Minggu, 25 Mei 2014

Mencegah Kekerasan Seksual Anak

Keep this noted,
Dapat catatan seminar dari teman (Um Abdillah|Teh Rany) yg temannya ikutan seminar. Semoga bermanfaat.

Bismilaahirrahmanirrahiim. Ini hanya bbrp poin yg bs sy tangkap dr sekian banyak materi yg td disampaikan. Semoga bermanfat n menjadi pemicu kita utk lbh serius lagi jd orang tua....

Seminar Parenting: Mencegah Kekerasan Seksual Anak
Narsum: Rani Razak Noe'man & Reza Indragiri Amriel

1. Ortu adl pihak utama pemberi edukasi seksualitas kpd anak. Bukan orang lain

2. Kunci mencegah kekerasan seksual anak adl kedekatan/keakraban dg anak shg anak nyaman bicara apa saja dg ortu. Bukan justru dg banyak ngomel, marah2. Bermainlah dg anak, cari buku permainan anak dan cobalah bermain

3. Waspada tayangan TV dg kemasan seksual makin banyak: iklan interaksi wanita lelaki saling menggoda, dll, masuk ke alam bawah sadar anak. NARUTO film kartun ada adegan yg mengisyaratkan bhw dikelilingi wanita cantik adl surga. Iklannya pun salah satunya hotline dewasa: ketik REG spasi CINTA...dll. Film remaja VIRGIN menjual diri 10jt demi handphone. Panggung musik ada host yg karakternya bisa ganti2 kadang perempuan kadang laki dg artis yg sama: Iv*n G**awan.

4. Padahal bagian otak manusia yg membedakan kenyataan atau bukan, baru berkembang di usia 15-21 th. Bagi anak, semua tontonan itu dianggap kenyataan. Game Grand Theft Auto (GTA) isinya jagoan pencuri, kekerasan, hadiah lulus level nya lihat pornografi dr yg ringan sampai berat. Ada anak SD kita yg sdh level accomplished! GTA bs di Xbox ataupun Play Sation.Fakta: Emon pun diakui sang ibu hobi nya main game.

5. Ada 4+1 pelanggaran hak anak yg diatur UU: kekerasan verbal, psikologis, fisik, dan seksual, + penelantaran. Masy yg mengetahui pelanggaran ini wajib lapor lho. Negara kita perlu 30thn utk ratifikasi UU perlindungan anak.

6. Kasus Emon: ada korban bercerita dia tdk mau awalnya meski dijanjikan 20rb. Stlh dijanjikan 50rb, mau, belakangan korban bilang baru dibayar 30rb. Emon bukanlah orang asing bagi banyak korbannya. Ada Grooming Behavior = perilaku pelaku mempesona shg korban tdk merasa jd korban. Ortu korban merasa tdk ada keluhan pd perilaku anak, namun stlh diperiksa medis ditemukan (maaf) dubur anak sudah berubah bentuk. Dlm psikologi istilahnya Gejala yg Tertunda (Delayed Extinction Psychology *mhn koreksi klo salah).

7. Edukasi sex pada anak intinya 3 hal: pertama tujuannya utk Body Integrity, agar dia menghargai tubuhnya dan membelanya sampai mati. Kedua materi nya disisipkan pada tema lain bukan tersendiri. Ketiga nama organ vital harus jelas istilahnya bukan sbg kiasan. Body Integrity sering scr ga sadar dilanggar para ortu misal boys dibiarin pipis di tempat terbuka, girls disuruh lenggak lenggok genit di dpn umum.

8. Ironi Viktimisasi: bbrp korban kekerasan seksual anak mengalami stigma negatif masy stlh kasus terkuak, yg semakin menyulitkan pemulihan baik dirinya dan keluarganya. Cth kasus JIS yg akhirnya memutuskan pindah ke LN.

9. Pengaruh buruk sulit dibendung. Resiliensi Psikologis: ketangguhan mental dr hasil pengayaan penyeimbang utk menghadang pengaruh buruk. Pahami perasaan anak. Dampingi dan luruskan pengaruh2 buruk segera mgk. Jd lah pembela anak di kondisi2 kritis.

10. Peran Ayah. Anak2 yg dekat kpd Ayah secara ilmiah terbukti kenakalannya rendah, kematangan seksualnya tdk terlalu cepat, n akademis baik.

11. Jgn takut anak jd ga pede krn ga dikasih fasilitas misal gadget. Fasilitas terbatas sering membuat anak justru jd lbh kreatif. Film terbaru boleh ditonton tp sebaiknya diedit dulu (ortu hrs kreatif).

12. Kasus Emon hanya sekeping dari gawatnya kekerasan seksual anak. Di Bali skrg sdh ada Perda ttg Pedofilia, sehingga banyak kasus pindah ke wilayah tetangga. Ironisnya, diceritakan saat KPAI kampanye di NTT ttg kekerasan seksual anak, masy malah tanya: Bapak bawa apa kesini? Para orang bule itu bikinkan kami MCK, sumur air bersih dll. Kalau mereka mau anak kami, silakan saja. 

Catatan akhir sy: Pedofilia n kekerasan seksual anak semakin subur dg perilaku materialistis, baik dg alasan kemiskinan pun hedonisme. Ortu dan masy harus ekstra kuat, ekstra fokus, ekstra doa, dan ekstra komunikasi. Semoga Allah SWT memberi energy dan kesabaran ekstra bagi kta semua. Amin. Mohon dimaafkan jika ada yg kurang berkenan.

Jkt. DT. 24Mei 2014

Jumat, 23 Mei 2014

Ilmu Yang Bermanfaat

MENSYUKURI NI'MAT DENGAN MENUNTUT ILMU YANG BERMANFAAT

Ustadz Yazid Jawas hafizhahullah dalam Prinsip Dasar Islam menjelaskan:

Kewajiban Kita Atas Karunia yang Kita Terima

Sesungguhnya wajib bagi kita bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan kewajiban terhadap-Nya, setiap muslim wajib bersyukur atas nikmat Islam yang telah diberikan Allah Ta’ala kepadanya. Seseorang yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada orang lain yang telah memberikan sesuatu yang sangat berharga baginya, ia adalah orang yang tidak tahu berterimakasih. Maka, manusia yang tidak melaksanakan kewajibannya kepada Allah Ta’ala adalah manusia yang paling tidak tahu berterima kasih.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” [QS. Al-Baqarah : [2]: 152]

Apakah kewajiban yang harus kita laksanakan kepada Allah Ta’ala yang telah memberikan karunia-Nya kepada kita? Jawabannya adalah karena Allah Ta’ala telah memberikan karunia-Nya kepada kita dengan petunjuk ke dalam Islam, maka bukti terima kasih kita yang paling baik adalah dengan beribadah hanya kepada Allah Ta’ala secara ikhlas, mentauhidkan Allah Ta’ala menjauhkan segala bentuk kesyirikan, ittiba’ (mengikuti) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam taat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dengan hal itu kita menjadi muslim yang benar. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang muslim yang benar, ia harus menuntut ilmu syari’i, ia harus belajar agama Islam, karena Islam adalah ilmu dan amal shalih. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus Allah Ta’ala dengan membawa keduanya.

Allah Ta’ala juga berfirman :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” [QS. At-Taubah : [09] : 33]

Allah Ta’ala juga berfirman :

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا
“Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.” [QS. Al-Fath :28]

Yang dimaksud dengan اَلْهُدَى(PETUNJUK) ialah ILMU YANG BERMANFAAT, dan دِيْنُ الْحَقِّ (AGAMA YANG BENAR) adalah AMAL SHALIH. Allah Ta’ala mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjelaskan kebenaran dari kebatilan, menjelaskan tentang nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, hukum-hukum-Nya dan berita yang datang dari-Nya, memerintahkan semua yang bermanfaat bagi hati, ruh dan jasad. Beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah Ta’ala mencintai-Nya, berakhlak dengan akhlak yang mulia, beramal shalih, beradab dengan adab yang bermanfaat. Beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang perbuatan syirik, amal dan akhlak yang buruk yang berbahaya untuk hati dan badan, dunia dan akhirat.

Cara untuk mendapat hidayah dan mensyukuri nikmat Allah Ta’ala adalah dengan menuntut ilmu syar’i. Menuntut ilmu merupakan jalan yang lurus (as-Shirath al Mustaqim) untuk memahami antara yang haq dan yang bathil, antara yang ma’ruf dan yang mungkar, antara yang bermanfaat dan yang mudharat (membahayakan), dan menuntut ilmu akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Seorang musliim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan ke-Islamannya, tanpa memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya itu haruslah dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Untuk itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi.

Seorang muslim diwajikan untuk menuntut ilmu syar’i

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
طَلَبُ الْعِلْمِ فِرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلمٍ.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
... مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ.
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga.”

A. Pentingnya Ilmu Syar’i

KITA DAN ANAK_ANAK KITA AKAN TETAP SENANTIASA DITAMBAHKAN ILMU, HIDAYAH DAN ISTIQAMAH DI ATAS KETAATAN BILA KITA BESERTA KELUARGA MENUNTUT ILMU SYAR'I. HAL INI TIDAK BOLEH DIABAIKAN DAN TIDAK BOLEH JUGA DIANGGAP REMEH. Kita harus selalu bersikap penuh perhatian, serius serta sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu syar’i. kita akan tetap berada di atas ash-Shirathal Mustaqiim bila kita selalu belajar ilmu syar’i dan beramal shalih. Kalau kita tidak memperhatikan dua hal penting ini, bukan mustahil iman dan Islam kita akan terancam bahaya. Sebab, iman kita akan terus berkurang dikarenakan ketidaktahuan kita tentang Islam dan iman, kufur, syirik, dan dengan sebab banyaknya dosa dan maksiat yang kita lakukan! Bukankah iman kita jauh lebih berharga daripada hidup ini?

DARI SEKIAN BANYAK WAKTU YANG KITA HABISKAN UNTUK BEKERJA, BERUSAHA, BISNIS, BERDAGANG, KULIAH, DAN LAINNYA, APAKAH TIDAK BISA KITA SISISHKAN SEPERSEPULUHNYA UNTUK HAL-HAL YANG DAPAT MELINDUNGI IMAN KITA?

Saya tidak mengatakan bahwa setiap muslim harus menjadi ulama, membaca kitab-kitab tebal dan menghabiskan waktu sepuluh atau belasan tahun untuk usaha tersebut.MINIMAL SETIAP MUSLIM HARUS BISA MENYEDIAKAN WAKTUNYA SATU JAM SAJA SETIAP HARI UNTUK MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN TENTANG AGAMA ISLAM. Itulah waktu yang paling sedikit yang harus disediakan oleh setiap muslim, baik remaja, pemuda, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Setiap muslim harus memahami esensi ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahih menurut pemahaman para Salafush Shalih. Oleh karena itu, ia harus tahu tentang agama Islam dengan dalil dari Al-Qur’an dan as-Sunnah sehingga ia dapat mengamalkan Islam ini dengan benar. Tidak banyak waktu yang dituntut untuk memperoleh pengetahuan agama Islam. Bila ima
n kita lebih berharga dari segalanya, maka tidak sulit bagi kita untuk menyediakan waktu 1 jam (enam puluh menit) untuk belajar tentang Islam setiap hari dari waktu 24 jam (seribu empat ratus empat puluh menit).

