anda itu menjadi berat kecuali dengan taubat nasuha yang akan menghapus segala kesalahan, lalu timbangan kebaikan anda lebih berat, sehingga dengan taubat anda akan mendapatkan kemenangan yang nyata.

Karena hak-hak Allah terhadap hamba-hambanya lebih besar untuk dilakukan seseorang dan ni'mat Allah lebih banyak untuk dihitung lalu disyukuri, oleh karena itu maka sesungguhnya hamba-hamba Allah yang cerdas akan menutupi kekurangan mereka: apabila waktu pagi mereka bertaubat dan apabila waktu sore merakapun bertaubat

Karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yan bertaubat, Allah mencintai orang-orang yang memohon ampunan, Allah mencintai orang-orang yang mensucikan diri dan tunduk patuh.

Karena kami mengetahui iblis akan selalu menyesatkan anda selama anda masih hidup, dan berjanji untuk menyesatkan anda selama nafas anda masih naik turun, maka Allah membantah iblis dengan membukakan pintu taubat selama anda memohon ampunan dan kembali keharibaan Allah, dan menangisi dosa anda.


Anda bertaubat agar Allah gembira, malaikat senang, syaithon kesal, saudara-saudara gembira, musuh-musuh sedih, lembaran tulis anda putih, derajat anda terangkat, kuburan anda menjadi luas dan kedudukan anda tinggi

Anda bertaubat sehingga anda mendapatkan kebaikan, menghilangkan gundah gulana, meluaskan rizki, memudahkan kesulitan, jiwa tenteram, rohani tenang dan hati menjadi hidup.

Karena sesungguhnya Allah berfirman: (ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون) [الحجرات:11] "Barangsiapa yang tidak bertaubat maka mereka adalah orang-orang yang dzalim" . maka manusia itu diantara salah satu dari dua golongan dan tidak ada golongan yang ketiga; orang yang bertaubat, ataukah orang yang dzalim, maka termasuk golongan manakah anda? !

Ustadz Nuruddin Muhammad Fattah, Lc

Makkah 13/04/1434 H.

Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke Surga, hendaklah ketika kematian datang dia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hendaklah pergauli manusia dengan baik sebagaimana dia suka dipergauli dengan baik pula. (H.R Muslim)
~DA'WAH AL HANIF~ +6285946011875

Selasa, 24 Juni 2014

Peran Muslimah Untuk Memperbaiki Ummat

📋FAIDAH MUHADAROH📣
🎓 Syaikhah Zainab bintu Sayyid Al Anshary💐
⏰ Senin, 23 Juni 2014

🎒PERAN MUSLIMAH UNTUK MEMPERBAIKI UMMAT🚀

✨Muqaddimah : 
Oleh Suami beliau "As Syaikh Abdul Hadi Al Umairu

➡ Beliau memuji Allah dengan ucapan syukur, Beliau "Syaikh" mengingatkan kita untuk menjaga ke takwaan dengan menyebut firman Allah Subhanahu wa ta'ala :

 يآ أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا  يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar".
💌QS. Al Ahzab; 70-71.

➡ Hidup ini hendaknya kita senantiasa selalu berusaha agar seperti apa yang di perintahkan Allah Subhanahu wa ta'ala dan apa yang di tuntunkan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam.

➡ Syaikh mengingatkan agar kita memperhatikan diri-diri kita dan keluarga kita 

👉Allah ta'ala berfirman:

 يآ أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملئكة غلاظ شداد لا يعصون مآ أمرهم ويفعلون ما يؤمرون.  (التحريم؛ ٦)

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah dari manusia dan batu, padanya terdapat para malaikat yang sangat kasar lagi bengis, yang mereka tidak pernah melanggat apapun yang diperintahkan oleh Allah dan selalu siap melaksanakan apapun yang diperintahkan.
💌QS. At Tahrim; 6.

➡ Sudah semestinya seorang wanita itu memperhatikan anak-anaknya dengan tarbiyah yang benar. Maka niscaya dengan dakwah Allah akan menjaganya dari api neraka.

➡ Syaikh mengingatkan kita yang berada dalam masa penuh dengan fitnah. Maka kita perlu bersungguh-sungguh dengan upaya kita mendidik anak-anak kita membuat keluarga yang islami. Karena tarbiyah itu bermulai dari keluarga 

➡ Membuat tarbiyah yang benar akan membuat masyarakat yang islamiyyah, membuat masyarakat baik dan mendapat kehidupan masyarakat yang hidup secara islami.

📎 Kemudian beliau As Syaikh Abdul Hadi menutup dengan beberapa do'a :
[Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan Taufiq kepada kita semua. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan pertolongan kepada kita, menjaga ibadah kita dan semoga Allah memperbaiki kehidupan kita dan mengistiqomah kita semua].

