Ringkasan materi Syarah Hadits Arba'in
Oleh: Ustadzah Ummu Fadhl Liana Suciawati
بسم الله الرحمن الرحيم
Hadits yang pertama
عن أمير المؤمنين أبي حفصٍ عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله عليه وسلم يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( إنما الأعمال بالنيات ، وإنما لكل امرئ ما نوى ، فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله ، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه ) .
رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبه البخاري وأبو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما من أصح الكتب المصنفة .
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatantergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaaburi di dalam dua kitab Shahih, yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
Hadits ini merupakan hadits yang disepakati keshohihannya walaupun diriwayatkan dengan satu jalur sanad yaitu dari yahya bin said al anshori dari muhammad bin ibrohim at taimi dari alqomah bin waqqosh al laitsi dari umar bin al khoththob
Imam ahmad berkata," prinsip/poros islam itu ada pada 3 hadits yaitu hadits dari nu'man bin basyir إنّ الحلال بيّن و إنّ الحرام بيّن , kemudian hadits ini dan hadits dari aisyah من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو ردّ
kenapa dikatakan demikian?
karena amal seorang hamba yang mukallaf (sudah terbebani syariat) tertumpu pada perintah dan larangan yaitu perkara-perkara yang yang diperintah dan dilarang kemudian dalam melakukan amal seorang memerlukan niat dan dalam beramal tata caranya harus sesuai dengan tuntunan nabi. jadi amalan seorang mu'min tidak terlepas dari 3 hadits ini
Syarh/penjelasan hadits
إنّما الأعمال بالنيّات
kata إنّما mempunyai faidah hashr/pembatasan biasanya diterjemahkan hanyalah.
maksud amalan disini adalah amaln yang disyriatkan sehingga pengertian إنّما الأعمال بالنيّات adalah tidak dianggap sebagai suatu amal jika tidak disertai dengan niat
Imam ibnu rojab berkata (dalam kitab jami'ul uluum wal hikam)
"amalan-amalan itu dianggap baik atau buruk,diterima atau tidak,diberi pahala atau tidak sesuai dengan niat pelakunya"
dan ini diperjelas dengan lafazh yang kedua و إنّما لكلّ امرئ ما نوى
perbedaan إنّما yang pertama dengan yang kedua adalah إنّما yang pertama menunjukkan pada amalannya dan yang kedua menunjukkan hasil yang yang akan didapat
maka و إنّما لكلّ امرئ ما نوى maknanya
seseorang tidak mendapatkan hasil dari amalannya kecuali sesuai dengan apa yang ia niatkan,jika ia meniatkan kebaikan maka akan memperoleh pahala dan jika ia meniatkan keburukan maka ia mendapat dosa
makna niat
dalam alqur'an
a. irodah
sebagaimana firman Alloh dalam surat ali imron:152, al anfal:67, asy syuuro:20
b. ibtighoo
sebagaimana firman Alloh dalam surat allail:20, al baqoroh:265,272
dalam hadits ini makna niat itu adalah niat itu sendiri
Perkataan para ulama tentang niat
Ibnu abid dunya dari yahya bin abu katsir
" pelajarilah niat karena niat lebih baik dari perbuatan"
Yusuf bin asbath berkata
" membersihkan niat dari perkara-perkara yang merusaknya lebih berat bagi para pelaku amal daripada amalan itu sendiri"
Abdulloh ibn mubarok berkata
"berapa banyak amalan yang kecil menjadi besar lantaran niat dan berapa banyak amalan yang besar menjadi kecil karna niat"
fungsi niat
-sebagai pembeda antara ibadah dengan adat/rutinitas
oleh karena itu dikatakan oleh para ulama
عبادة أهل الغفلة عادة و عادة أهل اليقظة عبادة
ibadahnya orang lalai dari memperhatikan niat mejadi rutinitas belaka dan rutinitasnya orang yang senantiasa memperhatikan niatnya adalah ibadah
dalam hadits ini rosul memberikan contoh yang benar dan yang salah dalam ibadah hijroh
-ada yang meniatkan hijroh karena Alloh dan rosulnya maka orang ini mendapat pahala