Ilmu syar’i mempunyai keutamaan yang sangat besar dibandingkan denga harta yang kita miliki....

(Prinsip dasar Islam Menurut al Qur-an dan As Sunnah yang Shahih, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka At Taqwa, Juli 2005)

Rabu, 14 Mei 2014

Apa Yang Terjadi Di Saat Magrib

Majalah Qiblati

APA YANG TERJADI DI SAAT MAGRIB
Oleh: Mamduh Farhan Al-Buhairi

Saat magrib adalah saat yang paling berbahaya bagi manusia yang dianggap remeh oleh orang-orang di zaman sekarang, di saat siang hari dan cahayanya mulai gelap, terjadi beberapa kejadian aneh yang harus diperhatikan.

Dalam Sahih Muslim Nabi, bersabda: (Jika sore hari mulai gelap maka tahanlah bayi bayi kalian sebab iblis mulai bergentayangan pada saat itu, Jika sesaat dari malam telah berlalu maka lepaskan mereka, kunci pintu pintu rumah dan sebutlah nama Allah sebab setan tidak membuka pintu yang tertutup. Dan tutup rapat tempat air kalian dan sebutlah nama Allah. dan tutup tempat makanan kalian dan sebutlah nama Allah. meskipun kalian mendapatkan sesuatu padanya. Dan matikanlah lampu kalian 

Dari Jabir dalam kitab Sahih Muslim ia mengatakan: Rasulullah, bersabda: (Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam.)

Jadi apa yang terjadi saat magrib?
Sebenarnya yang terjadi di waktu magrib bahwa setan bersamaan dengan datangnya kegelapan mulai menyebar mencari tempat tinggal, karena mereka tersebar dengan pemandangan luar biasa biasa dan jumlah yang tidak ada yang tahu selain Allah, sebagian setan takut dari kejahatan setan yang lain karena itu ia harus memiliki sesuatu yang dijadikannya sebagai tempat berlindung dan mencari tempat aman. 

Maka ia bergerak dengan cepat melebihi kecepatan manusia dengan kecepatan berlipat lipat, beberapa dari mereka berlindung dalam wadah kosong, dan beberapa dari mereka berlindung ke rumah kosong, dan beberapa dari mereka berlindung kepada sekelompok manusia yang sedang duduk duduk, mereka tentu tidak merasakannya, mereka ikut menimbrung supaya menjadi aman dari penindasan saudara sesama setan yang sekarang berkeliaran seperti angin di bumi karena yang boleh hidup hanya yang kuat saja , dan sifat setan itu, mereka ingin tinggal di tempat kotoran sehinnga kamu dapati mereka suka sekali tempat-tempat pembuangan kotoran manusia, dan mencari perlindungan ke tempat-tempat sampah. 

Kadang kala setan itu memangsa anak kecil manusia untuk dijadikan tempat berlindung, kadang ia mengganggunya dan kemudian keluar, dan terkadang tinggal beberapa waktu, sehingga kamu akan menemukan anak kecil dalam suasana hati yang tidak menentu, terkadang ia menangis lama tanpa diketahui orang tuanya alasannya dan tidak jarang mereka membentaknya, padahal mereka telah melupakan perintah Nabi agar tidak membiarkan anak anak mereka pada saat setan bergentanyangan, dan banyak kaum ibu ibu saat ini lupa mengganti popok bayi yang sudah kotor, dan karena kesukaan setan pada tempat kotoran.

Maka kamu dapatkan mereka lebih memilih popok bayi karena najis sebagai tempat persembunyian , sehingga mendorong mereka untuk tinggal.
Kami menemukan beberapa anak menjerit tiba-tiba dan beberapa yang menggelapar dalam tidurnya karena gangguan iblis yag merasukinya saat dijadikan tempat berlindung.

Kecepatan jin dalam mencari tempat tinggal, perumahan dan tempat aman yang lain terkadang menimpa orang tua, tetapi karena orang tua lebih banyak melakukan penjagaan, maka Nabi memerintahkan para orang tua untuk memberikan penjagaan (proteksi) dan tidak membiarkan mereka tetap bermain pada waktu bergentayangan jin, sebab mereka masih polos tidak bisa membentengi diri, sedangkan jin datang dengan cepat mencari tempat tinggal saking cepatnya bisajadi ia menabrak tubuh orang tua atau anak kecil sehingga tigak jarang mengganggunya, dan kamu akan menemukan beberapa orang tiba-tiba dilanda depresi mendadak atau ketakutan dan sebagainya, disebabkan oleh jin. Semoga kita dan semua kaum Muslimin dijaga oleh Allah dari gangguan jin.

Oleh karena itu,doa pagi dan sore senantiasa dibaca dan bentengi anak kalian dengan doa pagi dan sore kemudian berhati hati dari waktu magrib.
Dan tugas kita pada waktu magrib untuk menjauh dari hewan, seperti kucing, burung, dan mengurangi kecepatan saat mengemudi mobil karena dikuatirkan menabrak anjing atau hewan lain yang bisa jadi telah dirasuki setan, dan tidak boleh jalan jalan di tempat sepi atau duduk di tempat itu, atau melempar batu ke dalam kamar mandi, kebun dan laut.

Sayangnya, kebanyakan orang tua membiarkan anak-anak mereka bermain sampai matahari terbenam mereka tidak memperhatikan bahaya yang mengintai di waktu magrib.

Oleh karena itu, membaca doa pagi dan sore harus terus diamalkan dan jangan sampai lengah menjaga anak anak kita.
Kita meminta kepada Allah untuk melindungi kita dan anak-anak kita .. 
aamiin.

Doa Agar Dimudahkan Beramal Shalih Dan Mendapatkan Kecintaan Allah

Doa Agar Dimudahkan Beramal Shalih Dan Mendapatkan Kecintaan Allah

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَأَنْ تَغْفِرَ لِى وَتَرْحَمَنِى وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةَ قَوْمٍ فَتَوَفَّنِى غَيْرَ مَفْتُونٍ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ“

Allaahumma innii as-aluka fi'lal khairaat, wa tarkal munkaraat, wa hubbal masaakiin, wa antaghfiralii wa tarhamanii, wa idzaa aradta fitnata qaum, wa tawaffanii ghaira maftuun, wa as-aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuk, wa hubba 'amalin yuqarribunii ilaa hubbik.

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin, ampunilah (dosa-dosa)ku, rahmatilah saya, jika Engkau menginginkan untuk menguji suatu kaum maka wafatkanlah saya dalam keadaan tidak terfitnah. Saya memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu)”. 

Dalam lanjutan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan, “Ini adalah benar. Belajar dan pelajarilah”.

(HR. at-Tirmidzi:3235 dan Ahmad:5/ 243. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).buka jg pd buku doa dan zikir u yazid hal 315 no 104

Yang Remaja Yang Jatuh Cinta

YANG REMAJA YANG JATUH CINTA

Kali ini kami share satu kisah cinta seorang remaja putri. Sebagaimana kita pernah mengalami, masa remaja diwarnai dengan kisah cinta.

Tersebutlah seorang remaja putri belasan tahun, siswi sebuah madrasah swasta di Cilegon. Ananda ini rajin mengikuti kajian khusus Muslimah setiap Rabu sore di Masjid Imam an Nawawi. Kajian ini membahas Kitab Al Wajibat, Arba’in an Nawawiyah, Tafsir Juz Amma, dan kajian seputar Tazkiyyatun Nufus.

Dilihat dari daftar hadir yang selalu disebarkan penyelenggara, terlihat ananda remaja putri ini sangat jarang tidak hadir....sebuah indikasi sedang berseminya CINTA ILMU DAN MAJELISNYA dalam dadanya. Setidaknya itulah prasangka baik kami kepada ananda tersebut. Kami tidak mensucikan seorangpun di hadapan Allah karena Dial ah yang Maha Mengetahui isi hati manusia. Semoga Allah memberikan barokah kepada ananda tersebut.

Cinta lah yang menggerakkan hatinya untuk tetap berusaha hadir di Majelis tersebut di sela-sela kesibukan kegiatan belajar di Sekolah. ....

Cinta lah yang menggerakkan hatinya untuk berupaya membagi waktu antara BIMBEL dan sebuah amalan mulia yakni menuntut ilmu.....

Cinta lah yang membuat lelahnya raga dan beratnya beban pekerjaan sekolah seolah sirna dengan sebuah kerinduan. Mungkinkah cinta itu murni tanpa ada kerinduan....

Cinta lah yang membuatnya tidak malu dan minder berbaur dengan para peserta lain yang dari segi usia lebih pantas jadi ibunya.... ADUHAI ALANGKAH INDAH DAN DAHSYATNTYA CINTA......

Semoga para remaja kita memiliki cinta ini.... Wallahu waliyyut taufiq

Berikut ini kesan dan pesan dari ananda tersebut dengan beberapa perubahan dari kami tanpa mengubah substansi:

►Awal Hidayah. Hidayah menyapaku kala usiaku menginjak 9 tahun (kelas 4 SD). Tentu saja ilmu agamaku masih sangat minim. Saat kelas 1 MTs, aku penasaran dan ingin sekali ikut ke Majelis Ilmu yang rajin didatangi dua kakak perempuanku. Sedih, aku hanya mendapat cerita kedua kakakku tentang Majelis Ilmu itu. Sepertinya menarik sekali. Ingin rasanya aku meminta namun lidahku kaku untuk berbicara kepada mereka. Aku berfikir bahwa mereka tak akan setuju jika aku ikut bersama mereka hingga membuatku berfikir keras bagaimana aku harus mengutarakan keinginanku ini kepada mereka. Diluar dugaanku, saat aku meminta untuk ikut bersama mereka, mereka justru sangat senang terhadap antusiasku ini. Ya, sore itu aku langsung memakai gamis satu - satunya yang aku punya dengan jilbab yang dipinjamkan oleh salah satu kakakku. Kaus kakiku pun kaus kaki sekolah berlambang tunas kelapa, pramuka. Perjalanan menuju tempat kajian ditempuh menggunakan satu motor bertiga karena tak ada motor lain. Jujur, pada pertemuan pertama itu aku tak paham dengan materinya. Kosakata dan istilahnya sangat asing di telingaku. Namun hal ini tak membuatku kecewa apalagi "kapok" untuk kembali datang ke Majelis ini pada hari-hari selanjutnya, karena ini sesuatu yang wajar menurutku. Seiring dengan perjalanan waktu, sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa dengan istilah-istilah ulama yang disampaikan pemateri. Alhamdulillah aku bisa rutin menghadiri kajian tersebut hingga kelas 1 MTs.