↪ Kemudian di lanjutkan Oleh Istri beliau As Syaikhah Zainab bintu Sayyid

✔ Perbaikkan ummat banyak di tekankan kepada wanita, agar senantiasa di rumahnya dengan mendidik anak-anaknya

✔ Pentingnya peran seorang wanita dalam perbaikan❓
👉 Wanita di katakan sebagai ketergantungan kebaikkan ummat ini. Kenapa❓👇
↪ Dikarenakan wanita lebih banyak dari laki-laki. Membuat tanggungjawab perbaikkan ummat di bebankan lebih banyak wanita
↪ Dikarenakan dari asuhan ada pada wanita. Mulai dari mendidik anak hingga anak-anaknya bermasyarakat.

👉 Adapun hal-hal yang mendukung wanita dalam perbaikan....
1⃣ Kebaikkan dimulai dari diri sendiri. Memperbaiki diri, seorang wanita yang baik itu dengan mempelajari ilmu-ilmu syar'i, mempelajari Aqidah, mengikuti ta'lim seperti mempelajari bahasa arab, (melalui ma'had,siara radio, WhatsApp dan sebagainya yang mendukung sarana ilmu). Sehingga wanita bisa berperan memperbaiki keadaan ummat ini.
2⃣ Hendaknya seorang wanita pandai berbicara dengan fasih yang dapat memberikan kepada masyarakat dengan dakwah sehingga maksud apa yang di dalam dada bisa di ucapkan dan di terima masyarakat.
3⃣ Al Hikmah
Hendaknya wanita mengajak dengan cara yang hikmah (yaitu mengatakan sesuatu pada tempatnya, pent).
"Ajarkanlah kepada Rabb-Mu dengan cara yang Hikmah dan dengan nasihat".

🍃 Dalam hal ini, contoh kita adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alahi Wa Sallam. Beliau banyak melakukan hikmah kepada para sahabat dalam berdakwah. Sebagai salah satu contohnya, beliau Syaikhah menyebutkan hadits :

👉Dari Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu- berkata:

 جاء أعرابي فبال في طائفة المسجد فزجره الناس فنهاهم النبي صلى الله عليه وسلم، فلما قضى بوله، أمر النبي صلى الله عليه وسلم بذنوب من ماء فأهريق عليه

Datanglah seorang badui dan tiba-tiba ia kencing diarea masjid, maka para sahabatpun menahannya namun Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- melarang mereka, tatkala orang tersebut telah menyelesaikan kencingnya, maka Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- memerintahkan kepada mereka (para sahabat) untuk mengambil air lalu menuangkannya diatas bekas kencing orang tersebut.
💌Muttafaqun 'alaih.

📖Faidah hadits di atas :

📕 Reaksi para sahabat dengan kemungkaran yang seketika dilihat di depan matanya. 
✨ Hendaknya kitapun jika kita jumpai kemungkaran di depan mata kita di ingkari dengan tangan, lisan, menolak atau mengingkari dalam hati yang dimana itulah selemah-lemah iman

📗 Rasulullah Shallallahu 'alahi Wa Sallam tidak menahan orang badui kencing di mesjid. Di karenakan beliau tidak ingin melahirkan kemungkaran lebih besar. Karena jika Rasulullah menghentikan kencingnya orang badui tersebut membuat orang badui berhenti dari kencingnya namun air kencingnya tetap keluar dalam celana akibat belum semuanya di keluarkan

📘Bersegeralah membersihkan hajat. Karena manusia sering lupa maka bersegeralah. Hendaknya juga wanita jika terkena kencing anaknya bersegeralah membersihkan walau belum waktu shalat. Karena manusia itu sering lupa

📙 Berdakwahlah dengan lemah lembut. Dengan cara lemah lembut bisa tercapai apa yang kita maksudkan. Rasulullah menjelaskan kepada orang badui dengan cara lemah lembut kalau mesjid itu tempat suci, tempat ibadah, tempat berdzikir dan orang budai pun menerimanya. Namun orang badui tidak menerima apa yang di katakan sahabat karena menyampaikan dengan cara tidak lembut

↪ Seorang wanita hendaknya mendidik anak-anaknya dengan baik. Karena anak adalah generasi masa depan. Maka wanita sangat  berperan dalam memperbaiki ummat, tumbuhnya anak melalui ibunya . Dan yang paling banyak waktu bertemu dengan ibu maka yang paling banyak mempengaruhi adalah ibunya.
↪ Memperbaiki masyarakat butuh waktu. Jangan membuat alasan lingkungan tidak mendukung dan membuat tidak semangat mendidik. Karena Rasulullah sendiri tinggal di lingkungan orang kafir.
Wallahu a'lam.