-ada yang meniatkan karena dunai yang hendak ia raih atau karena wanita yang hendak ia nikahi maka ia mendapat apa yang ia niatkan yaitu berupa dunia atau wanita tapi tidak mendapat pahala dari Alloh
ini menunjukkan bahwa niat yang benar bisa menyebabkan datangnya pahala, bisa jadi 2 orang melakukan ibadah yang sama tapi berbeda dalam perolehan pahala
Pendapat para ulama tentang masalah niat dalam suatu ibadah
1. apabila suatu ibadah yang niatnya bukan karena Alloh maka ibadah nya tidak dianggap (tidak diterima dan tidak mendapat pahala)walaupun dalam pandangan manusia ia telah beribadah
2. jika seseorang beribadah niat awalnya karena Alloh kemudian ditengah-tengah berubah maka hal ini ada 2 hal
-jika ia menghapus niat awalnya (yang karena Alloh) diganti dengan niat selainAlloh maka ibadahnya batal dari awal-akhir
- namun jika ia tersadar dan kembali pada niat awal maka amalannya diterima
namun menurut syaikh al Utsaimin hal ini harus dirinci dan dilihat jenis ibadahnya
-jika ibadahnya berupa satu rangkaian seperti sholat maka jika niat ditengah-tengah berubah menjadi niat selain Alloh maka sholatnya tidak diterima berdasarkan qiyas jika dalam satu rokaat batal maka batal semua rokaat yang lain
-jika ibadahnya bukan satu rangkaian seperti shodaqoh 100rb yang 30rb niatnya karna Alloh yang 70rb niatnya selain Alloh maka yang diterima shodaqoh yang 30rb yang 70rb tertolak
3. jika seseorang beramal niatnya karena Alloh setelah selesai beramal ada orang yang memujinya maka ia mendapat pahala dan kesenangan yang disegerakan dengan syarat tidak riya dan sombong setelah dipuji. jika ia berubah menjadi riya dan sombong karena dipuji maka gugur/batal pahala ibadahnya
4. jika seseorang beribadah niatnya karena Alloh kemudian syariat menetapkan adanya keuntungan dunia yang bisa diraih maka ia boleh meniatkan kedua-duany (karena Alloh dan karena keuntungan dunia) seperti menyambung silaturahmi keuntungan dunianya diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. namun yang lebih utama adalah memurnikan niatnya hunya karena Alloh semata agar pahala ibadahnya sempurna dan dengan sendirinya keuntungan dunia akan menyertainya
5.jika sebuah ibadah yang tidak tercampur dengannya riya tapi untuk mendapatkan upah atau ghonimah maka hal ini tidak membatalkan pahala amalannya akan tetapi berkurang kesempurnaan pahalanya sesuai dengan berkurangnya keikhlasan
Yang perlu diperhatikan tentang masalah niat
- bahwa niat tepatnya dihati tidak ada satu dalilpun yang menganjurkan niat itu dilafazhkan dan niat adalah amalan hati dan ini merupakan ibadah maka harus ada/sesuai dengan dalil karena ibadah sifatnya adalah tauqifiyyah
- niat tidak dapat merubah suatu hukum yang sudah jelas halal-haromnya
Faidah Hadits
1. Niat adalah penentu amalan dari segi terwujudnya maupun tujuannya
2. Hasil yang didapat oleh orang yang beramal adalah sesuai dengan niatnya
3. seseorang mendapat pahala atau dosa tergantung dari niatnya
4. wajib bagi seorang muslim menata niatnya sebelum ia beramal
5. amalan yang diterima disisi Alloh adalah amalan yang yang ikhlas dan sesuai tuntunan nabi
6. amalan yangditujukan pada Alloh kemudian tercampur dengan niatan lain selain riya maka kesempurnaan pahalanya berkurang sesuai dengan kadar berkurangnya keikhlasan
7.amalan yang ditujukan pada selain Alloh tidak bernilai apa-apa
8.riya yang terbesit kemudian hilang tidak mempengaruhi amal
9.hadits ini merupakan salah satu poros islam
10. hadits ini memotivasi kita untuk senatiasa berlaku ikhlas dalam setiap ibadah
11. indahnya metode pengajaran nabi beliau menyebutkan perkara yang global baru kemudian perkara yang rinci
wallohu a'lam.
( Kajian Ta'shily Rabu sore pekan ke 2)
🌴Diselenggarakan oleh Kemuslimahan Yayasan Al Hanif 🌴