► Rindu Terpendam. Kelas 2 MTs aku lama tak bisa bertemu dengan Majelis Ilmu itu. Karena sekolah masuk siang dan pulang pada pukul 17.00. Ya, satu tahun aku tak duduk di Majelis itu. Aku sedih dan ada rindu yang terpendam untuk duduk di sana. Bahagia kembali menyapaku, saat menginjak kelas 3 MTs aku kembali masuk pagi. Tentu saja ini adalah saat yang kunanti, yaitu bisa berjumpa dengan Majelis Ilmu itu. Namun kegiatan sekolah sangat menyita waktuku. Aku disibukkan dengan tugas sekolah yang sangat banyak, aku jadi lupa dengan Majelis itu. Namun kemudian aku terhenyak dan tersadar. "Astaghfirullah, kenapa aku terlalu sibuk dengan urusan sekolah, ya?! Apa salahnya jika aku menyempatkan diri untuk duduk bersama mereka. Ah, aku harus pandai mengatur waktu! Bukankah hanya sekali dalam sepekan.........?"

► Manajemen Waktu. Aku rasa, manajemen waktu yang baik itu "harus". Tentunya dengan niat dan semangat yang kuat. Tanpa niat yang kuat nan ikhlash, semuanya nyaris tak bisa dicapai. Aku sendiri merasakannya. Saat niat itu tertanam kuat, aku masih bisa beranjak ke Majelis Ilmu meski dengan kegiatan yang cukup padat pada hari Rabu. Sebaliknya, aku juga pernah tak melakukan sesuatu di waktu luang. Itu karena tak ada niat yang kuat di hatiku. So, apa susahnya mendatangi Majelis Ilmu (syar'i) sekali dalam sepekan? Kegiatan harianku terjadwal dalam buku diaryku dan dinding kamarku. Aku kurang menyukai belajar seusai 'Isya. Entah mengapa aku tidak bisa berkonsentrasi pada jam itu. Sedikit berbeda dengan Selasa malam, aku harus menyiapkan pakaian dan alat tulis yang lebih banyak dari biasanya karena ada jadwal bimbel. Tapi, itu sama sekali bukan masalah bagiku. Aku sangat ingat bahwa hari Rabu ada jadwal kajian rutin Ta'shiliyyah bersama Ustadzah Ummu Fadhl. Dengan senang hati aku menyiapkan semuanya. Jadilah aku membawa dua tas setiap hari Rabu. Sebuah tas gendong berisi buku-buku sekolah (buku paket, LKS, dan buku tulis), buku bimbel (buku paket SPM dan buku tulis), dan buku kajian (buku tulis, Al-Qur'an, dan kitab sesuai materi yang akan dibahas). Tak lupa juga air minum dan bekal untuk makan siang di sekolah. Dan sebuah tas lagi yang aku tenteng berisi pakaian ganti untuk kajian dan peralatan mandi. Aku memilih untuk tidak pulang karena khawatir kelelahan dan akhirnya tertidur. Aku pernah mengalaminya dan menyesal sekali. Ya, aku memang harus pandai mengatur waktu! KBM di sekolah berlangsung pukul 07.30 - 12.00, dilanjutkan ishoma (istirahat, shalat, dan makan) kemudian bimbel berlangsung pukul 13.15 - 14.30. Setiap pulang sekolah atau pulang bimbel aku harus mengantarkan dua temanku pulang sekolah. Hanya butuh 10 menit untuk mengantarkan kedua temanku itu dengan motor kesayanganku . 15 menit kemudian aku gunakan untuk perjalanan menuju ke lokasi kajian, yaitu Al-Hanif.

► Berbuah Manis. Jika ditanya apakah aku lelah atau tidak, jawabannya pasti, "Ya, lelah!" Tapi menurutku, lelah ini tak seberapa jika dibandingkan dengan lelahnya para ulama terdahulu yang berkilo-kilo meter menempuh perjalanan demi bisa duduk di Majelis Ilmu. "Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan". Perkataan Imam Asy-Syafi'i ini selalu mengingatkanku tatkala semangatku untuk menuntut ilmu sedang melemah karena kelelahan. Kelelahanku bisa terbayarkan dengan suasana indah saat kajian.

Aku merasa beruntung sekali berada di antara mereka, banyak sekali manfaat yang aku peroleh dari bermajelis di Al-Hanif, di antaranya :

1. Menghilangkan kebodohan. Tidak ada ilmu yang lebih ampuh dalam memerangi kebodohan selain Al-Qur`aan Al-Kariim dan Al-Hadiits Asy-Syariif sesuai yang diajarkan oleh Salafuna Ash-Shaalih. Kabar baiknya, itu diajarkan disini.

2. Kedewasaan. Bershilaturrahmi dengan ummahaat menambah kedewasaan caraku berfikir dan bersikap. Masya Allah

3. Memperbaiki akhlaq. Nasihat dari ustadzah dan perilaku akhawat selama berinteraksi merupakan contoh nyata yang banyak memberikan kontribusi dalam mengoreksi tingkah laku dan akhlaqku.

4. Memperbanyak saudara dan sahabat yang shalihah –insya Allah. Jauh dari prasangkaku sebelumnya terhadap para wanita yang jilbabnya seperti "ninja". Aku fikir wanita seperti mereka itu ketus, judes, sulit diajak komunikasi, dan egois. Tapi tidak dengan sebenarnya! Mereka itu lemah lembut, bahkan tak jarang mereka memelukku dengan penuh kasih sayang. Serasa punya saudara baru.

5. Menguatkan hati bahwa di sini aku tak sendiri menggenggam manhaj ini.

6. Menambah keimanan. Sebagaimana kita ketahui bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang. Hadir di Majelis Ilmu ini adalah salah satu caraku mendapatkan siraman rohani untuk meningkatkan iman, terutama saat iman sudah mulai melemah.

7. Kedamaian. Berkumpul dengan sahabat dan ummahaat di majelis ilmu memberikan rasa damai dan ketenangan yang tidak bisa digambarkan.

8. Termotivasi untuk sekuat tenaga meraih jannatal firdausil a'la.

9. Memupuk semangat. Bagaimana tidak? Diantara mereka yang hadir di Majelis ini ada yang berumur jauh lebih tua dariku. Dan mereka tidak jemu menuntut ilmu. Lalu mengapa aku harus bosan? Di antara mereka juga ada yang usianya di bawahku, dan terlihat semburat semangat di wajahnya tidak memudar. Kenapa aku harus patah semangat? Di antara mereka rumahnya lebih jauh dari rumahku. Dan mereka gembira duduk di sini. Lantas, apa alasanku untuk bermalasan?

10. Belajar adab. Di dalamnya selalu diajarkan bagaimana adab seorang penuntut ilmu. Aku yang semula jauh dari adab seorang penuntut ilmu, perlahan bisa meninggalkan adab-adab yang buruk. Dan berusaha lebih baik lagi.

11. Bersyukur. Menimba ilmu syar'i adalah caraku mensyukuri nikmat yang Allah berikan padaku secara cuma-cuma. Sedikit payah dan letih tak sebanding dengan banyaknya nikmat Allah yang sudah aku nikmati tanpa dapat dihitung.

12. Dan masih banyak lagi manfaat dan kesan baik yang aku dapatkan. Namun keterbatasan kata-kataku tak mampu mendefinisikan setiap yang aku rasakan.

► Aku, Guruku, dan Teman – temanku. Aku berusaha mengamalkan ilmu yang aku punya semampuku. Aku juga berusaha mengenalkan manhaj yang haq ini dengan da'wah bil-hal dan bil-mau'izhah hasanah. Kini beberapa teman di sekolahku cukup banyak yang tertarik dengan manhaj ini. Bahkan di kalangan guru pun ada yang pernah bertanya tentang suatu hukum yang dia ragu atau belum tahu. Baik secara langsung atau via SMS. Ya, jika aku tahu aku menjawabnya saat itu juga. Jika aku tidak tahu, aku tanyakan kepada yang memiliki ilmu tentang hal yang ditanyakan. Aku, guruku, dan teman-temanku sama-sama belajar.

► Penutup. Aku selalu ingat petuah ini: "Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi!" Demikian saja sekelumit kesan yang aku rasakan selama mengikuti kegiatan Kajian Rabu di Masjid Imam An-Nawawi Al-Hanif. Semoga kita semua Allah mudahkan untuk melangkah menuju Majelis Ilmu, dan diberi istiqamah untuk tetap di jalan hidayah ini dan menjaga keikhlasan hati. Jika ada kesalahan dalam kata, itu semua dari kekuranganku yang masih perlu banyak belajar. Jika ada manfaatnya maka itu tak lain dari Allah.

Akhiirul kalaam anilhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.
Washallallaahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad. Cilegon, 10 Rajab 1435 H bertepatan Sabtu, 10 Mei 2014 M

Dari admin:

Ananda ini sedang bersiap-siap untuk menjadi santriwati di sebuah pondok pesantren. Semoga cinta ini tetap bersemi...

~WAHANA BELAJAR UNTUK YANG BERJIWA HANIF~

Cinta Ilmu

CINTA ILMU

Sejak tiga tahun sebelum wafatnya, Imam Al Albani rahimahullah telah mengidap beberapa penyakit, salah satunya adalah liver ditambah usianya yang telah lanjut. Penyakit yang dideritanya cukup serius namun demikian tidak menghalanginya membaca dan membahas hingga saat-saat terakhir kehidupannya.
Syaikh Ali bin Hasan al Halabi hafizhahullah menuturkan: “Kurang lebih sebulan sebelum wafatnya, Syaikh Al Albani menelepon saya meminta sebuah tafsir al Qur-an yang telah lenyap dari ingatannya. Demikian pula kepada anak-anaknya beliau meminta kitab ‘Shahih Sunan Abu Dawud.’”

Pada kesempatan lain Syaikh Ali Al Halabi hafizhahullah berkata: “Sebulan sebelum wafatnya, Syaikh Al Albani rahimahullah membahas sebuah hadits selama tiga hari, beliau menyuruh ‘Ubadah (salah seorang cucunya) untuk menulis ucapan atau keterangan beliau dalam delapan belas halaman, dan aku ikut menyaksikan kejadian itu.”

Syaikh Muhammad bin Ibrahim Syuqrah mengungkapkan: “ Syaikh Al Albani rahimahullah tidak pernah berhenti membahas, jika ingin menulis sesuatu ia berkata (kepada anak atau cucu beliau): “ Tulislah ya ‘Abdul Lathif ! Tulislah ya Ubadah! Tulislah ya Lu’ai!”

Syaikh Abul Hasan menuturkan: “Mereka yang menemani beliau ketika sakit mendengarnya berkata ketika sedang tidur: ‘Berikan kitab al Jarh wat Ta’dil jilid sekian halaman sekian..dan kitab lain yang disebutnya, demikian cintanya terhadap ilmu di waktu terbangun hingga dibawa tidur. Semoga Allah merahmatinya.”