✏ Ummu Fadhl Al Makasariyyah.
(Dengan sedikit tambahan kata-kata yang mudah di mengerti)
✨Tulisan dalil di atas di tambahkan Oleh Ustadz Abu Muhammad Fauzan.

📝📝 Faidah ini di tulis untuk Grup Silsilah Durus Linnisa' dan Wanita Muslimah.

📲Silahkan di sebar, Semoga bermanfaat buat antunna sekalian dan diri ini pribadi.

            🌷🌷🌷🌷

Kamis, 19 Juni 2014

Apa Arti Masya Alloh

Apa Arti Masya Allah?
18 June 2014, 

Dzikir, masya allah
Tentu tidak asing lagi ucapan “Masya Allah“[1] (ما شاء الله) di tengah kaum Muslimin. Bahkan pembaca sekalian mungkin sudah sering mengucapkannya. Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengakatakan, “disyariatkan bagi orang mukmin ketika melihat sesuatu yang membuatnya takjub hendaknya ia mengucapkan ‘Masya Allah‘ atau ‘Baarakallahu Fiik‘ atau juga ‘Allahumma Baarik Fiihi‘ sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
‘Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu “MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH”‘ (QS. Al Kahfi: 39)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, no.39905).
Namun tahukah anda apa makna dari ucapan “Masya Allah“? Simak penjelasan berikut:
Di dalam kitab Tafsir Al Quranul Karim Surat Al Kahfi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin menjelaskan bahwa kalimat “Masya Allah” (ما شاء الله) bisa diartikan dengan dua makna. Hal tersebut dikarenakan kalimat “maa syaa Allah” (ما شاء الله) bisa di-i’rab[2] dengan dua cara di dalam bahasa Arab:
I’rab yang pertama dari “Masya Allah” (ما شاء الله) adalah dengan menjadikan kata “maa” (ما) sebagai isim maushul (kata sambung) dan kata tersebut berstatus sebagai khabar (predikat). Mubtada’ (subjek) dari kalimat tersebut adalah mubtada’ yang disembunyikan, yaitu “hadzaa” (هذا). Dengan demikian, bentuk seutuhnya dari kalimat “maa syaa Allah” adalah :
هذا ما شاء الله
/hadzaa maa syaa Allah/
Jika demikian, maka artinya dalam bahasa Indonesia adalah: “inilah yang dikehendaki oleh Allah”.

Adapun i’rab yang kedua, kata “maa” (ما) pada “maa syaa Allah” merupakan maa syarthiyyah (kata benda yang mengindikasikan sebab ) dan frase “syaa Allah” (شاء الله) berstatus sebagai fi’il syarath (kata kerja yang mengindikasikan sebab ). Sedangkan jawab syarath (kata benda yang mengindikasikan akibat dari sebab ) dari kalimat tersebut tersembunyi, yaitu “kaana” (كان) . Dengan demikian, bentuk seutuhnya dari kalimat “maa syaa Allah” adalah:
ما شاء الله كان
/maa syaa Allahu kaana/
Jika demikian maka artinya dalam bahasa Indonesia adalah: “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”.
Ringkasnya, “maa syaa Allah” bisa diterjemahkan dengan dua terjemahan, “inilah yang diinginkan oleh Allah” atau “apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi”. Maka ketika melihat hal yang menakjubkan, lalu kita ucapkan “Masya Allah” (ما شاء الله), artinya kita menyadari dan menetapkan bahwa hal yang menakjubkan tersebut semata-mata terjadi karena kuasa Allah.
Semoga lisan-lisan kita dapat senantiasa dibasahi ucapan dzikir kepada Allah Ta’ala. Wabillahit taufiq.
***

Selasa, 17 Juni 2014

Ilmu Dan Harta

ILMU DAN HARTA

Al-Allamah Ibnul Qoyyim di dalam kitabnya yang sangat berharga, Miftahu Daaris Sa’adah mencatat 40 segi keunggulan ilmu atas harta. Secara singkat sebagai berikut:
1. Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang-orang kaya.

2. Ilmu selalu menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta harus selalu menjaga hartanya.

3. Harta akan habis bila dibelanjakan, sedangkan ilmu justru berkembang bila dibagikan.

4. Jika meninggal dunia pemilik harta akan berpisah dengan hartanya, sedangkan pemilik ilmu akan ditemani ilmunya di dalam kubur.

5. Ilmu bisa menguasai harta, sedangkan harta tidak bisa menguasai ilmu.

6. Ilmu dibutuhkan oleh para raja (penguasa) dan bawahannya, sedangkan harta hanya dibutuhkan oleh orang yang tidak punya dan papa.