Sedangkan Syaikh ‘Ali Khasysyan menceritakan: “Beberapa hari sebelum wafat, jika sadar dari sakit yang dideritanya beliau berkata: ‘Berikan kitab al Jarh jilid yang kedua. Demikianlah keadaanya. Benarlah sebuah pepatah mengatakan:
كُلُّ إِنَاءٍ بِمَا فِيْهِ يَنْضَح
“Setiap bejana memercikkan isi yang ditampungnya”

Dari Buku Karya Ustadz Mubarok Bamuallim: Biografi Syaikh Al Albani

Menebar Dusta Meraih Bahagia

MENEBAR DUSTA MERAIH BAHAGIA

Ust. Dr. Syafiq Riza Basalamah

Akhi Ukhtii moga selalu dalam lindungan Allah

“Tinggalkanlah dusta, karena dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan kepada neraka”.

Kiranya seperti itulah makna salah satu pesan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun ternyata ada dusta yang boleh, bahkan itu adalah bumbu penyedap untuk kehidupan suami istri.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

لا يصلح الكذب إلا في ثلاث: يحدث الرجل امرأته ليرضيها والكذب في الحرب والكذب ليصلح بين الناس

”Tidak dibenarkan berdusta kecuali dalam tiga hal:”Seorang laki-laki yang berbicara kepada istrinya demi menyenangkan hatinya, dusta dalam peperangan dan dusta untuk memperbaiki hubungan manusia (yang sedang berseteru).”(HR. Tirmidzi no. 1939, dan dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 2834)

Tapi perlu digaris bawahi, bahwa kebolehan ini bukan secara mutlak, yang diperbolehkan adalah dusta yang tujuannya memperbaiki hubungan dan menyenangkan hati, seperti seorang suami yang mengatakan kepada istrinya:

KAU ADALAH PEREMPUAN TERINDAH UNTUKKU

RONA WAJAHMU SELALU MEMBAYANGI JALAN-JALANKU

AKU TAK KUASA BILA TAK MELIHAT WAJAHMU

AKU AKAN SELALU ADA UNTUKMU, SAYANG!!!

MASAKANMU TIADA YANG MENANDINGINYA

Begitu pula sang istri kepada suaminya.

Inilah dusta yang seharusnya dipelajari oleh para pasutri, karena di dalamnya mengandung banyak hikmah, dan inilah gombal yang kadang kala sebagian suami sulit untuk mengungkapkannya, oleh karena itu harus ada latihan.

 ┈┈»̶«̶┈┈

Faidah Surat Al Kahfi

Watch "Faidah Surat Al Kahfi 1" on YouTube - Faidah Surat Al Kahfi 1: http://youtu.be/AN7-DrWMcDE

 Watch "Faidah Surat Al Kahfi 2" on YouTube - Faidah Surat Al Kahfi 2: http://youtu.be/4wGw4R-SmlA

Watch "Faidah Surat Al Kahfi 3" on YouTube - Faidah Surat Al Kahfi 3: http://youtu.be/FbFpmSy7WPw

 Watch "Faidah Surat Al Kahfi 4" on YouTube - Faidah Surat Al Kahfi 4: http://youtu.be/0oTIY7QXACQ

Jumat, 09 Mei 2014

Nasehat Untuk Paa Suami

Sore ini ada kajian "Nasehat untuk para suami" by ustadz amin dari pulau petong live. Sayang tidak sempat mendengarkan kajian. Alhamdulillah ada Fitri - Ummu Hamzah yang ngeshare catatan kajian tadi. Barakallohu fiik ya Fitri. Nuha taruh di blog. 

Hendaknya suami  :
( yang diidamkan para istri)

1.istiqomah kpd Allah.
2.baik akhlaknya.
3.bersungguh-sungguh dlm tholabul ilmi.
Yg mnggandeng istriny ketika mencari ilmu.
4.contoh teladan yg baik untuk keluarga.Ucapan selaras dg perbuatan.
5.harus tau mempergauli istriny.ktika istriny marah.sedih dll suami hrs tau bgmn mnyikpi prubahan sikp istriny
6.suami jgn hnya pncari2 dunia...jgn sibukan siang mlm hny untuk dunia   
7.suami tau metode mndidik anak...zamn skrg bnyk yg memiliki anak tp tdk memiliki ilmu mndidik anak....para suami shrsny yg mndidik istri bgmn mndidik anak       
8.suami shrsny senantiasa mngingtkn akan singkatny khidupan...ingtkn tntg kmatian sngga ia snantiasa untuk mengingtkn mnyiapkn bekal
9.suami yg tdk mnyia2kn wktu.diisi dgn kebaikn selalu
10.penuh kecintaaan dan kasih syg pd kluarga.
11.suami hrsny selalu prhatian thd bau2 pd diriny   
12. Suami yg tau berterimakasih kepada istrinya...krn istrinya sdh menjaga rmhnya.minimal berkata jazaakillahu khoiron...ucapkan pujian2 yg menyenangkan istri.shgga istri termotivasi untuk terus melaksanakan kebaikan2 lainnya....
Ktika melihat rmh brantakan jangan lngsung d marahin.tapi ajukan bantuan wlwupun suami sndiri dlm keadaan capek.itu akan menyanjung istri
13.silaturahim jg kpd keluarga istri.jgn hanya kluarga suami sj
14.suami yg berakal dan bijaksana dlm menghadapi persoalan
15.suami yg senantiasa beribadah...setiap waktunya.
16.suami harus banyak ridho thdp ketetapan Allah
17.berdakwah lah para suami

Tips  bagi suami untuk mendidik keluarganya :
1.adakan taklim dirumah min 1 minggu sekali
2.adakan jadwal menghafal alquran.min 1 ayat sehari      
3.menghafal hadits2 pendek sesuai kbutuhan.misal menghafal hadits arbain
4.mencari tmpt tinggal dkt masjid.agar bs mendengar ceramah2 dr masjid dan beribadah d masjid
5.hendaknya suami membiasakan kluarganya puasa sunnah.senin kamis..ayamul bidh
6.biasakan kluarganya sedekah
7.dirumah sediakan kotak infak.untuk diberikan saat mendadak kpd yg dibutuhkan
8.ingatkan kluarga agar tdk boros dlm segala hal
9.biasakan keluarga untuk tawadhu dan santun thd sesama...jika kita memiliki pembantu ajak makan bersama
10. suami meringkas kajian lalu sampaikan kpd keluarganya   
11.biasakan silaturahim kpd keluarga dan orang2 sholih
12.silaturahim kpd org2 yg kena ujian .misal menjenguk org sakit atau berkunjung kerumah yatim piatu bersama keluarga
13.biasakan kirim surat untuk memberikan nasihat2 kpd kluarga
14.biasakan memberikan hadiah kpd kluarga
15.ketika sibuk tetap pantau lewat telepon ..tetaplah berikan nasihat via sms kpd anggota keluarga


Tiga Sayuran Favorit Nabi


Labu
Menurut Sunnah ada tiga jenis sayuran yang paling disukai Nabi, yaitu :
Rasulullah sangat suka kepada labu, di dalam hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya dari Anas Ibnu Malik, dia berkata.
دعا رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلاً ، فانطلقت معه فجيء بمرقة فيها ، فجعل رسول الله صلى الله عليه وسلم يأكل من هذا الدباء ويعجبه.

Artinya: Rasulullah memanggil seorang pria, maka aku pergi bersamanya, dan beliau disuguhi kuah, maka Rasulullah menyantap labu itu dengan lahap.

Labu sangat baik bila ditanam di daerah panas.
Ia memiliki beberapa nama, diantaranya Alyaqthin sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah Ta'ala:
وَأَنبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِّن يَقْطِينٍ ( Dan Kami tumbuhkan untuknya sebuah pohon dari alyaqthin ). Yaitu Nabi Yunus, Allah Ta'ala telah menumbuhkan pohon ini untuknya, karena memiliki banyak manfaat, diantaranya: memberikan kesejukan, teksturnya yang lembut, daun- daunnya lebar, juga tidak disukai oleh lalat. Dan Nabi sangat menyukainya beliau mengatakan: إنها شجرة أخي يونس ( Dia adalah pohon saudaraku Yunus )

Labu sangat kaya vitamin ( a) dan (b), dan mengandung 90,7 % air , 0,2 lemak , 1,1 protein , dan 6,45 % bahan tepung , dan 1,73 % ash (sering diterjemahkan menjadi abu). Juga mengandung zat besi dan kalsium dalam jumlah tinggi, dan tidak kalah pentingnya adalah manfaat biji labu yang manjur mengusir cacing pita usus, menurunkan tekanan darah dan pengobatan wasir.
Begitu juga sangat ampuh mengobati infeksi saluran kemih, sembelit dan gangguan pencernaan. Dan mengandung proporsi yang cukup tinggi untuk serat larut, dan tidak larut.

Ada bukti terbaru menyatakan bahwa labu berguna dalam mencegah kanker, dan majalah biokimia telah menerbitkan hasil sebuah penelitian yang menyatakan bahwa labu sangat efektif membantu mencegah kanker paru-paru.

Semangka 
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dari Rasulullah: 
أنه كان يأكل البطيخ بالرطب ويقول: يدفع حر هذا، برد هذا، وبرد هذا حر هذا
Artinya:Bahwa beliau makan semangka dengan rutab (buah kurma muda), dan beliau bersabda: Panas buah ini menolak dinginya buah ini, dan dinginnya ini menolak panasnya ini. Dan Tirmidzi mengatakan hadits hasan garib.

Dan diriwayatkan dari Anas sebagai hadits marfu' bahwasanya Rasulullah Sedang makan rutab dengan semangka. Dan semangka termasuk jenis sayuran, bukan buah-buahan sebagaimana dikatakan oleh sebagian orang, ia memiliki banyak nama.

Semangka mengandung kandungan air sangat tinggi yaitu 90-93 % dari beratnya, adapun bahan lainnya sangat sedikit, dan gula termasuk di dalamnya sekitar 6-9 % dari beratnya. Kaya vitamin " C " dan memiliki persentase kecil untuk vitamin " A " dengan persentase lebih kecil dari asam Alnicotnik, sebuah vitamin anti penyakit pellagra (Sebuah penyakit yang terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup niasin (salah satu vitamin B kompleks) atau tryptophan (asam amino).

Dan penggunaan semangka dalam dunia pengobatan tradisional sangat terkenal sejak zaman dahulu. 
Ibnu Sina berkata tentang semangka: Dapat menjernihkan warna kulit dan wajah dan mampu mengobati vitiligo (kondisi pigment kulit) dan melancarkan air urin serta menghancurkan batu ginjal dan kandung kemih .

Ia juga merupakan pencahar (obat pencuci perut) ringan, dan oleh karenanya sangat baik dimakan pada saat sembelit.

Sebagaimana di India biji semangka digunakan sebagai pencahar, dan membangkitkan stamina. Maka di negara kami (di Saudi), biji semangka disangrai dan dimakan menjadi makanan ringan pada saat santai, dan biji ini bernilai gizi yang cukup tinggi, dengan proporsi, protein 27,1 %, sedangkan gula 15,7 % dan zat lemak 43 %.

Ketimun :
Terdapat dalam As-Sahihain, dari hadits Abdullah bin Ja'far ia berkata:
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يأكل الرطب بالقثاء.
Artinya: Aku melihat Rasulullah makan rutab bersama ketimun.

Dalam riwayat Imam Ahmad, dengan lafazh: 
إن آخر ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم في إحدى يديه رطبات وفي الأخرى قثاء، وهو يأكل من هذه ويعض من هذه.
Artinya:
Hal terakhir yang aku lihat pada Rasulullah adalah pada salah satu tangannya ada beberapa rutab dan di tangan yang lainnya ketimun, dan beliau memakan yang ini dan menggigit yang ini.

Ketimun disebutkan dalam Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah Ta'ala: 
فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا
Artinya: Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya".

Sumber Majalah Qiblati

Rabu, 07 Mei 2014

Perhatian Ulama Dalam Membaca

Perhatian Ulama Dalam Membaca
 “Tulisan ini menjelaskan kepada kita aspek penting pembangunan ilmiah dan landasan dalam perluasan pengetahuan. Tulisan ini juga mengungkapkan sebuah potret cemerlang kehidupan para ulama. Mereka memberi contoh paling baik, bukti paling benar, dan petunjuk paling nyata atas kecintaan dan semangat mereka terhadap ilmu serta dedikasi mereka dalam rangka mendapatkannya.

Contoh dan bukti mengenai hal ini sangat banyak dan beragam. Saya pilih diantaranya tentang kehidupan para ulama bersama buku-buku mereka yaitu bagaimana perhatian mereka terhadap buku, bagaimana mereka mendapatkannya dan semangat serta kesungguhan mereka terhadap buku. Buku selalu menemani mereka baik ketika bepergian maupun ketika berada di rumah, mereka selalu berada dalam kondisi yang mengagumkan. Sangat menakjubkan!!!

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan: “Kerinduan para penuntut ilmu terhadap ilmu itu lebih besar daripada kerinduan seseorang terhadap kekasihnya. Kebanyakan mereka tidak terpesona dengan keelokan fisik manusia.” Beliau juga berkata, “Seandainya ilmu itu bisa digambarkan, tentu ia lebih indah daripada matahari dan rembulan.”

Saya katakan, “ Jika demikian bagaimana mungkin orang yang mencintai ilmu akan menjadi hina? Mengapa harus heran terhadap mereka yang mendedikasikan diri untuk ilmu?”
Mayoritas manusia mengetahui bahwa ilmu itu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia begitu pula dengan orang yang memilikinya. Semua itu akan bertambah seiring dengan keluhuran ilmu dan keluasan pengetahuan tentangnya serta pengaruh ilmu tersebut terhadap pemiliknya.

Ketika keutamaan ilmu telah nyata kita tidak perlu lagi menunjukkan bukti dan dalil atas ketinggian dan pengaruh positifnya. Semua itu telah terangkum di dalam berbagai buku.

Ada dua alasan mengapa saya menyusun dan mengarang buku ini:

Pertama: Saya melihat para pelajar enggan menempatkan kitab-kitab ilmu pada tempatnya. Mereka menurunkan dari kedudukannya dan sibuk dengan yang lainnya.

Sebagian mereka menyangka bahwa dirinya telah berilmu sehingga tidak perlu membaca dan menelaah. Mereka merasa telah cukup dengan gelar, ijazah, pangkat dan jabatan yang diraih. Tujuannya hanya meraih gelar sehingga menolak mencari ilmu Namun demikian mereka mengklaim sebaliknya. Mereka mengatakan, “Biarlah kami meraih gelar dulu, setelah itu baru kami akan sungguh-sungguh mencari ilmu.” 

Mengapa mereka justru malah terbalik?! Andai saja mereka mencukupkan sampai di sini!!! Namun sayang mereka justru malah bersantai-santai di atas sofa sambil membentangkan bantal. Mereka berperangai buruk terhadap manusia, menarik diri dari mencari ilmu dan berbalik mengejar dunia sehingga gelar pun menipu mereka. Kedua: Motivasi untuk menulis buku ini adalah untuk membangkitkan semangat, mengasah pikiran, dan membuka cakrawala para penuntut ilmu mengenai kehidupan para ulama dan imam generasi salafush shalih tentang kesabaran dan keseriusan mereka dalam mendapatkan ilmu dan mengajarkannya.

Tidak diragukan lagi bahwa contoh-contoh kehidupan para ulama mempunyai pengaruh dalam membangkitkan dan membangun semangat. Terbukti dengan adanya manfaat yang nyata saat mengetahui metode mereka dalam membaca dan menelaah serta saat merenungkan pengalaman dan eksperimen mereka dalam mendapatkan metode yang paling utama. Ini bukan hanya sanjungan ataupun berbangga bangga dengan mereka. Namun ini adalah mengungkap sejarah kita yang mulia. Mudah-mudahan dengan diungkapkannya kehidupan para ulama dapat membangkitkan cita-cita yang lesu dan mengobarkan api semangat yang telah redup. Karena sebagian ulama telah mengatakan, “Kisah adalah tentara Allah yang meneguhkan hamba-hambaNya yang Dia kehendaki.”

Orang yang memperhatikan perjalanan hidup para ulama akan mendapatkan berbagai fakta penting dan kesimpulan yang jelas. Salah satunya adalah pemahaman para ulama terhadap nilai kekayaan yang agung yakni buku dan simpananan yang berharga yakni ilmu. Oleh karena itulah para ulama menjadikan kekayaan dan simpanan ini sebagai prioritas utama dengan penuh perhatia dan kesungguhan. Keragaman bentuk perhatian dan kesungguhan mereka terhadap buku dan ilmu akan dibahas dalam buku ini.

Apabila kita berhasil mencetak orang-orang yang gemar membaca, maka segala macam ilmu akan menyertai mereka.

 [Indikator Cinta Ilmu adalah Mencintai Buku]

Al Jahizh dalam Al Hayawan mengatakan, “Barangsiapa yang ketika membeli buku tidak merasa nikmat melebihi nikmatnya membelanjakan harta untuk orang yang dicintai, atau untuk mendirikan bangunan berarti dia belum mencintai ilmu. Tidak ada manfaatnya harta yang dibelanjakan hingga dia lebih mengutamakan untuk membeli buku. Seperti orang Arab Badui yang lebih mengutamakan susu untuk kudanya daripada untuk keluarganya. Hingga di ajuga sangat berharap untuk memperoleh ilmu seperti halnya orang Arab Badui yang sangat mengharapkan kudanya.”

[Salah satu cara menambah ilmu adalah memperbanyak buku]
Imam Abu Muhammad Ibnu Hazm (wafat tahun 456H) menyebutkan pilar-pilar penopang ilmu dalam Risalah Maratib al ‘Ulum. Di antaranya adalah, “Memperbanyak buku. Sebab, tidak ada buku yang tidak bermanfaat dan tidak ada buku yang tidak menambah ilmu yang bisa diperoleh seseorang apabila dia memang membutuhkannya. Manusia tidak akan mampu menghapal semua ilmu yang pernah dipelajarinya. Jika kenyataannya demikian maka buku menjadi sarana penyimpan ilmu paling baik baginya.”

Seandainya tidak ada buku, tentu hilanglah banyak ilmu dan tidak akan terpelihara. Di sinilah kesalahan orang yang mencela upaya memperbanyak buku. Kalau saja pendapatnya itu dituruti niscaya lenyaplah banyak ilmu. Kemudian orang-orang bodoh memaksa ummat manusia untuk melenyapkan ilmu dan mendakwakan hawa nafsu mereka. Kalau saja tidak ada bukti atau kesaksian dari buku pastilah klaim orang alim dan orang jahil akan dipandang sama.”

[ Jawaban Yang Meredam Kritikan ]

 Para ulama telah meredam kritikan orang-orang yang mengkritik ulama karena memperbanyak dan membelanjakan hartanya untuk buku. Salah satunya dalam bentuk syair oleh Sulaiman bin Abdul Hamid salah seorang guru Al Hafidz Ibn Hajar Al Asqolani. Beliau berkata:
Dia berkata : Engkau telah membelanjakan hartamu
Untuk buku yang berada pada tangan kananmu
Aku berkata: Biarkanlah aku...
Semoga kutemukan satu buku yang memberi petunjuk kepadaku
Sehingga nanti kuambil catatan amalku dengan tangan kananku
 [Ilmu yang Diwariskan Nabi shallallahu alaihi wa sallam]
Ayat al Qur-an yang pertama kali turun, yaitu firman Allah Ta’ala yang artinya
“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan (Al ‘Alaq:1)
Kata ‘Iqra’ Mengandung banyak petunjuk dan maksud yang tidak bisa dibatasi. Kata Iqra merupakan kata perintah dari kata Qoro’a. Maksudnya adalah perintah yang pasti dan tegas untuk membaca juga motivasi untuk belajar dan mengajar membaca. Pandangan ini cukup untuk membicarakan banyak hal dalam tema berikut. 

Selain ayat tadi terdapat perintah Al Qur-an dalam ayat lain sebagai penegasan masalah dan motivasi agar minta tambahan ilmu. Allah Ta’ala berfirman: Thaha: 114)
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

 Ibnul Qoyyim berkata, “Ayat ini cukup sebagai bukti kemuliaan ilmu. Yaitu Allah memerintahkan Nabi-Nya agar meminta tambahan ilmu.”

Di dalam tafsirnya, Ibn Katsir menyatakan, “Maksudnya adalah tambahkanlah untukku ilmu dari-Mu.” Ibnu Uyainah rahimahullah menuturkan, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selalu memohon kepada Allah agar ditambah ilmunya hingga beliau wafat.”

 Demikian pula para Nabi dan rasul alaihimus salam meminta tambahan ilmu sekaligus menuntut ilmu. Hal yang sama dilakukan oleh umat terbaik yakni para shahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.

[Teladan Ulama Terdahulu Dalam Masalah Buku]

Syaikhul Islam Ibn Taymiyyah
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam Raudhah Al Muhibbin menuturkan bahwa gurunya Ibnu Taymiyyah pernah bercerita, “Saya tertimpa sakit maka dokter berkata kepadaku ‘Sesungguhnya aktivitasmu dalam menelaah dan membicarakan ilmu memperparah penyakitmu.’ Saya pun berkata kepadanya “Saya tidak sabar melakukan hal itu. Saya akan menerangkan kepadamu dengan ilmumu. Bukankah jika jiwa itu bergembira dan bahagia, maka tabiatnya kuat sehingga mampu menolak penyakit?” Dokter itu menjawab, ‘Ya’. Kemudian saya berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya jiwaku bahagia dengan ilmu sehingga menjadikannya kuat dan tenteram.’ Maka dokter itu berkata, ‘Jika demikian maka ini di luar pengobatan kami.’