7. Harta bisa diperoleh oleh orang mukmin maupun kafir, baik maupun jahat, sedangkan ilmu yang bermanfaat hanya diperoleh oleh orang mu'min.

8. Jiwa akan berkembang dengan mengumpulkan ilmu dan menjadi mulia dengan memperoleh ilmu, sedangkan harta tidak bisa membuat jiwa menjadi berkembang dan sempurna. Bahkan keasyikan mengumpulkan harta dan kerakusan terhadapnya akan membuat jiwa merasa kurang, kikir dan pelit. Karena kerakusan jiwa terhadap ilmu adalah kesempurnaan yang hakiki. Sedangkan kerakusannya terhadap harta adalah adalah kekurangannya yang sejati.

9. Harta menyeret kesewenang-wenangan, kebanggaan dan kesombongan, sedangkan ilmu mengajak kepada kerendahan hati dan menunaikan kawajiban ibadah.

10. Mencintai dan mencari ilmu adalah pangkal dari segala ketaatan, sedangkan mencintai dan mencari harta adalah pangkal dari segala keburukan.

11. Pemilik harta akan dipuji bila ia melepaskan diri darinya dan mengeluarkannya, sedangkan pemilik ilmu akan dipuji bila ia memakainya dan menyandangnya.

12. Orang yang kaya harta pasti akan berpisah dengan hartanya dan akan tersiksa dengan perpisahan tersebut. Sedangkan orang yang kaya ilmu tidak akan berpisah dengan kekayaannya (baca:ilmunya) dan tidak akan merasa tersiksa. Karena kenikmatan yang dirasakan oleh orang yang kaya harta adalah kenikmatan sementara dan akan berakhir dengan derita. Sedangkan kenikmatan yang dirasakan oleh orang yang kaya ilmu adalah kenikmatan yang abadi dan tidak diikuti dengan penderitaan.
(Dari terjemahan al Bahr ar Raaiq fii az Azuhud wa ar Raqaaiq, Dr. Ahmad Farid, edisi Indonesia Manajemen Qalbu Ulama Salaf, Pustaka eLBA, Surabaya cetakan pertama syawal 1429)

~DA'WAH AL HANIF~

Rabu, 04 Juni 2014

Hutang

~ Menghutangi terkadang melebihi Pahala bersedekah ~

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam. bersabda:

رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ مَكْتُوبًا: 

“Aku melihat pada malam aku diisro'kan, di atas pintu surga tertulis:

الصَّدَقَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, وَالْقَرْضُ بِثَمَانِيَةَ عَشَرَ

‘Satu sedekah dilipatkan 10 kalinya, dan meminjami hutang dilipatkan 18 kalinya’.”

[HR. Ahmad IV/296), At-Tirmidzi (1957), Ibnu Hibban (5074) dan dishahihkan Al-Albani dalam Al-Misykah (1917)]

Betapa besar keutamaan orang yang memberikan piutang atau meminjami uang..Karena orang yang berhutang lalu kita bantu biasanya benar-benar karena membutuhkan bantuan, sedangkan orang yang diberi sedekah belum tentu dia benar-benar sedang mebutuhkannya.

Selain itu meminjami uang itu beresiko hilangnya uang yang dipinjamkan atau dibawa kabur. Namun di akhirat kelak, dia bisa menuntutnya... Entah dengan meminta pahala si penunggak hutang untuk dia atau menimpakan dosa dia kepada si penghutang

Yang jelas hutang tsb pasti akan membuahkan hasil keuntungan diakhirat jika si penghutang belum atau tidak mau membayarnya ketika di dunia.. Tanpa syarat ikhlas atau tidak.. Karena itu adalah hak.. 

Beruntunglah mereka yang uangnya atau piutang-piutangnya sampai ke pengadilan akhirat..Meskipun demikian jika dia mensedekahkannya saat di dunia itu akan lebih baik baginya..

Aplikasi Android : Panduan Ramadhan

# Aplikasi Android: Panduan Ramadhan - Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah #

Mari bekali diri kita dengan ilmu untuk menyapa ramadhan yang tidak lama lagi tiba. Silahkan unduh buku panduan ramadahan cetakan keenam (Rajab 1435 H / Mei 2014) karya dari ustadz Muhammad Abduh Tuasikal di google play.

Buku ini ringkas namun mmbahas hampir semua ilmu yang kita butuhkan mulai dari puasa, tarawih, zakat fithri, shalat ied, hingga puasa syawal.   Semoga bermanfaat.


Check out "Panduan Puasa Ramadhan" - https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bisa.panduanramadhan.PANDUANRAMADHAN

Silahkan disebarkan!