Ibnul Jauzy ( wafat 597) membaca 200.000 jilid buku

Saat membahas Shaidul khatir Ibnul jauzy berkata menceritakan dirinya, “Aku tidak pernah kenyang membaca buku. Jika menemukan buku yang belum pernah aku lihat maka seolah-olah aku mendapatkan harta karun. Aku pernah melihat katalog buku-buku wakaf di madrasah An Nidhamiyyah yang terdiri dari 6.000 jilid buku. Aku juga melihat katalog buku Abu Hanifah, Al Humaidi, Abdul wahhab bin Nashir dan yang terakhir Abu Muhammad bin Khasysyab. Aku pernah membaca semua buku tersebut serta buku lainnya. Aku pernah membaca 200.000 jilid buku lebih. Sampai sekarang aku masih terus mencari ilmu.” Ibnul jauzy menasehati orang alim dan pencari ilmu, “ Sebaiknya anda mempunyai tempat khusus di rumahmu untuk menyendiri. Di sana kamu bisa membaca lembaran-lembaran bukumu dan menikmati indahnya petualangan pikiranmu.”

Ahmad bin Sulaiman Nasrullah Al Bulqasi
Dikisahkan bahwa beliau membaca sambil berjalan. Ketika sedang makan dia minta orang lain membacakan untuknya karena takut waktunya terbuang sia-sia untuk urusan selain belajar.

Alhamdulillah.

Dikutip dari “Gila Baca Ala Ulama: Menilik dan Meneladani para Ulama Dalam Menuntut Ilmu” karya Ali bin Muhammad Al ‘Imran penerbit Pustaka Arafah Surakarta cetakan 1, Mei 2010.

Nasehat Syaikh Robi' Untuk Para Da'i

NASEHAT SYAIKH ROBI' UNTUK PARA DA'I

Berikut ini kami kutipkan nasehat Syaikh Rabi' hafizhahullah dalam kitab Al "Hats-tsu 'Ala Al Mawaddah wa Al I'tilaf Wa At Tahdzir min Al Furqah wa al Ikthtilaf" diterjemahkan oleh Ustadz Ahmas Faiz dan Ustadz Muhammad Ashim Mushtofa hafizahumallah, dibagikan gratis oleh majalah kita As Sunnah di edisi 01/IX/1426/2005. 

Kitab aslinya diterbitkan oleh Markaz Imam Al Albani Yordania.Di tahun 2004, kitab ini pernah dikaji oleh Ustadzuna Abu Ihsan Al Atsary, Lc. M.A hafizhahullah di Masjid Asy Syuhada Cilegon tahun 2003.

Silahkan download rekamannya di: http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abu%20Ihsan%20Al-Atsary/Nasehat%20Syeikh%20Robi%20Bagi%20Pemuda%20Salafiyyin . 

Semoga bermanfaat.

Mengambil uswah hasanah meliputi semua aspek permasalahan yang dibawa oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ber uswah dalam aqidah beliau artinya kita harus meyakini apa yang diyakini oleh beliau. Ber uswah dalam ibadah artinya kita harus beribadah kepada Allah dengan ikhlas dengan menyerahkan segala ketundukan hanya kepada Allah serta harus mengikuti tata cara yang diajarkan oleh rasul yang mulia ini. DAN BER USWAH DALAM MASALAH AKHLAK YANG LUHUR Dan ber uswah YANG KINI BANYAK PARA DAI KEHILANGANGAN AKHLAK AGUNG INI banyak pemuda yang kehilangan akhlak agung ini, sementara sebagian pemuda lain melupakan banyak sisi dari akhlak ini atau bahkan melupakan semuanya. 

Padahal Allah telah memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan pujian yang mendalam lagi harum karena akhlak agung beliau. Allah berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ“

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Al Qalam:4)

Dengan demikian seorang da’i ilallah, seorang penuntut ilmu, seorang penyuluh masyarakat, serta pemberi nasehat, semuanya perlu ber uswah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dalam aqidah, manhaj maupun akhlaknya.

 Apabila perkara-perkara ini terwujud secara sempurna pada diri da’i ilallah, atau paling tidak mendekati sempurna, niscaya ia akan sukses dakwahnya –insya Allah. 

Da’i tersebut akan dapat menawarkan dakwahnya dalam bentuk yang paling indah dan paling afdhal. 

Barakallahu fikum.Namun jika seorang da’i tidak berakhlak mulia dalam urusan dakwahnya, tentu hal itu merupakan kekurangan yang teramat sangat dalam dakwahnya. 

Diantara akhlak tersebut adalah sabar, hikmah, lemah lembut, ramah dan akhlak-akhlak lain yang semuanya merupakan perkara mendesak dan menjadi tuntutan dakwah semua rasul ‘alaihimush sholatu wa salam. 

Atas dasar ini seorang da’i harus menyempurnakan akhlaknya.Tetapi terkadang banyak orang yang melalaikannya. Ini membahayakan dakwah salafiyyah dan membahayakan pelakunya. Sebab ketika melalaikan akhlak ini padahal sedang menawarkan dakwah salafiyah kepada khalayak dengan cara yang mereka benci dan mereka anggap buruk serta menakutkan, yaitu cara keras, kasar dan semacamnya; akan dapat menghanbat dakwah dan menghambat diterimanya dakwah. 

Sesungguhnya hal-hal seperti itu dibenci menurut ukuran keduniaan apalagi menurut ukuran Din (keagamaan).

Dakwah Al Hanif Cilegon

Selasa, 06 Mei 2014

Ilmu Tanpa Amal

ILMU TANPA AMAL

Syaikh Abdurrozaq pernah mengunjungi suatu kampung yang terkenal memiliki banyak penuntut  ilmu. Maka beliau pun shalat di masjid tersebut. Di sana, beliau bertemu seorang kakek, lantas beliau berkata seraya memberi kabar gembira kepada sang Kakek, “Masya Allah, kampung Kakek banyak sekali penuntut ilmu.”

Tapi, sang Kakek malah menimpali dengan perkataan sinis, “Tidak ada tullabul ‘ilm (para penuntut ilmu) di kampung ini. Sebab, orang yang tidak shalat shubuh berjamaah bukan penuntut ilmu!”

Syaikh Abdurrozaq tertegun mendengar kalimat sang Kakek. Rupanya benar, banyak penuntut ilmu di kampung tersebut tidak menghadiri shalat shubuh berjamaah. Syaikh pun membenarkan perkataan sang Kakek, “Anda benar, bahwa ilmu itu untuk diamalkan. Bahkan bisa jadi kita mendapatkan seorang penuntut ilmu semalam suntuk membahas tentang hadits-hadits Nabi yang menunjukkan keutamaan shalat Shubuh secara berjamaah, bahkan bisa jadi dia menghafalkan hadits-hadits tersebut di luar kepalanya. Akan tetapi tatkala tiba waktu mengamalkan hadits-hadits yang dihafalkannya itu, dia tidak mengamalkannya, malah ketiduran, tidak shalat shubuh berjamaah.”

Memang benar bahwasanya tujuan dari menuntut ilmu adalah untuk diamalkan. Rasulullah saw. bersabda:

القُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

Al-Quran akan menjadi hujjah (yang akan membela) engkau atau akan menjadi bumerang yang akan menyerangmu. (HR Muslim no 223)

Saya teringat nasihat Syaikh Utsaimin yang disampaikan di hadapan para mahasiswa Universitas Islam Madinah, bahwasanya ilmu itu hanya akan memberi dua pilihan, dan tidak ada pilihan ketiga, yaitu: [1] menjadi pembela bagi pemiliknya atau [2] akan menyerangnya pada hari kiamat jika tidak diamalkan.

Selengkapnya di http://firanda.com/index.php/artikel/manhaj/150-bencana-banyak-berilmu-namun-tanpa-amal

Cedera Kepala Pada Anak

🔅Cedera Kepala pada Anak🔅 

🏠Salah satu kecelakaan yang sering terjadi saat anak-anak bermain adalah trauma kepala, dan hal ini sering membuat bingung dan khawatir orangtua.

Ibu-ibu, trauma kepala lumrah terjadi pada anak-anak terutama anak-anak yang masih dalam usia balita. Baik itu saat mereka belajar berjalan, bersepeda, ataupun bermain bersama teman-temannya. Asalkan trauma yang terjadi bukan karena jatuh dari tempat yang tinggi sekali atau dalam posisi kecepatan tinggi (misalnya bersepeda atau membonceng motor), ibu-ibu tidak usah kuatir. Umumnya cedera kepala karena trauma tersebut adalah cedera kepala ringan.

📌Hal-hal yang perlu diketahui ibu-ibu saat anak menderita trauma kepala:
1⃣cek kesadaran anak
Ajak anak berbicara, amati apakah ia mampu menjawab dengan tepat.
2⃣perhatikan apakah ada luka atau benjolan di kepala anak
Lihat apakah luka tersebut berdarah atau tidak. Jika luka lebar dan terbuka segera tutup dengan kain kassa dan bawa ke dokter. Jika luka hanya berupa luka gores dan memar, cukup tutup dengan kain kassa dan bersihkan dengan betadine.
3⃣raba kepala dan leher anak, lihat dan amati adakah tanda-tanda keretakan tulang atau tidak.
4⃣observasi selama 2x24 jam, apabila tidak ada tanda-tanda kegawatan maka anak tidak usah dibawa ke rumah sakit.
5⃣Gejala yang perlu diwaspadai dan perlu mendapatkan pemeriksaan dokter adalah:
✅pada bayi: tampak ubun-ubun sangat menonjol atau tampak pelebaran dari sambungan-sambungan di tulang tengkorak kepala.
✅muntah terus menerus
✅kejang
✅kesadaran menurun, anak mengantuk dan sulit dibangunkan
✅pingsan
✅pingsan, kemudian bangun seperti biasa, kemudian pingsan lagi.
✅adanya baal/kesemutan atau kelemahan anggota tubuh
✅sakit kepala hebat
✅perdarahan dari hidung dan telinga
✅pandangan mata kabur
✅nafas tidak seperti biasa (misalnya: terlalu cepat atau "ngorok", atau tidak teratur)
✅cedera tulang rahang dan pipi: amati tulang rahang dan pipinya dengan menyuruh anak menggigit (misalnya kain) dengan keras. Jika gerak simetris kanan dan kiri dan penyatuan cocok, berarti tidak ada kelainan pada kedua tulang ini.

🔴Penanganan lebam pada kepala anak karena benturan:

Jika tidak ada luka langsung dikompres dingin pada bagian yang terbentur. Hal ini untuk mencegah bertambah banyak darah yang merembes ke jaringan. Pengompresan juga akan mengurangi udema (pembengkakan). Pada hari berikut dilihat kondisi pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit, untuk melebarkan pembuluh darah setempat, setelah itu dikompres dingin selama 1-2 menit. Hal ini dilakukan 4 - 5 kali sehari sampai bengkak menghilang.

💟Alhamdulillaah, sekian penjelasan singkat tentang cedera kepala pada anak. Semoga menambah pengetahuan ibu-ibu semuanya..

Allohua'lam bishshowab

Sumber pustaka:
1.Advanced Trauma Life Support (ATLS) 7th edition
2.de jong, W & syamsuhidayat, R. Buku ajar ilmu bedah,egc,1997.
3.dr.H.Sulanto Saleh-Danu R, bag.farmakologi klinik FK UGM. http://tempo.co.id/medika/arsip/122002/sek-1.htm 
4. RUANG PRAKTEK BEDAH - DOKTER RAMZI SPB: Kapan sebaiknya pasien cedera kepala di lakukan CT- Scan kepala ? - Berbagi halaman web——RUANG PRAKTEK BEDAH - DOKTER RAMZI SPB: Kapan sebaiknya pasien cedera kepala di lakukan CT- Scan kepala ? http://blokdokterramzispb.blogspot.com/2013/04/kapan-sebaiknya-pasien-cedera-kepala-di.html?m=1 
5. CEDERA KEPALA PADA ANAK | Klinik Anak Online - Berbagi halaman web——CEDERA KEPALA PADA ANAK | Klinik Anak Online http://childrenclinic.wordpress.com/2009/07/31/cedera-kepala-pada-anak/

dr. Reni ~grup RM WA~

Senin, 05 Mei 2014

Zuhud

ZUHUD

Muhammad bin Al Hasan, murid terdekat Imam Abu Hanifah, diminta untuk menulis buku tentang ZUHUD. Kemudian beliau menjawab, "Aku telah menulis buku tentang MUAMALAT."

Dr. Ibrahim Ad Duwaisy berkomentar tentang jawaban tersebut, "Jawaban Muhammad bin Al Hasan sangat tepat, karena orang ZUHUD adalah orang yang menghindari syubhat dan makruh dalam perniagaan dan MUAMALAT."

Dikutip dari buku Harta Haram Muamalat Kontemporer, Dr. Erwandi Tarmizi

Bertemu Allah

BERTEMU ALLAH

Penghuni surga akan bertemu dengan Allah sekaligus melihat Allah. Inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah Firqotun Najiyah.

Setelah mendapatkan kenikmatan surga dengan segala isinya; buah- buahan, sungai- sungai, bidadari yang cantik jelita maka ada tanbahan kenikmatan yakni melihat wajah Allah. Kenikmatan melihat Allah adalah puncak kenikmatan penghuni surga. Kenikmatan ini tidak bisa ditandingi dengan kenikmatan lainnya. Penghuni surga akan melihat Allah sebagaimana kita melihat bulan purnama. Yakni maksudnya jelas melihat Allah. Hal ini sebagaimana terdapat di dalam hadits shahih. Dalam hadits ini juga ada dalil bahwa Allah memiliki sifat 'uluw (tinggi) dan sebagai bantahan bahwa Allah ada di mana mana atau Allah itu tidak boleh disifati dengan jihat atau arah tertentu. Sebagaimana kita melihat bulan purnama yakni arah pandangan kita ke atas maka penghuni surga akan melihat Allah di Atas dengan segala kesempurnaan sifat yang ada pada Allah dan Allah berbeda dengan makhlukNya.

Semoga kita diberi kekuatan untuk memiliki ilmu dan beramal untuk dapat meraih surga Allah dan bertemu dengan Allah. Amin. Demikian sekelumit faidah kajian Lum'atul I'tiqad bulan April lalu

Ilmu, Melihat Wajah Allah dan Surga
Salah satu kenikmatan penduduk surga adalah melihat Allah. Menggapai surga Allah itu dengan ilmu sebagaimana sering kita dengar sebuah riwayat 'Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga' Jalan ke surga diraih dengan ilmu. Maka semangat dan sungguh sungguhlah mencari ilmu jika kita bersungguh sungguh ingin bertemu Allah dan melihat wajah Allah di surga. Mungkinkah kita menuntut ilmu hanya sekedar sambilan saja seolah olah mencari surga itu kerjaan sampingan kita. Padahal surga adalah cita-cita tertinggi kita dan salah satunya didapat dengan menuntut ilmu.... Allahul Musta'an

(Diringkas dari ceramah Ustadz Abu Kholil Mujahid bertajuk 'Pendidikan Islami' dengan redaksi dari kami tanpa mengubah sunstansi isi ceramah yang beliau sampaikan)

Penipuan di Dunia Pendidikan

Penipuan (Ghisysy) di Dunia Pendidikan

Penipuan (Ghisysys) ternyata bukan saja dipraktikkan di dunia niaga. Di dunia pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi praktik ghisysy tidak asing lagi dilakukan oleh perorangan atau pun masal. Praktik ini dikenal dengan curang, menyontek saat ulangan umum. Juga termasuk dalam bentuk ghisysy tindakan plagiat dalam karya ilmiyah yang menjadi syarat kelulusan dan ghisysy yang lebih lebih tinggi lagi adalah praktik jual beli ijazah.

Tradisi ghisysy ini telah mengakar dan membudaya di tengah sebagian masyarakat Indonesia sehingga pada saat salah seorang yang membongkar praktik ghisysy pada saat ujian nasional di salah satu sekolah dasar di sebuah kota, bukannya mendapat dukungan dari masyarakatnya, malah ia dikuncilkan dan diusir dari rumahnya sendiri oleh orang-orang di sekitarnya. Dan di salah satu daerah lainnya agar ghisysy tidak terjadi di sekolah-sekolah pasukan keamanan dengan seragam lengkap harus mengawal pendistribusian soal ujian.

Gejala ini sangat menyedihkan,karena anggota masyarakat yang telah menganggap lumrah praktik ghisysy di lembaga pendidikan mayoritasnya adalah Islam. Tentulah kejahatan ini diakibatkan karena mereka telah menjauh dari agama mereka yang menjunjung tinggi kejujuran dan menumpas segala bentuk penipuan.

Islam telah mengharamkan persaksian palsu dan menempatkan dosa ini dalam jajaran dosa besar sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Al Haitamy, “Dosa besar yang ke-437 dan ke-438: memberikan dan menerima persaksian palsu”. Dan praktik jual beli ijazah merupakan bagian dari persaksian palsu, karena lembaga yang menjual ijazah kepada seorang oknum sesungguhnya telah bersaksi bahwa oknum ini telah menempuh pendidikan sekian lama di lembaga tersebut, juga telah mengikuti ujian, dan berhak mendapat nilai sekian.

Allah telah menjelaskan sifat-sifat para hamba-Nya, diantara sifat mereka tidak memberikan persaksian palsu. Allah berfirman yang artinya,

“ Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu” (Al Furqon:72) 

Diriwayatkan dari Abi Bakrah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Kami berada di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda ,
أَلَا أُنَبِّئكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ؟ - ثلاثا - قُلْنَا : بَلَى يَا رَسُوْلُ اللهِ ، قَالَ : الِإشْرَاكُ بِاللهِ ، وعُقُوْقُ الْوَالِدَيْن وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ أ وْقَوْلُ الزُّوْرِ وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَمَا زَال يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا : لَيْتَهُ سَكَتَ
“Maukah kalian aku beritahu dosa yang paling besar? Kami berkata, “Tentu wahai Rasulullah,” Ia bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, persaksian palsu dan perkataan dusta,” awalnya beliau bertelekan lalu duduk, beliau terus mengulang-ulang kalimat ini sehingga kami berkata, “semoga beliau berhenti”. (Muttafaqun ‘alaih)

Begitu juga dengan praktik contek-menyontek saat ulangan merupakan ghisysy yang Nabi berlepas diri dari para pelakunya. Beliau bersabda,
مَنْ غَشَّ فلَيْسَ مِنِّي
“Tidak termasuk golonganku orang yang menipu”. (HR Muslim)

Akibat dari ghisysy pada saat ulangan atau membeli ijazah tidak berhenti disitu. Pada ijazah dan nilai ujian dipergunakan untuk melamar pekerjaan dan dia mendapat pekerjaan dengan nilai yang diperoleh dari hasil ghisysy (penipuan dengan menyontek) maka gaji yang ia terima setiap bulannya di khawatirkan tidak halal. Karena merupakan hasil penipuan nilai dan ijazah.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang seorang murid yang memberikan contekan ulangan kepada temannya, maka beliau menjawab, “Seorang murid sama sekali tidak boleh membantu temannya memberikan jawaban ujian, karena perbuatan ini termasuk berkhianat dan pihak yang berwenang tidak membolehkannya. Perbuatan ini termasuk pada hakikatnya adalah kezaliman terhadap murid yang dibantu, juga kezaliman dari murid yang membantu, serta tindak kejahatan terhadap lembaga pendidikan dan terhadap umat.

Perbuatan ini menzalimi siswa yang dibantu, karena dia dibantu untuk melakukan sebuah perbuatan dosa yaitu menipu. Nabi telah bersabda,
مَنْ غَشَّ فلَيْسَ مِنِّي

Tidak termasuk golonganku orang yang menipu”. (HR Muslim)

Perbuatan ini kezaliman dari murid yang membantu, karena dia telah membantu, karena dia telah membantu terjadinya sebuah perbuatan dosa, yaitu menipu. Dan orang yang membantu terjadinya sebuah dosa niscaya mendapatkan dosa yang sama, sungguh Nabi telah mengutuk orang yang memakan riba, yang memberikan riba, mereka seluruhnya sama berdosa. Dari hadits ini, sangat jelas bahwa orang yang membantu terjadinya sebuah dosa dia juga berdosa.

Perbuatan ini merupakan tindak kejahatan terhadap umat, karena umat yang terdiri dari para lulusan sekolah hasil penipuan adalah sebuah umat yang berada dalam kehancuran…

Oleh karena itu, saya menasehati para siswa dan mahasiswa hendaknya mereka takut kepada Allah pada saat pengerjaan ulangan.. begitu juga nasehat saya kepada para guru dan para pengawas ulang agar takut kepada Allah dan jangan melalaikan tugas. Karena kelak di akhirat mereka akan diminta pertanggung jawabannya terhadap tugas yang diamanahkannya kepada mereka. (Fatawa Nuurun ala ad Darb)

Dalam majelis yang lain syaikh ditanya tentang hal serupa dan beliau menjawab, “Tidak boleh bagi seorang pelajar/mahasiswa berbuat curang ketika ujian, karena kecurangan tersebut termasuk dosa besar berdasarkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam,”Siapa saja yang yang menipu kami (berbuat curang) maka dia tidak termasuk bagian dari kami’, karena dengan kecurangannya tersebut dia akan mendapatkan tanda kelulusan (ijazah) padahal dia tidak berhak menerimanya, kemudian dia mendapat pekerjaan tertentu di sebuah instasi, dimana posisi tersebut tidak diberikan kecuali kepada orang yang yang punya ijazah (tadi), kalau seandainya ijazahnya tersebut didapatkan dengan curang, maka dikhawatirkan gaji yang diterimanya menjadi haram (hukumnya) karena dia mengambil gaji tersebut, padahal dia tidak berhak mendapatkannya disebabkan ia tidak mendapatkan nilai (yang ada di ijazahnya) dengan cara benar atau lebih tepatnya dikatakan bahwa pada hakikatnya dia layak untuk menduduki jabatan tersebut, maka gaji yang diambilnya termasuk dalam kategori memakan harta dengan cara yang bathil” (Fatawa Nuurun ala ad Darb)

Dari Harta Haram Muamalat Kontemporer, Dr. Erwandi Tarmizi, M.A hal 154-157

Sebab-sebab Bertambahnya Iman

SEBAB-SEBAB BERTAMBAHNYA IMAN

Orang-orang yang kita sebutkan di atas mengetahui bahwa keimanan seseorang dapat bertambah, semakin mantap dan semakin kokoh dengan amalan-amalan tertentu. Begitu pula sebaliknya, ada beberapa sifat dan amalan yang bisa mengurangi kadarnya. Mereka senantiasa mengerjakan amalan yang bisa mendongkrak iman mereka dan menjauhi sifat dan amalan yang dapat mengurangi kadarnya. Hal inilah yang mengantarkan mereka berhasil menjadi tokoh terkemuka dan orang-orang pilihan.

Allah yang Maha Suci menjadikan setiap hal yang disukai dan diinginkan mempunyai sebab dan cara untuk mendapatkannya. Perkara yang paling diinginkan dan disukai serta paling bermanfaat adalah iman. Allah menunjukkan banyak jalan untuk meraih, memperkuat atau menambah iman seseorang. Jika seorang hamba menjalaninya maka keyakinan dan keimanannya akan bertambah dan semakin kuat. Semua itu telah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam kitabNya dan oleh RasulNya dalam Sunnah-sunnahnya. 

Diantara jalan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari Ilmu yang bermanfaat yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Menurut Ibnu Rajab rahimahullah, “Ilmu yang bermanfaat adalah menguasai nash-nash Al Kitab dan as Sunnah, memahami makna-maknanya. Mengambil atsar dari para shahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in yang berkaitan dengan makna-makna al Qur-an dan al Hadits, serta perkara-perkara yang berkaitan dengan halal, haram, zuhud, kelembutan hati (raqa’iq) dan berbagai pengetahuan lainnya. Bersungguh-sungguh dalam membedakan yang shahih dengan yang dhaif dan bersungguh-sungguh dalam memahami makna atsar-atsar tersebut. Ilmu yang seperti ini sudah cukup bagi orang yang berakal dan cukup menyibukkan orang yang mencari kesibukan dengan ilmu yangbermanfaat ini” Ilmu yangbermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Maka ilmu yang dapat menambah keimanan adalah ilmu yang diamalkan. 

Pintu-pintu ilmu syar’i yang dapat menambah keimanan diantaranya:

a. Membaca dan merenungkan Al Qur-an. Ini adalah pintu ilmu paling besar yang dapat menambah, memperkokoh, dan memperkuat keimanan.

b. Mengenal nama-nama dan shifat Allah. Mengenal Asmaul Husna dan Shifat shifat Allah yang terdapat dalam al Kitab dan as Sunnah serta segala hal yang dapat menunjukkan kesempurnaan Allah yang mutlak merupakan pintu ilmu yang paling besar.

c. Memperhatikan Sirah (perjalanan hidup) Nabi yang mulia shallallahu ‘alihi wa sallam. Memperhatikan sirah Nabi yaitu dengan memperhatikan sifat-sifat Nabi, akhlaknya yang mulia,dan perilakunya yang terpuji. Beliau dipercaya Allah untuk menerima wahyuNya, orang terbaik di antara makhlukNya, utusanNy bagi seluruh hambaNya, dan seorang utusan yang membawa agama dan manhaj yang lurus. Maka mempelajari Sirah Nabi merupakan pintu ilmu yang penting untuk mengupayakan bertambahnya iman kita.

d. Memperhatikan keindahan ajaran agama Islam. Seluruh ajaran agama Islam sangatlah indah. Aqidahnya paling benar, paling jujur, dan paling bermanfaat. Akhlaknya paling terpuji dan paling bagus. Amalan dan hukumnya paling baik dan paling adil.

e. Membaca Sirah Salaf (pendahulu) umat ini. Mereka adalah generasi terbaik, manusia terbaik. Mereka adalah saksi sejarah peristiwa-peristiwa besar. Mereka adalah orang-orang yang membawa agama ini kepada generasi setelah mereka. Merekalah orangyang paling kuat Imannya, paling kokoh ilmunya, paling bagus hatinya, dan paling suci jiwanya. 
 
2. Merenungkan Ayat-ayat Kauniyah

Memikirkan dan memperhatikan ayat-ayat dan makhluq ciptaan Allah yang beraneka ragam dan menakjubkan seperti langit, bumi, matahari, bulan, planet, bintang, malam, siang, gunung, pepohonan, laut, sungai, dan berbagai ciptaan Allah lainnya yang tidak terhitung jumlahnya merupakan salah satu pendorong keimanan dan salah satu sebab paling bermanfaat dalam memperkuat keimanan.

Perhatikanlah langit! Ia begitu tinggi, luas dan kokoh. Tidak ada tiang penyangga di bawahnya dan tidak ada tali menggantung di atasNya. 
Perhatikanlah bumi! Dia Subhanallah menciptakannya sebagai hamparan yang membentang. Dia menjadikan di dalamnya sumber rezeki, makanan, dan penghidupan untuk hamba-hambaNya. 

Perhatikan pula gunung! Dia menjadikannya untuk meneguhkan bumi dan menjadikannya pasak yang menjaganya agar tidak goyah!

Perhatikan pula angin yang lembut yang berhembus di antara langit dan buni yang dapat dirasakan dan diketahui keberadaannya ketika berhembus tetapi tidak terlihat bentuknya.

Perhatikanlah awan yang berarak-arak antara langit dan bumi. Awan berjalan berkelompok-kelompok kemudian tersusun dan terkumpul satu dengan lainnya, lalu gumpalan itu digiring oleh angin, inilah yang dinamakan olehNya dengan lawaqih. Selanjutnya awan itu digiring ke atas daerah yang membutuhkannya. Setelah Allah meratakan awan tersebut, Allah mencurahkan hujan. Perhatikanlah lautan! Jika bukan karena penjagaan Rabb Tabaraka Wa Ta’ala terhadapnya dengan kekuasaan, kehendak, dan penahanan dariNya, maka air laut tersebut akan meluap dan memenuhi seluruh permukaan bumi.

Perhatikan matahari dan bulan ketika terbit dan tenggelam sehingga terjadi pergantian siang dan malam! 

Perhatikan macam-macam hewan dan tumbuhan yang berbeda jenis satu sama lain! 

Dan secara khusus perhatikanlah penciptaan Allah atas dirimu sendiri wahai manusia! Darimanakah engkau diciptakan? Dari nuthfah yang berasal dari air yang hina! Kemudian Alah mengubahnya menjadi ‘alaqah kemudian menjadi mudhghah sampai Allah sempurnakan penciptaan manusia dengan sebaik-baik penciptaan!

3. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan, memperbanyak, dan menjaga amal shalih dengan ikhlas mengharap wajah Allah

Amalan-amalan dalam Islam terbagi menjadi:

a. Amalan Hati

Contoh amalan hati adalah: ikhlas, cinta, tawakkal, inabah, harap (roja), takut (khouf), khawatir, inabah, ridha, sabar dan lain-lain. Amalan hati pada hakekatnya merupakan dasar agama, pangkal segala urusan dan perkara yang paling penting. Dalam mengerjakan amalan hati manusia dibagi menjadi tiga tingkatan sebagaimana dalam hal amalan badan: ada orang yang berbuat dzalim terhadap dirinya, ada yang tengah-tengah, dan ada yang berseger
a mengerjakan berbagai kebaikan.

b. Amalan Lisan
Adapun berkaitan dengan amalan lisan, seperti dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, memuji dan menyanjungNya, membaca kitabNya, membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajak kepada yang baik, melarang dari perbuatan mungkar, membaca tasbih, beristighfar, berdoa, dan amalan-amalan lisan lainnya, maka tidak diragukan lagi bahwa menegakkan, selalu menjaga, dan memperbanyak amalan-amalan tersebut termasuk sebab-sebab paling besar dalam menambah keimanan.

c. Amalan Anggota Badan
Adapun contoh amalan anggota badan seperti shalat, puasa haji, shadaqah, jihad dan ibadah lainnya. Allah Ta’ala menyebutkan delapan sifat orang beriman yang mengaitkan dengan amalan anggota badan dalam surat al Mu’minun. Delapan sifat ini masing-masing akan menghasilkan dan menumbuhkan keimanan. Kedelapan sifat ini juga termasuk sifat-sifat keimanan dan termasuk tafsir dari iman. Delapan sifat itu adalah:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ* الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ* وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ* وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ* وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ* إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ* فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ* وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ* وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ* أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ* الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ*
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat
-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (Terjemahan Asbab Ziyadatil Iman, Syaikh Abdurrozzaq hafizhahullah. Diterbitkan Media Hidayah Jogja)

Sebab-sebab Terjadinya Akhlak Yang Buruk

SEBAB SEBAB TERJADINYA AKHLAK YANG BURUK

1. Tabiat.

2. Pendidikan rumah yang buruk (Orang tua tidak mendidik anaknya agar memiliki akhlak baik ataupun suami tidak peduli dengan karakter istrinya. Suami macam ini terancam dengan predikat DAYYUTS)

3.Pengaruh lingkungan/ pergaulan dengan masyarakat dimana dia tinggal.

4. Perbuatan zhalim.

5. Nafsu syahwat.

6. Kemarahan.

7. Kebodohan.

8. Kekuasaan.

9. Menyendiri yakni menarik diri dari pergaulan sehingga dia tidak bergaul dengan masyarakat.

10. Kekayaan harta benda.

11. Ketenaran dan jauh dari mawas diri.

12. Banyak bersedih.

13. Banyak penyakit.

14. Usia renta.

15. Sensitif.

16. Lalai dari aib yang ada pada dirinya.

17. Berputus asa dari memperbaiki diri (Dia merasa bahwa akhlak itu sesuatu yang baku dan tidak bisa diubah sehingga dia pasrah atau mencari legitimasi untuk akhlak buruknya. Dia berkata, "Ini kan sudah karakter saya. Mau diapakan lagi"

18. Kemauan yang lemah.

19. Meremehkan untuk menunaikan hak hak.

20. Minimnya saling nasehat menasehati dan berwasiat untuk memiliki akhlak yang baik.

21. Sombong dari menerima nasehat yang lurus dan kritikan yang membangun. Dan seringkali orang yang buruk akhlaknya tidak mau menerima nasehat. Atau sebaliknya manusia enggan menasehatinya disebabkan takut akan keburukan akhlaknya. Manusia takut akan kekasaran sikapnya...takut akan ketajaman lisannya...wal hasil nasehat itu tertutup untuknya...

22. Sedikit dalam memikirkan perkara akherat.

23. Bersahabat dengan orang orang yang tidak baik.

24. Minimnya rasa malu.

25. Tamak dan serakah.

Inilah beberapa sebab yang membawa seseorang kepada su'ul khuluq / akhlak tercela. 

(Akhlak-akhlak Buruk: Fenomena, sebab sebab terjadinya dan cara pengobatannya. Muhammad bin Ibrahim Al -Hamad. Pustaka Darul Ilmi, dengan beberapa tambahan)